Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

Konsumsi hedonis meliputi aspek tingkah laku yang berhubungan dengan multi-sensory, fantasi, dan konsumen emosional yang dikendalikan oleh manfaat seperti kesenangan dalam menggunakan produk dan pendekatan estetis Hirschman dan Holbrook, 1982. Tawar menawar adalah dua pengalaman berbelanja berhubungan dengan kenikmatan dalam berbelanja Sherry, 1990. Oleh karena itu disarankan bahwa pengalaman pembelian mungkin adalah lebih penting dibanding memperoleh produk. Penentuan impulse buying mempunyai peran penting di dalam memenuhi keinginan hedonis berhubungan dengan konsumsi hedonis Hausman, 2000; Piron, 1991; Rook, 1987. Peran ini mendukung hubungan konseptual antara motivasi belanja hedonis dan perilaku. Hal ini menunjukkan konsumen lebih mungkin terlibat dalam impulse buying ketika mereka termotivasi oleh keinginan hedonis atau oleh alasan ekonomi, seperti kesenangan, fantasi, dan sosial atau kepuasan emosional. Menurut Dawson, and Ridgway, 1990 motif Hedonic shopping didasarkan kepada kualitas dari pengalaman belanja itu senditi daripada pengumpulan dari sustu informasi atau dari suatu pembelian produk. Hedonic shopping merupakan suatu keinginan seseorang untuk mendapatkan suatu kesenangan bagi dirinya sendiri yang dapat dipenuhi dengan cara menghabiskan waktu untuk mengunjungi pusat perbelanjaan atau mall, menikmati suasana atauatmosfer yang ada di pusat perbelanjaan itu sendirimesipun mereka tidak membeli apapun atau hanya meliaht-lihat saja. Kebutuhan hedonik ini lebih menjadi sorotan utama karena dalam memperhatikan kondisi dari pengunjung terlihat bahwa ada suatu misteri yang harus diungkap untuk dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Karakteristik dari nilai hedonik adalah self-purposeful dan self- oriented Babin dalam Rintamaki, 2006. Karaktersitik nilai hedonik yang dimaksud disini adalah konsumsi hedonik dilakukan dengan sengaja oleh konsumen itu sendiri dengan lebih memperhatikan aspek pribadinya. Rintamaki 2006 juga mengemukakan bahwa pelangganpembeli merealisasikan nilai hedonik saat perilaku belanja diapresiasi sebagai haknya, dengan tidak mengindahkan perencanaan pembelian yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini berarti nilai hedonik sering direalisasikan demi memuaskan diri konsumen walaupun perilaku ini harus dilakukan dengan melanggar rencana pembelian terhadap suatu produk yang telah ditetapkan sebelumnya. Utami 2010 menyebutkan terdapat enam faktor motivasi berbelanja hedonik, yaitu: 1 Adventure Shopping Sebagian besar konsumen berbelanja karena adanya sesuatu yang dapat membangkitkan gairah belanja dari konsumen itu sendiri, merasakan bahwa berbelanja adalah suatu pengalaman dan dengan berbelanja konsumen serasa memiliki dunianya sendiri.