Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas dan Mangrove

Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Kondisi Kawasan Hutan 42

4.2.1. Pulau Lingga

Berdasarkan analisis citra satelit, kondisi umum kawasan hutan Pulau Lingga masih sangat baik, sebagian besar berupa hutan dataran rendah. Hutan primer masih cukup luas di beberapa daerah pegunungan Gambar 4.17. Data luasan tiap tipe land use Tabel 4.4, menunjukkan dominasi hutan dataran rendah terjadi di seluruh kawasan. Pulau Lingga memiliki luas 85.517 ha yang terbagi menjadi beberapa tipe penutupan lahan, antara lain; hutan dataran rendah 73.250 ha, hutan dataran tinggi 7.361 ha, hutan mangrove 2.334 ha, lahan terbuka 103 ha, pemukiman 385 ha, perkebunan 189 ha, semak belukar 1.403 ha, dan tegalan 492 ha. Tabel 4.4. Luasan Beberapa Tipe Landuse Hasil Analisis Citra Satelit di Pulau Lingga No Landuse Luas Ha 1 Hutan dataran tinggi hutan primer 7.361 2 Hutan dataran rendah 73.250 3 Hutan mangrove 2.334 4 Tegalan 492 5 Semak belukar 1.403 6 Pemukiman 385 7 Lahan terbuka 103 8 Perkebunan 189 Luas Pulau Lingga 85.517

4.2.1.1. Hutan Lindung

Hutan Lindung Gunung Daik di Pulau Lingga telah ditetapkan berdasarkan SK Kepala Daerah Tingkat I Riau No. Kpts. 96III1998tanggal 23Maret 1998, dengan luas 14.557,54 Ha. Namun sebelumnya, SK Penunjukan No. 671XII78, hutan Lindung Gunung Daik tertulis 49.000 ha. Data spasial yang ada adalah TGHK 1985 yang membagi hutan menjadi hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan mangrove. Hal ini menyebabkan penyajian data spasial tentang Hutan Lindung Gunung Daik belum dapat ditampilkan Lampiran 2. Kawasan hutan ini terletak di daerah Gunung Daik, yang merupakan Gunung tertinggi di Pulau Lingga, sekitar 1206 m, dari permukaan laut. Permasalahan yang ada pada hutan ini adalah belum jelasnya tata-batas kawasan, adanya kebun-kebun penduduk yang berada di dalam hutan dan illegal loging. Potensi obyek wisata alam yang menonjol adalah air terjun Sungai Resun yang juga sangat bermanfaat bagi masyarakat baik untuk air minum. Potensi lain yang Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Kondisi Kawasan Hutan 43 bisa dikembangkan di kawasan ini adalah industri air mineral dan pembangkit listrik tenaga uap. Potensi hasil hutan non kayu seperti buah-buahan dan getah merah juga sangat tinggi.

4.2.1.2. Hutan Produksi Terbatas dan Mangrove

Hutan Produksi Terbatas HPT pada saat ini tidak lagi dijalankan walaupun statusnya masih tetap berdasarkan TGHK 1984. Hutan ini pada awalnya dikelola oleh Perusahaan HPH PT. Pulai Lingga Coy. Kondisi hutan mangrove di Pulau Lingga relatif masih baik dan utuh, kondisi ini jauh lebih baik daripada Pulau Bintan. Berdasarkan SK Penunjukan No. 671XII78 terdapat tiga kawasan hutan produksi terbatas dan hutan bakau seluas 24.099 ha, terdiri atas; Tengkis 4.356 ha, Tanjung Duara 2.314 ha, dan Sungai Mengkuding 1.429 ha. Kawasan mangrove di kabupaten ini juga sudah mengalami pengelolaan oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya, meliputi panglong, tambang, tambak, pembalakan dan industri sagu.

4.2.2. Pulau Singkep