Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Kondisi Kawasan Hutan 29
Oleh karena itu, perlu dipikirkan untuk usaha meningkatkan debit air minum sesuai dengan kebutuhan masyarakat, paling tidak dapat ditingkatkan mencapai antara
300 lt per detik hingga 400 lt per detik, bahkan bila perlu dapat ditingkatkan mencapai 500 lt per detik.
Untuk mencapai itu, usaha yang paling strategis adalah dengan memperbaiki kawasan hutan lindung Sungai Pulai. Keterlibatan berbagai instansi perlu
dilakukan, khususnya Dinas Kehutanan dengan Dinas Pengelola Air Minum atau PDAM, tentu saja untuk keberhasilannya perlu di dukung oleh fihak-fihak lain.
Seperti oleh berbagai lembaga di jajaran Pemda, masyarakat luas, dan juga Lembaga Swadaya masyarakat LSM, dan perlu didukung oleh lembaga Legislatif
DPRD.
b. Hutan Lindung Bukit Kucing
SK Mentan No.KptsUM1978, 1-12-1979 dan SK Menhut No.424Kpts-II1987, 28-12-1987 menyebutkan luas Hutan Lindung Bukit Kucing adalah 54.40 ha. Pada
Menurut SK Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau No.525DPKPHUTVIII41.352 Tanggal 7 Agustus 2006, HL Bukit
Kucing memiliki luasan sebesar 66 ha. Secara umum kondisi hutan masih tertutup oleh hutan primer walaupun telah sedikit berubah.
HL Bukit Kucing berperan untuk melindungi sumber air kebutuhan PLN, dan Taman Wisata Kota Tanjung Pinang, karena lokasinya berada di tengah-tengah
Kota Tanjung Pinang.
c. Hutan Lindung Bukit Lengkuas dan Hutan Lindung Gunung Kijang
HL Bukit Lengkuas ditunjuk berdasarkan SK Mentan No.670KptsUM1978, 1-12- 1979 dan ditetapkan dengan SK. Menhut No 424Kpts-II1987, 28-12-1987, seluas
1.071,80 ha. Namun berdasarkan SK terbaru Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau tertuang luasan 646 ha. Sementara itu HL
Gunung Kijang ditunjuk dengan SK Mentan No.70KptsUM1978 1-12-1979 dan ditetapkan berdasarkan SK Menhut No.424Kpts-II1987, 28-12-1987 seluas 760
ha. Berdasar data terbaru SK No.525DPKPHUTVIII41.352 Tanggal 7 Agustus 2006 tertuang luasan 643 ha. Secara umum sebagian besar kawasan masih
berupa hutan primer dan hutan dataran rendah. HL Bukit Lengkuas dan HL Gunung Kijang merupakan penyedia sumber air untuk
Kota Kijang dan Indomoty Produksi air mineral oleh PT. Sanqua dan PT. Bentari.
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Kondisi Kawasan Hutan 30
d. Hutan lindung Gunung Bintan Kecil dan Bintan Besar
Hutan Lindung Gunung Bintan Kecil ditunjuk dengan SK Mentan No.060KptsUM1978 Tanggal 1 Desember 1979 dan ditetapkan dengan SK
Menhut No.426Kpts-II1987 Tanggal 28 Desember 1987 seluas 308 ha. Sedangkan Hutan Lindung Gunung Bintan Besar ditunjuk dan ditetapkan
berdasarkan SK Mentan No.701KptsUM1978, 1-12-1979 dan SK Menhut No.426Kpts-II1987, 28-12-1987 Status terakhir kawasan ini adalah sebagai
catchment area berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: 955Kpts-II1992. Menurut SK Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi
Kepulauan Riau No.525DPKPHUTVIII41.352 Tanggal 7 Agustus 2006 diketahui luas Hutan Gunung Bintan Kecil adalah 168 ha dan hutan Gunung Bintan Besar
395 ha. Berdasarkan data analisis citra satelit kondisi penutupan lahan masih berupa hutan primer dengan vegetasi yang rapat.
Fungsi utama kawasan Hutan Lindung Gunung Bintan Kecil dan Gunung Bintan Besar adalah sebagai Hutan penyangga Catchmet Area Pulau Bintan.
e. Hutan Lindung Sungai Jago