3. Pendataan dan Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan
1. Dalam rangka pelaksanaan pendataan dan penilaian, areal
perkebunan dikelompokan menjadi: a.
Areal Produktif, yaitu areal yang sudah ditanami meliputi areal tanaman belum menghasilkan dan areal tanaman menghasilkan.
b. Areal Belum Produktif, terdiri dari:
1 Areal yang sudah diolah tetapi belum ditanami; danatau
2 Areal belum diolah.
c. Areal Emplasemen, yaitu areal yang digunakan untuk
berdirinya bangunan dan sarana pelengkap lainnya dalam perkebunan.
d. Areal Lainnya, terdiri dari:
1 Areal tidak produktiftidak dapat dimanfaatkan, seperti
rawa, cadas, dan jurang; danatau 2
Areal jalan utama yang terletak di dalam danatau di luar areal perkebunan, jalan produksi yang berfungsi untuk
pengumpulan hasil dan jalan kontrol yang berfungsi untuk pengawasan areal perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penghitungan Nilai Tanah Areal Perkebunan ditentukan sebagai
berikut: a.
Nilai Tanah Areal Produktif: 1
Nilai Tanah Areal Prouktif merupakan penjumlahan Nilai Dasar Tanah Areal Produktif dan SIT.
2 Nilai Dasar Tanah Areal Produktif merupakan perkalian
luas dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi Areal Produktif.
3 Pedoman penentuan SIT ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak. b.
Nilai Tanah Belum Produktif 1
Nilai Tanah Areal kebun yang sudah diolah tetapi belum ditanami merupakan perkalian luas dengan nilai dasar tanah
per meter persegi areal kebun yang sudah diolah tetapi belum ditanami, termasuk di dalamnya biaya pembukaan
lahan. 2
Nilai Tanah Areal Kebun belum diolah merupakan perkalian luas dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi
areal kebun yang belum diolah. c.
Nilai Tanah Areal Emplasemen merupakan perkalian luas dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal emplasemen,
termasuk di dalamnya biaya pematangan tanah.
Universitas Sumatera Utara
d. Nilai Tanah Areal lainnya:
1 Nilai Tanah areal tidak produktif merupakan perkalian luas
dengan Nilai Dasar Tanah per meter persegi areal tidak produktif.
2 Nilai Tanah areal jalan merupakan perkalian luas dengan
dengan nilai dasar tanah per meter persegi areal jalan, termasuk di dalamnya biaya pematangan tanah.
e. Nilai Tanah per meter persegi areal perkebunan merupakan
jumlah nilai tanah Areal Produktif, Areal Belum Produktif, Areal Emplasemen, dan Areal lainnya dibagi dengan jumlah
luas Areal Produktif, Areal Belum Poduktif, Areal Emplasemen, dan Areal Lainnya.
3. Penghitungan Nilai Bangunan ditentukan sebagai berikut:
a. Nilai bangunan tiap-tiap jenis bangunan merupakan perkalian
luas dengan nilai bangunan per meter persegi tiap-tiap jenis bangunan.
b. Nilai bangunan per meter persegi merupakan jumlah nilai
seluruh bangunan dibagi dengan jumlah luas seluruh bangunan.
Universitas Sumatera Utara
B. Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan Nusantara IV Persero