diperoleh baik berupa bahan hukum sekunder, pendapat-pendapat atau tulisan para ahli atau pihak lain berupa informasi baik dalam bentuk formal maupun melalui
naskah resmi yang dijadikan sebagai landasan teoritis.
3. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitan tesis ini menggunakan teknik studi dokumen berupa buku-buku, tulisan-tulisan para ahli hukum, artinya data yang
diperoleh melalui penelurusan kepustakaan berupa data sekunder ditabulasi yang kemudian disistematisasikan dengan memilih perangkat-perangkat hukum yang
relevan dengan objek penelitian. Di samping dalam rangka mendukung bahan hukum positif diperlukan juga wawancara dengan informal yakni dengan penyidik pada
Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan terlebih dahulu merumuskan pertanyaan-pertanyaan
dalam tabel wawancaran sebagai pedoman wawancara terhadap informan yang selanjutnya penulis tuangkan ke dalam penelitian setelah terlebih dahulu
memverifikasi terhadap jawaban-jawaban informan. Wawancara dengan informal dilakukan dengan cara menunjuk secara langsung informan yang mengetahui
terhadap permasalahan.
4. Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif ini dilakukan dengan cara
pemilihan pasal-pasal yang berisi kaidah-kaidah hukum yang mengatur tentang tindak pidana perpajakan dengan pendekatan rezim anti money laundering sebagai
predicate crime on money laundering , kemudian membuat sistematika dari pasal-
pasal tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Data yang dianalisis secara kualitatif
akan dikemukakan dalam bentuk uraian yang sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data, selanjutnya semua data diseleksi dan diolah
kemudian dianalisis secara deskriptif sehingga selain menggambarkan dan mengungkapkan diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam
penelitian dalam tesis ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KARAKTERISTIK TINDAK PIDANA PERPAJAKAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
C. Karakteristik Tindak Pidana Perpajakan Berdasarkan Maksud Melakukan
Tindak Pidana
Tindak kejahatan di bidang perpajakan merupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Wajib Pajak individu atau badan yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara dari sektor pajak, yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kealpaan pelanggaran dan kesengajaan kejahatan.
45
Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan selanjutnya disebut KUP menetapkan bahwa selain
dilakukan oleh pembayar pajak plagen atau dader, tindak pidana pajak dapat melibatkan penyerta deelderming seperti wakil, kuasa atau pegawai pembayar pajak
atau pihak lain yang menyuruh melakukan doen plegen atau middelijke, yang turut serta melakukan medeplegen atau mededader, yang menganjurkan uitlokker, atau
yang membantu melakukan tindak pidana perpajakan medeplichtige. Hal ini dimaksudkan dalam kerangka meminta pertanggungjawaban pelaku.
46
Sedangkan
45
Hadi Irawan, Pengantar Perpajakan, Malang: Bayu Media, 2003, hal. 10 bahwa Adam Smith dalam bukunya An Inquire The Nature and Cause of the Wealth of Nations pemunggutan pajak
yaitu : keadilan equity , yuridis certainty, ekonomis dan efesiensi convenience of payment bahwa penggenaan pajak jangan sampai mematikan atau memberatkan dunia usaha justru makin
memotivasi berkembangnya ekonomi suatu Negara.
46
Satoehid Kartanegara dalam Tb. Irman, Hukum Pembuktian Pencucian Uang, Bandung: MQS Publishing Ayyccs Group, 2006, hal. 135-137, bahwa Masalah pembuktian dalam rangka
penegakan hukum pidana pada penanganan tindak pidana pencucian uang tidak terlepas dari prinsip- prinsip pembuktian yang terdapat di dalam hukum acara pidana. Adapun prinsip yakni:
Universitas Sumatera Utara