Subjek Tindak Pidana Perpajakan

B. Subjek Tindak Pidana Perpajakan

Berdasarkan rumusan wajib pajak, ada dua subyek yang menurut undang- undang perpajakan disebut sebagai wajib pajak yaitu orang danatau badan. Selain wajib pajak yang tendiri atas orang atau badan, ada pengertian yang lebih luas lagi yaitu pengertian subyek pajak. Dalam pajak penghasilan, subyek pajak diartikan meliputi orang pribadi atau perseorangan, warisan yang belum terbagi dan badan. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tatacara Perpajakan menyebutkan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah: a. Orang pribadi atau perseorangan dan warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan, menggantikan yang berhak; b. Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan usaha milik negara dan daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, persekutuan, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi, perkumpulan koperasi, yayasan atau lembaga, dan bentuk usaha tetap. Adapun subyek pajak terkait pajak bumi dan bangunan kiranya sama dengan subyek pajak yang diatur oleh KUP, yang menjadi waijib pajak atau subyek pajak adalah orang, atau badan. Subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, danatau memperoleh manfaat atas bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh manfaat atas bangunan. Penggunaan istilah wajib pajak seringkali disamakan dengan subyek pajak, tetapi sebenarnya ada Universitas Sumatera Utara perbedaannya. Perbedaannya, subyek pajak yang ada kewajiban membayar pajak itulah yang disebut wajib pajak. Subyek pajak yang benar-benar memperoleh penghasilan dan oleh karena itu berkewajiban membayar pajak, disebut sebagai wajib pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak. 51 Selanjutnya terkait karakteristik tindak pidana yang dilakukan oleh pejabat selaku subjek pajak maka ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tatacara Perpajakan menjelaskan bahwa setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan, dilarang mengungkapkan kerahasiaan WP yang menyangkut masalah perpajakan. Pelanggaran atas larangan mengungkapkan kerahasiaan WP tersebut dapat diancam sanksi pidana sebagai berikut: 52 a. Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal kerahasiaan Wajib Pajak, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.4.000.000,00 empat juta rupiah. sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap huruf a di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah. 51 Lihat Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tatacara Perpajakan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 52 Ketentuan Pidana di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tatacara Perpajakan Universitas Sumatera Utara b. Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp.10.000.000,00 sepuluh juta rupiah. sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap huruf b di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah.

C. Karakteristik Tindak Pidana Terkait Kewajiban Pajak