Pengukuhan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your

simpan-pinjam, pegadaian, perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan berjangka komoditi, dan usaha jasa pengiriman uang, telah dimasukkan sebagai PJK pelapor. Dengan dimasukkannya lembaga profesi seperti advokat, notaris, akuntan publik, kurator kepailitan, Pejabat Pembuat Akta Tanah dan konsultan bidang keuangan dan penyedia barang danatau jasa lainnya seperti perusahaan propertiagen properti, dealer mobil, pedangan permata dan perhiasanlogam mulia, pedagang barang seni dan antik, atau balai lelang sebagai PJK sebagai pihak pelapor, akan m h, dan bahan analisis semakin “kaya”, yang akhirnya hasil analisis secara optimal dapat dimanfaatkan oleh penegak hukum untuk

2. Pengukuhan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your

emberikan landasan hukum dan kejelasan mengenai peran dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban hukum berikut sanksi yang dapat dikenakan. Di samping itu, adanya perluasan pihak-pihak yang memiliki kewajiban pelaporan di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang akan semakin memperbanyak jumlah pelaporan, volume data base bertamba pencegahan dan pemberantasan TPPU. Customer; Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your Customer merupakan instrumen terpenting yang mendukung penerapan UU PPTPPU dan dalam rangka pencegahan terhadap praktek tindak pidana di bidang perpajakan yang menggunakan lembaga PJK untuk menyembunyikan danatau mengalihkan harta kekayaan hasil Universitas Sumatera Utara kejahatan. Substansi dari prinsip ini mengatur kebijakan dan prosedur mengenai identifikasi pengguna jasa, penerimaan pengguna jasa, pemantauan transaksi, pelatihan pegawai, pengendalian intern; serta audit internal dan eksternal yang dilaksanakan secara independen. Dengan penerapan KYC, perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam penanggulangan TPPU, baik dari aspek preventif maupun aspek represif. Dari aspek preventif pencegahan, semakin komprehensif dan efektif penerapan KYC oleh bank, maka semakin sempit ruang gerak para pelaku kejahatan di bidang perpajakan untuk melakukan pencucian uang melalui bank. Sedangkan dari aspek represif penghukuman, dengan terjadinya transaksi keuangan mencurigakan maka akan mudah diidentifikasi dan dilaporkan kepada pihak yang berwenang PPATK, sehingga dapat menjadi sumber informasi yang memungkinkan langkah penegakan hukum terhadap TPPU. Dengan kata lain, keberhasilan penerapan KYC dan pemenuhan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan oleh per bankan dan lembaga keuangan lainnya merupakan penentu awal dari keberhasilan penanganan TPPU. 84 84 Rosalia Suci H, Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your CustomerKYC Di Perbankan , dalam Laporan Pelaksanaan Seminar KYC dan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang , KBI Kendari, Mei 2005, hal. 3-4. The 1997 Core Principles for Effective Banking Supervision yang dikeluarkan oleh Basel Committe mengharuskan setiap bank memiliki kebijakan yang cukup dan prosedur yang jelas, termasuk ketentuan yang tegas mengenai know your customer rules KYC standar. Karena itu pengawas perbankan harus menerima rekomendasi FATF, yaitu semua ketentuan yang terkait erat dengan customer identification dan record-keeping. PJK diwajibkan untuk meningkatkan diligence dalam pendeteksian dan pelaporan transaksi keuangan yang mencurigakan, dan tindakan-tindakan lain harus pula diambil sehubungan dengan negara-negara yang tidak memiliki aturan-aturan anti pencucian uang yang tidak lengkap. Selanjutnya, untuk merinci lebih jauh The Core Principles dengan cara mencantumkan sejumlah kriteria dalam suatu daftar, Basel Committee kemudian mengeluarkan The 1999 Core Principles Methodology. Bank for International Settlements, Customer Due Diligence for Bank, Oct. 2001, www.imolin.org . diakses tanggal, 28 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara Pada saat ini pengaturan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your Customer ditetapkan melalui peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap jasa keuangan seperti Bank Indonesia, Bapepam dan Departemen Keuangan. 85 Prinsip tersebut belum diatur secara eksplisit sehingga dirasakan kurang memberikan landasan hukum yang kuat bagi otoritas yang berwenang dalam mengeluarkan peraturan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your Customer. Oleh karena itu, perlu adanya landasan hukum yang jelas bagi otoritas pengawas dan pengatur pihak-pihak yang memiliki kewajiban pelaporan dalam mengeluarkan peraturan mengenai prinsip-prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your Customer. Disadari bahwa dalam penerapan prinsip tersebut bersinggungan lansung dengan masyarakat pengguna jasa keuangan atau terkait dengan keuangan yang memiliki implikasi hukum, sehingga perlu adanya pengaturan secara jelas terhadap kewajiban pengguna jasa keuangan atau terkait den gan keuangan dalam UU TPPU agar pelaksanaan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Know Your Customer lebih efektif. 86 85 Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan prinsip mengenal nasabah yaitu PBI No. 3 10PBI2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah KYC bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 223PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 dan PBI No. 521PBI2003 tanggal 17 Oktober 2003, dan PBI No. 523PBI2003 tanggal 23 Oktober 2003 tentang Prinsip Mengenal Nasabah KYC bagi BPR. Sedangkan Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan - Departemen Keuangan telah mengeluarkan pula ketentuan KYC yaitu Keputusan Menteri Keuangan No.45KMK.062003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank, dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-02PM2003 tanggal 15 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. 86 Rosalia Suci H, Op.cit, hal. 5 Universitas Sumatera Utara Ketentuan tersebut penting untuk dapat menguraikan kewajiban-kewajiban pokok apa saja yang harus dipenuhi seperti kewajiban memberikan informasi yang benar, yang sekurang-kurangnya meliputi identitas diri, sumber dana dan tujuan dilakukannya transaksi termasuk kewajiban melampirkan dokumen pendukungnya. Sebaliknya, pengaturan tersebut juga perlu diberlakukan terhadap pihak lain apabila transaksi dilakukan untuk dan atas nama pihak lain tersebut. Untuk memenuhi prinsip keseimbangan maka kewajiban tersebut berlaku juga terhadap pihak-pihak yang memiliki kewajiban pelaporan untuk meminta informasi dan dokumen pendukung tersebut, sekaligus memberikan kewajiban untuk menolak transaksi menolak engguna jasa.

3. Penetapan Jenis dan Bentuk Pelaporan Untuk Profesi Atau Penyedia Barang