BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Secara etimologi bahwa persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu perception
yang artinya tanggapan, daya untuk memahami sesuatu. Menurut Walgito 2002 persepsi merupakan suatu proses yang dialami oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.
Adanya objek atau peristiwa akan memberi respon pada individu itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut persepsi individu terhadap dunia sekitarnya berbeda satu sama
lain. Perbedaan itu tercermin dalam tingkah laku dan pendapat, yang mana menjadikan adanya dinamika dalam kehidupan manusia sendiri Ahmadi, 2004, hal.46.
Dengan kata lain bahwa persepsi adalah pandangan atau penilaian seseorang setelah melakukan pengamatan. Dengan demikian persepsi dibangun atas tiga unsur
yaitu : pengamatan, penilaian dan pendapat. Pengamatan berarti subjek mampu memberikan penilaian tentang sesuatu yang dilakukan diamati, sehingga subjek mampu
menginterpretasikan objek yang dilihatnya. Berdasarkan hal tersebut persepsi adalah proses pengamatan atas sesuatu yang berada di lingkungan kita dengan mengandalkan
segenap indera-indera yang dimiliki dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Oleh karena itu, persepsi seseorang tentang sesuatu berarti orang tersebut mengetahui, memahami
dan menyadari sesuatu itu. Sehingga persepsi seseorang akan mempengaruhi perilakunya terhadap objek atau peristiwa yang dialaminya Walgito, 2002, hal.73.
Menurut Slamet 2003 persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan inderanya yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, atau penciuman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, persepsi pasien adalah proses yang mereka alami melalui proses penginderaan yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam
otak, selanjutnya melakukan penilaian berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan tersebut.
B. Peran Serta Bidan
1. Pengertian Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktis diseluruh dunia. Bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan. Bidan dikenal sebagai
profesional yang bertanggung jawab dan bekerja sebagai mitra perempuan IBI, 2006, hal.15.
Bidan memiliki tugas penting dalam memberikan konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tetapi juga keluarga dan masyarakat. Tugas ini
meliputi pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas hingga kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi, dan perawatan anak
IBI, 2006, hal.16.
2. Konsep Peran
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal.854. Peran
adalah suatu kumpulan norma perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, bidan, rohaniwan, mahasiswa,
dosen, perdana menteri, pelayan toko, dan sebagainya. Peran seperti halnya perilaku sosial lain, harus dipelajari. Banyaknya perilaku
yang harus dipelajari berbeda-beda satu sama lain untuk menjalankan suatu peran yang diterima. Misalnya peran seseorang sebagai pelanggan toko adalah bentuk peran yang
tidak memerlukan banyak perilaku rumit sehingga mudah dikuasai. Selain itu ada juga peran seorang dokter atau perawat, yang memerlukan banyak pola peran yang sangat
rumit dan memerlukan pendidikan formal khusus serta suatu penerimaan resmi dalam peran itu upacara sumpah jabatan.
Biasanya seorang individu mempunyai lebih dari satu peran. Orang yang sama secara bersamaan juga dapat mempunyai berbagai peran misalnya sebagai suami, ayah,
anak, saudara, dosen, ketua sebuah panitia, maupun anggota rukun tetangga. Selain itu, setiap individu mempunyai peran yang berbeda pada tahap-tahap kehidupan yang
dilalui. Peran merupakan suatu konsep struktural, dan masyarakat dapat dipandang
sebagai suatu sistem peran yang kompleks. Meskipun peran ditentukan oleh masyarakat, namun diperankan oleh para individu dan setiap individu mempunyai konsepsinya
sendiri tentang apa yang termasuk dalam setiap peran tersebut.. Secara khas peran terdapat dalam pasangan-pasangan yang saling melengkapi,
atau timbal-balik, seperti ibu-anak, dosen-mahasiswa, dokter-pasien, majikan-karyawan,