Pengertian Persepsi Persepsi Pasien Terhadap Peran Bidan Dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Primigravida Dan Multigravida Trimester III Tentang Nyeri Persalinan Di BPS Kecamatan Medan Area
2. Konsep Peran
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal.854. Peran
adalah suatu kumpulan norma perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, bidan, rohaniwan, mahasiswa,
dosen, perdana menteri, pelayan toko, dan sebagainya. Peran seperti halnya perilaku sosial lain, harus dipelajari. Banyaknya perilaku
yang harus dipelajari berbeda-beda satu sama lain untuk menjalankan suatu peran yang diterima. Misalnya peran seseorang sebagai pelanggan toko adalah bentuk peran yang
tidak memerlukan banyak perilaku rumit sehingga mudah dikuasai. Selain itu ada juga peran seorang dokter atau perawat, yang memerlukan banyak pola peran yang sangat
rumit dan memerlukan pendidikan formal khusus serta suatu penerimaan resmi dalam peran itu upacara sumpah jabatan.
Biasanya seorang individu mempunyai lebih dari satu peran. Orang yang sama secara bersamaan juga dapat mempunyai berbagai peran misalnya sebagai suami, ayah,
anak, saudara, dosen, ketua sebuah panitia, maupun anggota rukun tetangga. Selain itu, setiap individu mempunyai peran yang berbeda pada tahap-tahap kehidupan yang
dilalui. Peran merupakan suatu konsep struktural, dan masyarakat dapat dipandang
sebagai suatu sistem peran yang kompleks. Meskipun peran ditentukan oleh masyarakat, namun diperankan oleh para individu dan setiap individu mempunyai konsepsinya
sendiri tentang apa yang termasuk dalam setiap peran tersebut.. Secara khas peran terdapat dalam pasangan-pasangan yang saling melengkapi,
atau timbal-balik, seperti ibu-anak, dosen-mahasiswa, dokter-pasien, majikan-karyawan,
suami-istri. Dua peran dikatakan saling melengkapi dinamakan peran timbal balik jika sifat dasar peran yang satu tidak dapat digambarkan sepenuhnya tanpa menunjuk kepada
peran yang lain. Sangat sukar menggambarkan peran ibu tanpa memperhatikan peran anak, atau peran perawat tanpa mengingat peran pasien.
Perilaku peran pada umumnya melibatkan interaksi antara dua orang yang memainkan peran resiprokal. Jalannya interaksi ini ditentukan oleh norma-norma yang
berhubungan dengan setiap peran itu. Setiap orang bukan saja tahu bagaimana berperilaku, tetapi juga tahu perilaku yang diharapkan dari peran resiprokal. Dalam arti
ini, peran dapat dipandang sebagai peraturan-peraturan untuk interaksi antarposisi, diberi batas-batas pada peristiwa yang bisa terjadi dalam rangkaian interaksi peran-peran itu.
Karena itu, bila berinteraksi dengan orang-orang yang memainkan peran tertentu, dapat meramalkan perilaku mereka atas dasar peran mereka, atau paling sedikit menyingkirkan
kemungkinan terjadinya beberapa jenis perilaku tertentu yang tidak pantas. Selain itu dapat meramalkan jalannya interaksi lebih menyenangkan. Bila berinteraksi dengan
keluarga dan teman-teman, sudah dapat mengetahui perilaku apa yang diharapkan dari mereka karena sudah lama kenal kepribadian mereka, dan bagaimana berinteraksi
dengan mereka karena pengalaman di masa lalu Maramis, 2006, hal.273-276.
3. Peran Bidan
a. Peran bidan sebagai pelaksana
1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan 2.
Memberikan pelayanan kebidanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien.