Perak Klorida Deskripsi Teori

11

3. Perak Klorida

Perak merupakan logam putih dapat dilihat dan ditempa. Rapatannya tinggi 10,5 g ml -1 , tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer, tetapi dapat larut dalam asam nitrat pekat. Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil. Perak meleleh pada temperatur 960 o C dalam suasana karbon monoksida, menguap pada temperatur sekitar 850 o C dan mendidih pada temperatur 1955 o C. Perak halida terkenal sebagai material yang fotosensitif atau peka cahaya dan secara luas digunakan sebagai sumber fotografis film. Perak halida menyerap foton dan membebaskan sebuah elektron dan lorong positif pada proses fotografis Hu et al., 2006. Perak klorida merupakan kristal anorganik yang berwarna putih. Perak klorida memiliki energi celah pita 2,93 eV yang dikenal sebagai sumber dekomposisi polutan organik Cao et al., 2011. Penempelan logam pada permukaan semikonduktor merupakan salah satu metode modifikasi permukaan semikonduktor. Logam dapat meningkatkan produk fotokatalitik atau meningkatkan kecepatan reaksi fotokatalitik. Modifikasi elektronik permukaan semikonduktor melalui deposisi logam dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa logam mulia yang tidak mudah teroksidasi atau logam transisi seperti platina Pt, paladium Pd, emas Au, perak Ag, nikel Ni, cobal Co, timah Sn dan tembaga Cu. Pemilihan logam sebagai penjebak elektron didasarkan pada sifatnya yang tidak mudah teroksidasi atau yang mempunyai potensial reduksi tinggi, sehingga logam-logam tersebut 12 bertindak sebagai akseptor elektron. Logam Ag yang memiliki potensial reduksi 0,799 volt. Perubahan potensial negatif dan arus anoda dapat merespon penyinaran cahaya tampak, sehingga dapat diaplikasikan untuk fotokatalis. Mekanisme migrasi elektron pada permukaan semikonduktor yang termodifikasi logam melalui tahap eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Setelah mengalami eksitasi, elektron bermigrasi menuju logam dan terperangkap dalam logam, sehingga rekombinasi elektron-hole dapat terjadi, dan hole dapat berdifusi ke permukaan semikonduktor di mana pada permukaan tersebut akan terjadi oksidasi senyawa-senyawa yang didegradasi. Logam AgCl mempunyai aktifitas katalitik dan memodifikasi sifat fotokatalitik semikonduktor melalui perubahan distribusi elektronnya yang terlihat pada Gambar 2 Cao et al., 2011. Gambar 2. Skema Diagram Elektron-hole Proses AgIAgClTiO 2 dibawah Sinar Tampak Penelitian Cao et al. 2011 yang terlihat pada Gambar 2 menunjukkan terjadi proses transfer elektron dari pita konduksi CB AgI ke AgCl kemudian bereaksi dengan O 2 di permukaan AgIAgClTiO 2 menghasilkan •O 2 - dan H 2 O 2 sehingga 13 dapat mendekomposisis kontaminan organik, sementara itu h + bergerak dalam arah yang berlawanan dari pita valensi VB AgCl ke AgI atau ke TiO 2 . Namun, dalam penelitian ini TiO 2 , tidak bisa menghasilkan pasangan elektron-hole pada cahaya tampak dengan energi celah pita energi celah pita Eg = 3.12 eV. Sementara, h + bisa mentransfer dari VB AgCl ke TiO 2 dengan energi celah pita sebesar Eg VB = 2,8 eV sehingga secara efektif dapat mencegah rekombinasi pasangan elektron-hole. Penelitian lain oleh Yan et al. 2013 tentang TiO 2 terdoping C, F ditambahkan AgCl dihasilkan bahwa pemisahan pasangan elektron-hole lebih efektif dengan adanya AgCl. Pasangan elektron hole pertama kali mengalami eksitasi oleh cahaya tampak menyebabkan hole berpindah ke permukaan AgCl dan mengalami oksidasi ion Cl menjadi atom Cl . Atom Cl bertindak sebagai spesies reaktif terhadap degradasi zat warna. Pada waktu yang sama elektron dalam TiO 2 terdoping C,F mengalami reduksi O 2 menjadi O 2 radikal.

4. Fotokatalisis Titanium Dioksida TiO