lembaga keuangan, yaitu Bank. Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan pada sistim perbankan.Banyak usaha yang macet, karena
meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet, sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan
likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana
oleh masyarakat secara besar-besaran rush.
2. Country Risk
Keadaan suatu negara sangat berpengaruh terhadap dunia perbankan.Contohnya pada tahun 1998, dimana Indonesia sedang
mengalami keadaan yang begitu kacau.Inflasi tinggi, nilai mata uang rupiah menurun drastis, terjadi kerusuhan, dan penjarahan dimana-mana.Semua
hal itu berdampak negatif pada dunia perbankan. Banyak orang yang menarik uang secara besar-besaran rush, sehingga banyak kemungkinan
Bank-Bank akan terkuras habis modalnya karena para peminjam uang di Bank tidak mampu membayar pinjaman dan juga bunganya. Dampak lain
adalah menurunnya para investor asing yang ingin menanam modal.
3. Industry Environment
Jika lingkungan industri suatu negara berjalan dengan baik, maka kegiatan perbankan juga akan berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena bila
industri meningkat omset bertambah, sudah pasti dia akan mampu membayar pinjaman dan bunganya kepada Bank.
4. International Banking Activities
Jika modal Bank bertambah, maka aktivitas Bank akan berjalan dengan lancar. Dan juga dapat memberi bantuan berupa pinjaman ke Bank-Bank
lainnya.Namun, yang menjadi masalah adalah apakah Bank yang diberi pinjaman tersebut dapat mengembalikan pinjamannya. Karena dana
pinjaman dipengaruhi oleh kurs mata uang, keadaan bangsa, seperti inflasi, dan lain-lain. Jadi, suatu aktivitas Bank ditentukan pula oleh ketersediaan
modalnya.
5. Development of International Payment
Semakin berkembangnya teknologi, maka semakin canggih pula sistim pembayaran internasional.Contohnya adalah letter of credit LC.Negara
Indonesia membutuhkan mesin yang di impor dari Jepang. Indonesia
29
menginginkan barang sampai baru bayar, tapi Jepang menginginkan bayar dulu, baru barang akan dikirim. Untuk mengatasi konflik tersebut, maka Bank
mengeluarkan LC sebagai jaminannya. Jadi, Bank akan menahan saldo Indonesia seharga barang tersebut, jika barang telah sampai, Bank akan
memberikan dana tersebut pada Jepang. Jika barangnya tidak sampai, maka dana bisa dicairkan kembali.
6. International Debt Crisis