Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 1
b. Pembubutan melintang Arah Sumbu X
Pembubutan melintang dengan ke- cepatan pemakanan terprogram. Dalam
hal ini juga tidak terdapat gerakan interpolasi sisipan
Gambar 6.5 Arah pembubutan melintang.
Contoh: Untuk pembubutan muka facing, pahat
harus bergerak dari permukaan keliling diameter terbesar menuju diameter ter-kecil
benda kerja, lihat Gambar 6.5. Masukan untuk pemprograman:
a. Menuliskan nomor blok b. Menuliskan G01
c. Menuliskan harga X dalam per sera-tus SPD = 1100, dalam hal ini =
–500 d. Menuliskan harga Z
e. Menuliskan harga F = 80 Gambar 6.6 Pembubutan melintang
Lembar program: Pembubutan Melintang arah sumbu
–X N
G M
X I
Z K
F LKT
H Keterangan
... ...
01 – 500
60
Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 2
Contoh: Sebuah poros bertingkat Gambar 6.6, akan dihaluskan dengan sekali
jalan, dengan kedalaman pemotongan 0.2 mm. Posisi pahat seperti terlihat pada Gambar 6.7. Posisi pahat harus dikembalikan ke posisi di
mana puncak mata pahat berada 1 mm dari ujung muka benda kerja dan 5 mm dari permukaan keliling benda kerja
22 mm.
Gambar 6.7 Pembubutan melintang Gambar 6.8 Pembubutan melintang
Lembar program: Pembubutan Poros Bertingkat N
G M
X I
Z K
F LKT
H Keterangan
00 00
– 500 01
01 – 1320
50 01
01 200
50 03
01 – 600
50 04
01 300
000 50
05 00
500 06
00 1920
07 M30
Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 3
c. Pembubutan Tirus Sisipan antara Sumbu X dab Z
Pembubutan tirus dengan mesin bubut konvensional, eretan atas dapat digunakan untuk membubut tirus, yakni dengan memutar keretan atas
sesuai dengan besar sudut ketirusan. Selanjutnya ro-da tangan yang terdapat pada eretan atas diputar ke kanan atau ke kiri untuk
mendapatkan hasil pembubutan tirus, Gambar. 7.9. Sementara Mesin bubut CNC tidak memiliki eretan atas, apalagi yang
dapat di putar. Gerak penyayatan harus dilakukan dengan eretan memanjang dan eretan melintang. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
hasil pembubutan tirus, eretan memanjang dan eretan melintang harus bergerak secara bergantian dengan masing-masing jarak berdasarkan
sudut ketirusan yang me-rupakan perbandingan anta-ra X dan Z X : Z. Pada mesin CNC, mikrop-rosesor
akan menghitung
nilai perbandingan X dan Z, lalu
meneruskan infor-masi lintasan ke motor langkah motor step.
Hasil perhitungan perbandingan lintasan antara sumbu X dan
sumbu Z inilah yang di-sebut dengan interpolasi linier.
Gambar 6.9 Mesin bubut konvensional
Pembubutan tirus dengan kece-patan pemakanan terprogram. Da-lam hal ini
terdapat gerakan inter-polasi sisipan, Pergerakan sum-bu X dan sumbu Z
saling bergan-tian, sampai membentuk hasil bu-butan tirus, mulai dari titik awal
s sampai dengan titik akhir z.
Gambar 6.10 Arah pembubutan tirus.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 4
Contoh 3.1:
Untuk sudut ketirusan = 45 ,
perbandingan X : Z adalah 1 : 1, artinya dalam pemesinan CNC,
eretan memanjang dan eretan melintang bergerak dalam interval
yang sama. Lihat Gambar 6.11
Gambar 6.11 Sudut ketirusan 45
Contoh 3.2:
Panjang yang akan dibubut tirus adalah 30 mm, semen-tara selisih
diameter besar dan diameter kecil adalah
36 – 16 = 20 mm, sehingga perbandingan anta-ra X
da Z adalah 10 : 30 atau 1 : 3. Maksudnya adalah jika eretan
melintang sumbu X bergerak 1 mm, beranti eret-an memanjang
sumbu Z bergerak 3 mm, lihat Gambar 6.12.
Gambar 6.12 Tirus 1: 1.5
Contoh 3.3: Untuk pembubutan tirus penyelesaian finishing, lihat Gambar 6.13,
lakukan dengan prosedur berikut: Masukan untuk pemprograman:
a. Menuliskan nomor blok b. Menuliskan G01
Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 5
c. Menuliskan harga X nilai ordinat pada s
2
, titik akhir tirus SPD = 1100, dalam hal ini = 500
d. Menuliskan harga Z nilai ordinat pada s
2
, titik akhir tirus SPD = 1100, dalam hal ini =
–500 e. Menuliskan harga F = ... dititung
Gambar 6.13 Pembubutan melintang
Lembar program: lintasan tirus N
G M
X I
Z K
F LKT
H Keterangan
... ...
00 500
– 000 Tirus 1 : 1
Contoh 3.4: Untuk pembubutan pinggul-an 5 x 45
, Gambar 6.14 adalah dengan program CNC berikut:
Gambar 6.14 Pinggulan 5 x 45
Direktorat Pembinaan SMK 2013
11 6
Lembar program: lintasan bertahan dan tirus
N G
M X
I Z
K F
LKT H
Keterangan
00 00
– 650 01
00 – 400
02 01
150 – 150
75 Kasar
03 00
150 04
00 – 250
05 01
250 –250
75 Kasar
06 00
250 07
00 – 350
08 01
350 –350
75 Kasar
09 00
350 10
00 – 450
11 01
450 – 450
75 Kasar
12 00
450 13
00 – 550
14 01
550 – 550
75 Kasar
15 00
550 16
00 – 500
17 01
– 100 10
18 01
500 – 500
50 Finishing
19 00
500 1000
20 M30
d. Informasi Kerja Berdasarkan Sudut