Direktorat Pembinaan SMK 2013
25 8
03 01 -1000
-200 80 Alat-potong diturunkan 2 mm dari per-mukaan benda kerja
04 01
5000 -200 80 Penyayatan benda kerja arah
sumbu +X 05
01 5000
-5000 -200 80 Penyayatan benda kerja arah
sumbu -Y 06
01 -5000
-200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +X
07 01
-200 80 Penyayatan benda kerja arah sumbu +Y
08 00
200 Alat-potong naik 2 mm di atas
permukaan benda kerja 09
M05 Spindel mati
10 00 -1000
0 5000 Alat-potong kembali ke posisi
semula 11
M30 Penutup program
Catatan: Bila alat potong bergerak turun sambil melakukan penyayatan,
maka F
V
= 12 F
H
.
12.3 G02 G03 Fungsi Interpolasi Radius
G02 dan G03 adalah fungsi pereparatory untuk pemfraisan bentuk radius. Radius yang dapat dibuat bisa 90
, kurang dari 90 atau lebih besar dari 90. Apabila radius yang dibuat lebih kecil atau lebih besar dari 90
, diperlukan blok lain yang memuat parameter lingkaran yang akan dibuat, yang diaktifkan
dengan M99. Sementara untuk radius 90 , blok M99 tersebut tidak
merupakan kewajiban, artinya boleh dibuat atau boleh tidak dibuat. G02 adalah fungsi kerja pemfraisan radius searah putaran jarum jam,
sementara G03 adalah fungsi kerja pemfraisan berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam, lihat ilustrasi di bawah.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
25 9
Untuk mesin frais CNC unit didaktik kemampuan untuk membuat radius adalah 0.01 s.d. 99.99 mm dalam SPD 1100 mm.
Gambar 12. 19 Arah pemfraisan radius
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan busur 90 adalah:
Arah putaran radius untuk menetapkan penggunaan G02 atau G03 Titik awal dan akhir dari suatu busur yang merupakan data alamat X, Y
dan Z, baik dihitung dari titik awal radius inkremental maupun dari titik nol benda kerja absolut.
Penetapan kecepatan pemakanan F.
Format blok untuk G02 G03 dengan bidang kerja X – Y:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 02
... ...
... ...
... 03
... ...
... ...
Gambar 12.20 Arah radius dari 4 busur lingkaran
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26
Nilai alamat-alamat X dan Y untuk G02 G03 berdasarkan Gambar 12.20, jika titik awal radius pada pusat lingkaran Inkremental:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 02
2000 2000
... ...
Busur 1 ...
02 2000
–2000 ...
... Busur 2
… 03
–2000 –2000
... ...
Busur 3 …
03 –2000
2000 ...
... Busur 4
Nilai alamat-alamat X dan Y untuk G02 G03 berdasarkan Gambar 12.20, jika titik nol radius pada pusat lingkaran Absolut:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 02
2000 ...
... Busur 1
... 02
2000 ...
... Busur 2
… 03
–2000 ...
... Busur 3
… 03
–2000 ...
... Busur 4
Pemprograman G02 Absolut:
Titik nol benda kerja seperti terlihat pada Gambar 12.21, akan digunakan sebagai acuan pemprograman koordinat X,Y yang merupakan titik akhir dari
seperempat busur. Dalam pemfraisan radius, busur hanya dapat digerakkan pada satu bidang, oleh karena itu, kedalaman pemakanan nilai Z harus
sudah di masukkan pada alamat Z di blok terdahulu.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 1
Gambar 12.21 Arah lintasan G02
Nilai alamat-alamat X dan Y untuk G02 G03 berdasarkan Gambar 12.21, jika titik nol radius pada posat lingkaran Absolut:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
00 92
1000 01
00 2000
2000 1000
... 02
01 2000
2000 – 100
50 Awal G02 - I
03 02
3000 1000
– 100 100
Kedalaman 1
mm 04
02 2000
– 100 100
05 02
1000 1000
– 100 100
06 02
2000 2000
– 100 100
07 01
2000 2000
– 200 50
Awal G02 - II 08
02 3000
1000 – 200
100 Kedalaman
2 mm
09 02
2000 – 200
100 10
02 1000
1000 – 200
100 11
02 2000
2000 – 200
100 12
… …
… …
…
Cobalah untuk pemprograman secara inkremental.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 2
Catatan: Lingkaran sampai dengan 360 dapat diprogram dalam 1 satu
blok.
Pemprograman Busur kurang dari 1 satu kuadran 90
Pembuatan radius yang kurang dari 90 memerlukan dua blok, yakni blok
nilai radius dan blok nilai parameter radius. Parameter-parameter radius yang diminta adalah bergantung pada bidang
kerja aktif. a. Untuk bidang X-Y, parameter radius yang diminta adalah Parameter I
dan J. b. Untuk bidang X-Z, parameter radius yang diminta adalah Parameter I dan
K. c. Untuk bidang Y-Z, parameter radius yang diminta adalah Parameter J
dan K. Alamat I adalah parameter radius arah sumbu X, alamat J adalah parameter
radius arah sumbu Y, dan alamat K adalah parameter radius arah sumbu Z. Harga-harga parameter ditentukan dan dihitung dari titik awal pembuatan
radius ke titik pusat radius yang sedang dikerjakan tersebut, perhatikan Gambar 12.22
Gambar 12.22 Bentuk radius kurang dari 90
Untuk penentuan parameter radius pada bidang XY, yakni I dan J adalah dengan menempatkan titik koordinat pada awal radius. Dari sinilah dihitung
jarak titik awal tersebut ke pusat radiusnya, Gambar 12.23.
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 3
Gambar 12.23 Dasar penetapan nilai parameter radius I dan J
Nilai alamat-alamat X dan Y untuk G02 berdasarkan Gambar 12.22 dan 23:
Absolut N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 01
X
PO
Y
PO
Z
PO
... ...
02 X
PZ
Y
PZ
Z
PZ
... ...
M99 I ...
J ... K0
Nilai alamat-alamat X dan Y untuk G02 berdasarkan Gambar 12.22 dan 23:
Inkremental N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 01
01 X
PO
Y
PO
Z
PO
... 02
X
PZ
Y
PZ
Z
PZ
... ...
M99 I ...
J ... K0
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 4
Titik Pusat Radius:
Gambar 12.24 Hubungan Koordinat X dan Y dengan Parameter radius I dan J
Gambar 12.25 Hubungan Koordinat Y dan Z dengan Parameter radius J dan K
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 5
Nilai alamat-alamat Y dan Z untuk G02 berdasarkan Gambar 12.25:
Absolut N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 01
XY
PO
Y
PO
Z
PO
... ...
02 X
PZ
Y
PZ
Z
PZ
... ...
M99 I 0
J ... K...
Gambar 12.26 Hubungan Koordinat X dan Z dengan Parameter radius I dan K
Nilai alamat-alamat X dan Z untuk G03 berdasarkan Gambar 12.26:
Absolut N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 01
XY
PO
Y
PO
Z
PO
... ...
03 X
PZ
Y
PZ
Z
PZ
... ...
M99 I ...
J 0 K...
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 6
Suatu busur lingkaran ditentukanoleh titik awal dan titik tujuan dan pernyataan nilai titik lingkarannya, misalnya I dan J pada bidang X-Y. Nilai-
nilai parameter yang tidak akurat dapat menyebabkan terjadinya ”Alaram”. Oleh karena itu diberi batas penyimpangan sampai dengan 0.08 mm
0.003 s.d. 0.002 inci. Untuk mesin CNC unit didaktis, nilai-nilai I, J, dan K tidaklah
memerlukan tanda tidak perlu dicantumkan tanda – minus dengan kata
lain bahwa nilai parameter-parameter radius tidak dipengaruhi arah pengukuran, artinya semua nilai parameter adalah positif. Busur dalam satu
kuadran dapat diprogram dalam satu blok maupun dua blok. Jika busur lingkaran lebih besar dari 90
lebih besar dari 1 kuadran, maka blok pemprogramannya harus terdiri dari 3 atau 4 blok.
Ketentuan:
1. I = R, maka J = 0 2. J = R, maka I = 0
3 Nilai I, J, dan K selalu dinyakan dalam nilai inkremental yang dihitung dari titik awal busur.
Perhitungan titik awal maupun titik akhir radius: Koordinat X, Y dari P
Z
: X
PZ
= 10 + 10 X
PZ
= 20
Y
PZ
= 35 – 2.68
Y
PZ
= 32.32 mm Jadi koordinat titik akhir
busur adalah 20,32.32
Gambar 12.27 Ilustrasi nilai parameter I dan J dalam program absolut
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 7
Nilai alamat-alamat X dan Z untuk G03 berdasarkan Gambar 12.27:
Absolut N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... ...
... ...
... ...
... 02
2000 3232
... ...
... M99
I 0 J 2000
K0
sin 15 = I20
I = sin 15 x 20 = 5.17 mm
J = cos 15 x 20 = 19.31 mm
X = a - I a = cos 30
x 20 = 17.32 mm Jadi: X = a
– I = 17.32 – 5.17 = 12.15 mm Y = J
– b b = sin 30
x 20 = 0.5 x 20 = 10 mm jadi: Y = J
– b = 19.31 – 10 = 9.31 Koordinat X, Y = 12.15,19.31
Gambar 12.28 Ilustrasi nilai parameter I dan J dalam program inkremental
Nilai alamat-alamat X dan Z untuk G03 berdasarkan Gambar 12.28:
Inkremental N
G M
X I D
Y J S
Z K
F LTH
Keterangan
... 02
1215 – 931 ...
... ...
M99 I 517
J 1931 K0
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 8
12.4 G04 Fungsi Dwell Diam sesaat
Ketika membuat lubang bor dan mengangkat mata bor setelah mencapai kedalaman yang dikehendaki tercapai, tatalnya akan terputus, tetapi pada
lubang akan terbentuk ceruk, lihat Gambar 12.29. Untuk lubang bor tirus, biasanya ceruk itu tidak
menjadi masalah, tetapi pada lubang dengan bahu, ceruk tersebut tidaklah dikehendaki. Keadaan di
atas juga akan terjadi pada pisau frais berdiameter besar atau pada pisau fly wheel jika pisau tersebut
diangkat langsung. Untuk mengatasi terjadinya ceruk seperti itu, gunakanlah G04 fungsi dwell.
Gambar 12.29 Tanda Ceruk
Format bloknya adalah sebagai berikut:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
... 04
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
...
Nilai dwell ditempatkan pada alamat X, dengan batasan masukan 1 s.d. 19999 dalam satuan 1100 detik.
Contoh: Pada titik akhir pemfraisan lubang dengan mata bor, akan
digunakan dwell = 2 detik. Jadi blok programnya adalah:
N G
M X
I D Y
J S Z
K F
LTH Keterangan
... 04
200 …
... ...
... ...
... …
... ...
... ...
...
Direktorat Pembinaan SMK 2013
26 9
Ketika dwell diprogram, operasi pemesinan akan berhenti selama waktu yang diprogramkan, lalu dilanjutkan kembali.
Program dwell dapat diganggu dengan penekanan tombol INP + REV secara
bersamaan. Artinya dengan penekanan secara bersamaan kedua tombol INP
+ REV, pemesinan akan terhenti dan kembali ke blok N00. Sementara
penekanan tombol INP + FWD secara bersamaan, dwell tidak dapat
diganggu. Fungsi kedua tombol ini hanya akan efektif setelah masa dwell habis, begitupun kedua tombol ini harus ditekan lebih lama dari waktu dwell
yang diprogramkan.
Jika masukan pada alamat X = 0, akan tertayang Alaram ”A0”
5. G21 Blok Kosong