Faktor Yang Mendorong Perekonomian Keluarga 1. Jiwa Kewirausahaan Di Pedesaan

52 “awalnya menjadi petani menyenangkan, selain hasilnya bisa digunakan sendiri juga bisa dijual dengan harga yang bisa di bilang tinggi, memang kalau lagi harga padi tinggi harga jualpun lumayan dek, tapi kalau harga padi menurun harga jual pun turun, blum lagi biaya yang dikluarkan tinggi. Inilah yang kadang buat kita rugi dek”. Hal serupa juga dikatakan oleh bapak Legiman Lk, 57 Tahun sebagai berikut : “Bapakkan sudah lama sekali menjadi petani, memang bapak akui, walau sekarang kebutuhan untuk petani, sperti traktor,untuk membajak sawah sudah ada yang dulu bapak masih menggunakan lembu atau kerbau sekarang sudah terbantu, kalau dulu memisahkan padi dari batang nya menggunakan kaki untuk di injak-injak tapi sekarang sudah ada bantuan mesin penggiling padi. Tapi, sekarang harga padi susah di tebak terkadang tinggi, terkadang rendah, belum lagi pupuk yang mahal. Jadi kalu harga padi rendah kadang itu yang buat kami semakin terpuruk dek”. Hal yang sama juga diutarakan oleh bapak Suprianto Lk, 45 Tahun sebagai berikut: “kondisi sekarang ini kan butuh banyak biaya, apa lagi setelah saya berumah tangga, ya jadi kita harus mecari peruntungan lebih lah, ya mungkin dengan melakukan beberapa pekerjaan, seperti saya selain petani, berjualan juga, ya dengan seperti ini saya dapat mencukupi kebutuhan kluarga”. 4.5. Faktor Yang Mendorong Perekonomian Keluarga 4.5.1. Jiwa Kewirausahaan Di Pedesaan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 53 Dimana masyarakat desa Seneubuk Punti disamping sebagai petani mereka juga bekerja sebagai pedagang jagung bakar, yang mana hasilnya mampu menambah pendapatannya didalam rumah tangga. Masyarakat harus mampu bagai mana memperoleh penghasilan lebih dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.Mentalitas yang beranggapan bahwa hidup pada hakikatnya buruk, tetapi untuk diikhtiarkan menjadi suatu hal yang baik dan menyenangkan, adalah hal yang cocok untuk pembangunan, karena ihtiar dan usaha itu merupakan sendi-sendi penting dari segala aktivitas berproduksi dan membangun.Bahwa masih banyak juga orang yang tidak sanggup melawan kesukaran hidup dan lebih suka lari dan menyembunyikan diri dari perkembangan yang ada, mungkin disebabkan kesukaran kehidupan masyarakat akhir-akhir ini menjadi terlampau berat.Namun, hal ini menjadi motivasi bagi bagi masyarakat desa umum nya dan keluarga khususnya, bagaimana mereka mampu meperoleh atau meningkatkan pedapatan rumah tangga. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Legiman Lk, 57 Tahun sebagai berikut : “saya merasa kita semua harus mau berusaha untuk lebih maju, walaupun keadaan sekarang memang sulit, tapi bagaimana pun semua yang dibuat kembali lagi kek kitanya dek”. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu supinah Pr, 59 Tahun sebagai berikut : “kalulah kita tidak mau bekerja keras yang rugi ya kita dek, waktu terus berjalan, apa yang kita butuhkan terus banyak, kalau kita gak pintar-pintar cari peluang ya gawatlah dek”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 54 Hal ini juga dibenarkan oleh bapak Jehe Lk, 60 Tahun sebagai berikut : “kita hidup bermasayarakat jadi kita tu sering melihat perkembangan, walaupun sering bersaing, masih dalam kewajaran, ya tadi guna supaya ada termotivasi gitu, supaya kita mau kerja keras untuk kebutuhan hidup”. Mentalitas yang hanya berorentasi terhadap hari sekarang dan kurang memperhitungkan hari depan, tidak cocok juga untuk pembangunan ekonomi. Hal itu disebabkan karena pembangunan yang hendak berhasil baik dan sebenarnya tiap-tiap usaha membutuhkan perencanaan dan kemampuan untuk merencanakan itu, tidak lain dari suatu kemampuan untuk melihat, apakah yang akan dapat terjadi dihari depan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Anita Sari Pr, 41 Tahun sebagai berikut : “kita kerjakan bukan hanya untuk sekarang aja, tapi juga untuk nanti, untuk anak kita dan ada tabungan kita d masa depan, supaya hari yang akan dating juga kalau bisa gak sesulit sekarang”. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Runta Pr, 55 Tahun sebagai berikut : “kalau sekarang kita gak mikir masa depan, ya mau kayak mana nanti kita, sekrang kita kerja keras kan hasilnya bisa kita tabung, nanti kalau anak kita juga sudah besar sudah bisa bekerja kan bisa kita juga dibantu untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga selain suami”. Masyarakat biasa nya menghadapi sesamanya dengan jiwa gotong-royong, cara yang berdasarkan jiwa gotong-royong, mempunyai pengaruh terhadap pembangunan. Sebenarnya jiwa gotong-royong itu mengandung tiga tema pemikiran, ialah : 1 orang itu harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakikatnya ia selalu tergantung Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 55 kepada sesamanya; 2 orang itu harus selalu bersedia membantu sesamanya; 3 orang itu harus bersifat conform, artinya kita harus selalu ingat bahwa sebaik nya jangan berusaha untuk menonjol melebihi yang lain dalam masyarakat. Menurut Kamanto 2004:130,anggota-anggotadalamin-groupmenunjukan adanya kerja sama, hubungan yang baik good will, saling membantu, dan saling menghormati. Mereka mempunyai perasaan solidaritas, kesetiaan terhadap kelompoknya dan kesediaan berkorban demi kelompoknya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Legiman Lk, 57 Tahun sebagai berikut : “kita sesama masyarakat desa sini, setiap ada kegiatan atau misal menanam padi atau memanen padi, sering kita lakukan gotong royong, untuk memudahkan pekerjaan selain itu meningkatkan rasa persaudaraan kami”. Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Bobi Chandra Lk, 30 Tahun sebagai berikut : “warga disini itu gak hanya soal pertanian aja kita sering kumpul, gotong-royong tapi juga dalam hal-hal lain, seperti ada yang pesta atau membersihkan desa, parit- parit desa, jadi kebersamaan kita didesa ini tetap tejaga dek”. Di samping adat istiadat tolong menolong antara warga desa dalam berbagai macam lapangan aktivitas-aktivitas sosial, baik yang hubungan tetangga, ayaupun hubungan kekerabatan.Jiwa atau semangat gotong-royong itu dapat kita artikan sebagai peranan rela terhadap sesama warga masyarakat, sikap yang mengandung Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 56 pengertian atau dengan istilah Ferdinand Tonies, verstandnis, terhadap kebutuhan sesama warga masyarakat.

4.6 Hambatan Dalam Melakukan Diversifikasi Pekerjaan