Mentalitas Masyarakat Petani Tinjauan Pustaka

15 ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri.

2.4. Peluang Kerja Di Pedesaan

Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan suatu masalah mendesak dalam membangun pedesaan.Umumnya, struktur perekonomian daerah pedesaan masih berat sebelah pada sektor pertanian. Disadari bahwa pembangunan pedesaaan telah dilakukan secara luas, tetapi hasilnya dianggap belum memuaskan dilihat dari peran serta masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Rencana pembangunan desa harus disusun berdasarkan pada potensi yang dimiliki dan kondisi yang ada sekarang, kondisi yang ada itu meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumberdaya modal, prasarana dan sarana pembangunan, teknologi, kelembagaan, dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Perlu diketahui bahwa di pedesaan cenderung pekerjaan yang masih banyak dilakukan adalah petani, peternak, kemudian menjadi pedagang di pasar tradisional mereka.Namun itu dapat di ubah pandangan tersebut, jika masyarakat desa berfikir lebih maju bagaimana melakukan suatu pekerjaan yang mampu menambah pendapatan keluarga.

2.5. Mentalitas Masyarakat Petani

Karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat petani sejak berabad-abad lamanya, maka tidak mengherankan bahwa cara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 16 berfikir masyarakat adalah seperti cara berfikir masyarakat petani. Serupa beberapa ahli antropologi , terutama R. Redfield menganggap bahwa petani atau peasant itu rakyat pedesaan yang hidup dari pertanian dengan teknologi lama. Sistem ekonomi dalam masyarakat petani itu berdasarkan pertanian bercocok tanam, peternakan, atau perikanan yang menghasilkan pangan dengan teknologi yang sederhana. Pada masa sekarang, para ahli sosiologi telah meninggalkan konsepsi bahwa masyarakat petani didaerah pedesaanitu merupakan suatu tipe masyarakat dengan ciri-ciri pokok yang tertentu. Karena para ahli telah lebih banyak mempelajari dan memahami masyarakat pedesaan dari dalam, bahwa struktur masyarakat dan system ekonomi desa itu tidak seragam menurut suatu tipe ideal tertentu dan bahwa bayangan orang kota mengenai masyarakat desa yang tenang, tenteram, rukun, rela dan berjiwa gotong-royong, sering tidak cocok dengan kenyataan. Mungkin satu abad yang lalu, kontras antara masyarakat pedesaaan dan masyarakat kota itu masih amat menonjol, tetapi dalam jangka waktu itu masyarakat desa tidak tinggal statis, sehhingga banyak unsur-unsur masyarakat kota masuk kedaerah pedesaan, dan banyak orang desa yang berubanisasi membawa cirri-ciri dan terutama mentalitet pedesaan ke kota. Maka dari pada itu, pada masa sekarang menjadi amat sukar untuk membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat kota, kecuali hanya dalam hal-hal seperti jumlah penduduk, heterogenitas penduduk, dan tingkat teknologi modern. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17 Walaupun memang kita tidak bisa menentukan dengan tepat cirri-ciri masyarakat petani dari sudut susunan dan sisitem perekonomiannya yang biasanya telah berada pada berbagai macam taraf perubahan dan taraf pengaruh unsure-unsur masyarakat kota serta sistem ekonomi modern.

BAB III METODE PENELITIAN