4 Rekan kerja yang suportif yaitu suatu kondisi dimana karyawan menginginkan
rekan kerja yang suportif dan bersahabat sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan indikator yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini dipergunakan pendapat dari Luthans 2005 mengenai indikator yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Indikator yang meningkatkan kepuasan kerja adalah gaji yang tinggi karena hubungan gaji terhadap kepuasan kerja
menunjukkan hasil positif. Nezad et al. 2013, menyatakan bahwa kepuasan kerja menggambarkan
karyawan memiliki suatu kebutuhan apabila sebagaian besar kebutuhan karyawan terpenuhi maka karyawan merasa puas dengan pekerjaan. Gaji merupakan faktor
penting dan alasan utama dalam menciptakan kepuasan kerja. Tercipta ketidakpuasan karyawan terdapat faktor lainnya seperti ketidakcocokan pekerjaan
dan pekerjaan tidak menarik. Studi ini juga disampaikan pada penelitian Judge et al. 2010, bahwa faktor yang meningkatkan kepuasan kerja adalah gaji yang
tinggi. Penelitian Ardakani 2013, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja meliputi kondisi fisik, upah, keselamatan, keamanan, faktor
sosial dan hubungan interpersonal.
2.2 Kecerdasan Emosional
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman 2007, kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan pribadi, emosi dansosial yang mempengaruhi keberhasilan
kemampuan seseorang dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
Robbins 2008,
menyatakan kecerdasan
emosional merujuk
pada satukeanekeragaman keterampilan, kapabilitas, dan kompetensi kognitif, yang
mempengaruhi keberhasilan kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungan. Kecerdasan emosional berinteraksi
secara dinamis dengan kecerdasan kognitif pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur
kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi melalui keterampilan, kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial. Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain empati dan bekerjasama dengan orang lain.
2.2.2 Jenis-jenis Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman 2007, kecerdasan emosional terdiri dari kecerdasan internal dan eksternal. Kecerdasan internal adalah kecerdasan yang berasal dari
diri seseorang. Setiap manusia akan memiliki otak emosional yang di dalamnya terdapat sistem saraf pengatur emosi atau lebih dikenal dengan otak emosional.
Kehidupan emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna di kemudian hari, hal ini akan menjadikan seseorang menjadi lebih mudah untuk menangani dan
menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan contoh keluarga, dan pengalaman. Kecerdasan eksternal adalah kecerdasan pengaruh yang berasal dari
luar diri seseorang seperti lingkungan sekitar perusahaan berupa perorangan atau secara berkelompok. Kecerdasan emosional berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental seseorang. Kecerdasan emosional yang dimiliki
para karyawan harus ditumbuh kembangkan sehingga diharapkan berdampak positif terhadap perusahaan.
Nezad et al. 2013, menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan keterampilan karyawan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan emosi diri
sendiri dan orang lain sehingga dapat membuat keputusan yang tepat. Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kecerdasan emosional yang
tinggi dapat mengembangkan proses pengambilan keputusan.
2.2.3 Aspek-aspek Kecerdasan Emosional