6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sekolah Menengah Kejuruan
a. Pengertian Sekolah Menegah Kejuruan
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu Undang- undang
Sistem Pendidikan Nasional, 2003. Muhammad Akhyar berpendapat bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan sebuah pendidikan yang program dan
kurikulumnya didesain untuk menyiapkan siswa memperoleh pendidikan dan keahlian yang memungkinkan mereka segera memperoleh pekerjaan setelah
lulus” 2005: 70. Kehadiran sekolah menengah kejuruan sebagai pencetak tenaga ahli menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dalam berbagai
bidang jurusan yang di selenggarakan di sekolah yang khusus mengajarkan satu bidang keahlian secara spesialis ini, berbagai macam jurusan di kelompokan
menurut kebutuhan industri yang membutuhkan tenaga menengah spesialis atau ahli dalam bidang tertentu, hal ini juga mampu memberikan siswa peluang yang
lebih banyak untuk mendalami bidang ilmu tertentu dengan maksimal Ilyas, 2010: 121.
b. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan
Depdiknas memaparkan bahwa, “Tujuan penyelenggaraan pendidikan
SMK adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha maupaun
di dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, menyiapkan peserta didik agar mampu
memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, membekali peserta didik
dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih” 2004: 70. Elemen penting yang berada dalam pembelajaran yaitu guru
atau pendidik, siswa atau peserta didik, dan juga proses interaksi pembelajaran, selain itu yang tidak kalah penting sebelum proses interaksi pembelajaran
dilaksanakan tentunya perlu adanya persiapan pembelajaran yang matang oleh seorang guru, karena guru dituntut dapat merancang bentuk, media, dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas dan efektif dalam penyampaian materi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal Mamalik, 2010:
37. Setelah proses interaksi pembelajaran terlaksana tugas seorang guru berikutnya adalah mengkoreksi dan merefleksi kembali materi yang telah
diajarkan melalui tes, tugas struktural atau evaluasi pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran yang ideal lazimnya mencakup tiga hal
penting dan saling mendukung dan berkesinambungan yaitu persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, dan juga evaluasi pembelajaran. Semua itu
terintegrasi dan terealisasi pada lembaga pendidikan sekolah, dan pada setiap mata pelajaran yang berada di dalamnya. Hal tersebut di atas menjadi tujuan utama
suatu lembaga pendidikan formal sekolah Koesoema, 2009: 119.
2. Kurikulum 2013