Tindak Pidana Kehutanan Tinjauan Pustaka

18 pembantu disamping penyidik. 8 Pasal 10 KUHAP menentukan bahwa Penyidik Pembantu adalah Pejabat Kepolisan Negara Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara menurut syarat-syarat yang diatur dengan peraturan pemerintah.

1. Tindak Pidana Kehutanan

Tindak pidana dalam KUHP tidak dirumuskan secara tegas, hanya menyebutkan unsur-unsur tindak pidananya saja, tetapi dalam tataran konsep hal tersebut telah dirumuskan atau diformulasikan dalam konsep Pasal 11 RUU KUHP yang menyatakan bahwa: 9 1 Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. 2 Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan, harus juga bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan kesadaran hukum masyarakat. 3 Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar. Pengertian tindak pidana yang dimuat di dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP oleh pembentuk undang-undang sering disebut dengan strafbaarfeit. Para pembentuk undang-undang tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai strafbaarfeit itu, maka dari itu terhadap maksud dan tujuan mengenai strafbaarfeit tersebut sering dipergunakan oleh pakar hukum pidana dengan istilah tindak pidana, perbuatan pidana, peristiwa pidana, serta delik. Istilah yang digunakan 8 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika,.2000, hal 110. 9 Lihat dalam Rancangan Undang-Undang KUHP yang disusun untuk menggantikan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Wetboek van Strafrecht. 19 dalam KUHP adalah tindak pidana. Tampaknya para pembentuk undang- undang lebih memilih istilah tindak pidana. Tindak Pidana Kehutanan tergolong dalam salah satu Tindak Pidana Khusus, dimana pengaturannya diatur secara terpisah dalam sebuah undang-undang Umum. Berdasarkan kajian etimologis tindak pidana berasal dari kata “strafbaarfeit” di mana arti kata ini menurut Simons adalah kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 10 Menurut Pompe, strafbaarfeit itu dapat dirumuskan sebagai suatu pelanggaran norma yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh pelaku”. 11 Sedangkan hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh negara, yang isinya berupa larangan maupun keharusan, sedang bagi pelanggar terhadap larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi yang dapat dipaksakan oleh negara. 12 Berdasarkan hal tersebut, maka tindak pidana bidang kehutanan adalah suatu peristiwa yang telahsedangakan terjadi berupa perbuatan melanggar larangan atau kewajiban dengan ancaman sanksi pidana dalam kumpulan peraturan hukum yang mengatur mengenai kehutanan yaitu Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan danatau Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang 10 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal 56. 11 P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Sinar Baru, 2000, hal 174. 12 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana edisi revisi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, hal 9. 20 Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan bagi barangsiapa yang secara melawan hukum melanggarnya.

2. Polisi Kehutanan

Dokumen yang terkait

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

7 146 121

Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup Dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Lingkungan Hidup Di Lahan Perkebunan

0 37 132

Kewenangan Polri Sebagai Penyidik Dalam Penanganan Tindak Pidana Di Bidang Kehutanan

0 40 159

KOORDINASI DAN PENGAWASAN OLEH POLRI TERHADAP PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERUSAKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 14

PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPI KEHUTANAN (studi Kasus di Dinas Kehutanan sumatera Barat).

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 23

PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PERPAJAKAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

0 1 12