20 Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan bagi barangsiapa yang
secara melawan hukum melanggarnya.
2. Polisi Kehutanan
Dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dan Pasal 1 ayat
2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan, yang dimaksud dengan Polisi Kehutanan adalah pejabat tertentu
dalam lingkup instansi kehutanan pusat danatau daerah yang sesuai dengan sifat pekerjaannya menyelenggarakan danatau melaksanakan
usaha pelindungan hutan yang oleh kuasa undang-undang diberikan wewenang kepolisian khusus di bidang kehutanan dan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya yang berada dalam satu kesatuan komando. Dasar hukum Polisi Kehutanan adalah UU Nomor 41 Tahun
1999 jo UU Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan, UU Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan,
PP No.45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan dan Permenhut Nomor
P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan. Polisi Kehutanan, terdiri atas: a. Polhut pembina; b. Polhut
fungsional; dan c. Polhut perhutani.
13
Organisasi Polisi Kehutanan Republik Indonesia, meliputi: a. Polhut Pusat; b. Polhut Daerah; dan c.
13
Lihat Pasal 3 Permenhut Nomor P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan.
21 Polhutsus Perhutani.
14
Organiasi Polisi Kehutanan Republik Indonesia merupakan satu kesatuan komando operasi.
Gambar 1. Struktur Organisasi Polisi Kehutanan RI
15
Pasal 4 Permenhut Nomor P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan menyatakan bahwa tugas dan fungsi Polisi
Kehutanan adalah:
16
14
Lihat Pasal 17 ayat 1 Permenhut Nomor P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan.
15
Lihat Lampiran Permenhut Nomor P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan.
16
Lihat Pasal 4 Permenhut Nomor P.75MENHUT-II2014 Tahun 2014 tentang Polisi Kehutanan.
22 a.
melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar; dan
b. mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan. Adapun wewenang dari Polisi Kehutanan berdasarkan Pasal 51
ayat 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah:
17
a. Mengadakan patroliperondaan di dalam kawasan hutan atau
wilayah hukumnya; b.
Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya; c.
Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
d. Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; e.
Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk diserahkan kepada yang berwenang;
17
Lihat Pasal 51 ayat 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
23 f.
Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil
hutan.
3. Konsep Sistem Peradilan Pidana