Konsep daya saing Landasan Teori dan Konsep .1 Teori perdagangan internasional

14 Dengan berdagang tendensi upah dan harga kapital akan sama di kedua negara tersebut c. Teori permintaan dan penawaran Perdagangan antara dua negara pada prinsipnya terjadi karena adanya permintaan dan penawaran antara dua negara tersebut. Permintaan terjadi karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran terjadi karena perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas. d. Kurva kemungkinan produksi dan indifference Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan secara penuh untuk menghasilkan jumlah output tertentu. Bentuk kurva ini tergantung dari ongkos alternatif yang digunakan. e. Offer Curve Seorang ahli ekonomi dari Inggris bernama James Meade mengemukakan alat analisa offer curve untuk menjelaskan terjadinya keseimbangan harga internasional. Menentukan harga serta volume perdagangan dalam keadaan seimbang, offer curve dan trade indifference curve harus digabungkan.

2.1.2 Konsep daya saing

Asal mula konsep daya saing adalah dari konsep keunngulan komparatif oleh David Ricardo. Daya saing dapat dibagi sesuai tingkatannya yaitu negara, 15 industri dan perusahaan. Daya saing atau competitiveness berasal dari bahasa latin yaitu competer artinya keikutsertaan dan keterlibatan didalam suatu persaingan bisnis pada sebuah pasar yang menunjukkan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara Ambastha dan Momaya, 2004. Daya saing merupakan kemampuan yang dimiliki komoditas suatu negara dapat memberikan keuntungan terus- menerus bagi negara tersebut serta dapat memperbaiki pangsa pasar Martin et al. dalam Rifai dan Tarumun, 2005. Menurut Latruffe dalam David, 2013 daya saing adalah kemampuan suatu negara untuk menawarkan produk dan layanan yang memenuhi standar kualitas, harga pasar dan nilai baik dalam negeri maupun luar negeri serta mendapatkan keuntungan yang memadai sebagai pengganti sumber daya yang digunakan dalam proses produksi mereka. Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi suatu negara memiliki keunggulan pada komoditasnya adalah faktor alam keunggulan absolute, manajemen produksi yang membuat biaya produksi menjadi rendah dan tingkat teknologi yang digunakan akan menimbulkan keunggulan komparatif. Daya saing dapat dianalisis menggunakan 2 pendekatan yaitu Rifai dan Tarumun, 2005: 1. RCA Revealed Comparative Advantage dikembangkan oleh Ballasa, menunjukkan ekspor komoditas dari suatu negara terhadap total ekspor Negara tersebut dan total ekspor dunia. Kemudian, indeks spesialisasi perdagangan net ekspor total trade menggambarkan keunggulan suatu negara terhadap komoditasnya yang menyatakan suatu negara sebagai eksportir atau importir. Menurut Erkan dan Saricoban 2014 menyatakan bahwa adanya keterkaitan antara keunggulan komparatif dengan RCA 16 yaitu EC CA TPC RCA. Economic condition EC suatu negara akan menentukan comparative advantage CA secara internasional. Keadaan ini yang akan mengatur pola dari perdagangan, produksi dan konsumsi internasional antar negara TPC yang mendasari perbandingan RCA. 2. CMS Constant Market Share dikembangkan oleh Richardson untuk mengukur dinamika tingkat daya saing ekspor yang menunjukkan efek dari pertumbuhan ekspor, sehinggga dapat diketahui apakah ekspor komoditas yang diteliti mengalami peningkatan atau penurunan di pasaran dunia berdasarkan pada pangsa pasar periode tahun sebelumnya. Gambaran pertumbuhan ekspor pada CMS ini meggunakan 3 efek komposisi yaitu efek pertumbuhan standar growth effect menunjukkan keuntungan yang didapat suatu negara dari kegiatan ekspor komoditasnya akibat pertumbuhan perdagangan komoditas tersebut di pasar dunia, efek distribusi pasar distribution market effect menunjukkan kemampuan untuk mempercepat pertumbuhan pasar ekspor komoditas dari suatu negara dan efek sisa residual effect menunjukkan daya saing komoditas suatu negara antar negara lain di pasar ekspor.

2.1.3 Konsep ekspor