Burung Garuda KAJIAN PUSTAKA

19 Berbagai bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan akan pengalaman, perilaku dan status social. Darmanto Jatman mengungkapkan, “The t-shirt will transform you from the member of traditional rural agrarian feudal community into a post modern post urban post industrial post democratic c.y www.kunci.or.id Dengan demikian tumbuhnya industri periklanan. Kaos merupakan billboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan diri atau identitas Rojek, 2000:7. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tulisan dan gambar pada kaos yang notabene bukan media cetak ataupun media elektronik bisa dikategorikan sebagai media alternatif komunikasi.

2.3. Burung Garuda

Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh burung sayap, paruh, cakar dan separuh manusia tangan dan kaki. Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara Wisnu yakni garudeya. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan di berbagai prasasti sejak abad ke-15. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 20 Garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Burung garuda juga punya sifat sangat setia pada kewajiban. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang menyerah. www.wikipedia.orggaruda diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul 10.00 WIB. 2.4. Makna Garuda Pancasila Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala garuda menengok lurus ke kanan. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, antara lain: a. Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 b. Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8 c. Jumlah bulu di bawah perisaipangkal ekor berjumlah 19 d. Jumlah bulu di leher berjumlah 45 Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih berselang seling warna merah- 21 putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti berani dan putih berarti suci, dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila Pancasila. Adapun symbol-simbol dalam emblem yang melekat pada perisai, diantaranya: 1. Bintang Tunggal Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme. 2. Rantai Emas Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria. 3. Pohan Beringin Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin Ficus benjamina adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan 22 Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda- beda. 4. Kepala Banteng Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam PermusyawaratanPerwakilan. Binatang banteng Latin: Bos javanicus atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama musyawarah, gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia. 5. Padi dan Kapas Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas yang menggambarkan sandang dan pangan merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme. Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda itu semakin gagah mengemas lengkap empat arti visual sekaligus, yaitu 23 makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis. www.wikipedia.orggarudapancasila diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul 10.00 WIB.

2.5. Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika