Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Sikap

23 makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis. www.wikipedia.orggarudapancasila diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul 10.00 WIB.

2.5. Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari Bahasa jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini ada pada pita yang dicengkram oleh Burung Garuda Pancasila. Kalimat semboyan nasional Indonesia ini diambil dari Kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Empu Prapanca pada zaman kekuasaan kerajaan Majapahit abad ke-14. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia, Bhinneka tunggal Ika, berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman. www.wikipedia.orgbhinnekatunggalika diakses pada tanggal 23 April 2010 pukul 10.00 WIB.

2.6. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap relatif menetap, berbagai studi menunjukkan bahwa sikap 24 kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan Rakhmat, 2002:39. Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang timbul terjadi sangat evaluative berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Rakhmat,2001:40. Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Rakhmat, 2001:42. Pada hakekatnya sikap adlah merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga 3, yakni: 1. Komponen Kognitif Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini 25 kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut. Dalam penelitian ini: penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”. 2. Komponen Afektif Yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau system nilai yang dimilikinya. Dalam penelitian ini: perasaan individu setelah mengetahui penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle” yang persis dengan Garuda Pancasila. 3. Komponen Konatif Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oelh individu setelah mengetahui tentang penggunaan gambar garuda pada kaos Armani Exchange versi “Studded Eagle”. Mar’at dalam Dayakisini, 2006:114 Apabila dikatakan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah bagaimana caranya agar suatu pesan isi atau content yang disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Adapun dampak yang ditimbulkan tersebut dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu: a. Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang menjadi tahu. Disini pesan yang disampaikan 26 komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan, apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh komunikan tersebut. b. Dampak afektif adalah dampak yang timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu tetapi juga tergerak hatinya. c. Dampak konatif behavioral merupakan dampak yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat dipahami, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku Rakhmat, 2005:219. Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat diketahui melalui respon ataupun tanggapan yang dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu respon positif: jika seseorang menyatakan setuju, respon negatif: jika seseorang menyatakan tidak setuju, respon netral: jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu objek Effendy, 1993:6-7. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan “gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap positif, negative dan netral dengan 27 melihat jumlah skor yakni sangat tidak setuju STS, tidak setujuTS, setujuS dan sangat setuju SS. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa untuk mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek komunikasi.

2.7. Teori S-O-R