1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan
semakin ketat dan penggunaan teknologi maju akan semakin mendapat perhatian sehingga pemilihan pekerja akan semakin selektif. Hanya pekerja yang memiliki
kualitas diri yang baik, intelektual maupun derajat kesehatan yang tinggi yang pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
internasional menuntut pula berbagai persyaratan serta kualifikasi dan hubungan antar manusia, serta keberhasilan pembinaan terhadap pekerja selama ini, akan
meningkatkan kesadaran hukum mereka yang menyangkut hak dan kewajiban dalam hubungan industrial dan hal ini membuka peluang terjadinya perselisihan
industrial baik yang menyangkut hak dan kepentingan termasuk kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja.
1
Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan aspek pembangunan ekonomi, manusia, hingga sosial budaya dengan tujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Dengan pelaksanaan
1
Gunawi Kartasapoetra, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Cetakan I, Bandung : Armico, 1982, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan tenaga kerja mempunyai peran yang penting sebagai tujuan pembangunan.
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu,
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas
nasional.
2
Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja
yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
3
2
Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Aktual, Jakarta : Pradnya Paramitha, 1987, hlm. 1.
3
Wiwoho Soejono, Perjanjian Perburuhan dan Hubungan dengan Perburuhan Pancasila, Jakarta : Melpon Putra, 1991, hlm. 9.
Pembangunan dalam suatu negara tidak terlepas dari perekonomian negara itu sendiri, yang pada hakekatnya pembangunan itu adalah merupakan suatu cara
atau dasar untuk memperkuat perekonomian negara yang bersangkutan. Disetiap negara, selalu berusaha untuk meningkatkan perekonomian melalui suatu
pembangunan secara terus menerus dan berkelanjutan. Adapun pembangunan
yang terus menerus ditingkatkan adalah untuk menaikkan tingkat kehidupan rakyat. Setiap negara di dunia ini mempunyai corak ekonomi yang berbeda-beda
dalam melaksanakan pembangunannya, namun tujuannya adalah tetap sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sehingga akan terwujud ke satu
arah yang akan terpenuhinya kebutuhan yang beraneka ragam.
Universitas Sumatera Utara
Peran pemerintah dalam mengatasi ketenagakerjaan di Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Karena persoalan
ketenagakerjaan adalah persoalan yang menyangkut hajat hidup orang. Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia disebabkan masih rendahnya kualitas tenaga
kerja dan rendanya pendidikan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja yang terbatas. Pengangguran merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan yang
menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat, seperti kualitas hidup menurun, meningkatnya angka kriminalitas, dan lingkungan kumuh. Untuk
mengatasi hal tersebut, selain upaya dan kebijakan pemerintah, masyarakat sendiri pun perlu menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja sendiri atau
membangun usaha mandiri. Tenaga kerja dan pengusaha merupakan dua faktor yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan terjadinya sinergi kedua faktor itu baru perusahaan akan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya,
seahli apapun tenaga kerja tanpa adanya perusahaan hanya akan melahirkan produk pengangguran.
4
4
Noni Faransiska, Akibat Hukum Perjanjian Kerja yang Dibuat Perusahaan Dengan Pekerja Ditinjau Dari Hukum Perdata dan Undang-Undang Ketenagakerjaan Studi Terhadap
Perjanjian Kerja yang Didaftarkan Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, Tesis, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2011, hlm. 2.
Sisi lain, pengusaha sebagai pemilik perusahaan berada pada posisi yang kuat sebab didukung modal yang besar, sedangkan tenaga kerja
berada pada posisi yang lemah karena hanya bermodalkan keahlian dan intelektual. Hal ini sering digunakan oleh pengusaha yang nakal berbuat semena-
mena terhadap karyawan dalam mendapatkan hak-haknya seperti hak upah yang
Universitas Sumatera Utara
layak, hak mendapatkan pesangon, hak istirahat, dan hak cuti serta hak mendapatkan jaminan sosial.
Hak dan kewajiban tenaga kerja telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Undang-Undang Ketenagakerjaan selanjutnya disebut
dengan UUK dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Undang-Undang Serikat PekerjaSerika Buruh selanjutnya disebut dengan UUSP serta Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011, di mana hak merupakan suatu hal selayaknya diterima oleh pekerja sesuai kesepakatan
atau perjanjian dengan pihak pemberi kerja. Sedangkan kewajiban merupakan sesuatu yang wajib dijalankan atau wajib dilaksanakan oleh pekerja sesuai dengan
kesepakatan atau perjanjian dengan pihak pemberi kerja. Dengan melaksanakan hak dan kewajiban antara pekerja dan pemberi kerja berarti telah memenuhi apa
yang sudah disepakati bersama atau sudah diperjanjikan, masing-masing pihak telah memenuhi prestasinya.
Hak dan kewajiban masing-masing pihak haruslah seimbang. Oleh sebab itu, hak pekerja merupakan kewajiban pengusaha, dan sebaliknya hak pengusaha
merupakan kewajiban pekerja.
5
Hak merupakan sesuatu yang harus diterima oleh seseorang tanpa ada suatu persyaratan yang harus dipenuhi sehingga dapat
menimbulkan suatu keyakinan untuk dipertahankan dan dimiliki seutuhnya, karena dengan memperoleh hak maka dapat digunakan untuk meningkatkan taraf
kehidupan seseorang dan keluarganya.
6
5
Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 26.
6
Soedarjadi, Hak dan Kewajiban Pekerja-Pengusaha, Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 33.
Salah satu hak dari tenaga kerja adalah
Universitas Sumatera Utara
hak menerima upah. Upah adalah sesuatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan. Oleh
sebab itu, setelah melakukan pekerjaan secara gigih yang menyita tenaga dan pikiran maka tenaga kerja berhak mendapatkan imbalan berupa upah, dan itu
merupakan kewajiban dari pengusaha untuk memberikan upah yang layak atas prestasi kerja yang dilakukan oleh pekerja. Meskipun kadang kala upah tersebut
tidak cukup memenuhi kebutuhan, namun tugas tetap harus dikerjakan sebagai konsekuensi seorang pekerja yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
pekerjaan yang telah diperjanjikan sebelumnya. Keadaan tersebut diatas menjadi penghalang terciptanya hubungan kerja yang harmonis, nyaman dan dinamis.
Hubungan Industrial yang harmonis, nyaman dan dinamis antara pekerja dengan pengusaha akan berdampak pada peningkatan produktifitas kerja serta
peningkatan kesejahteraan pekerja. PT. Perkebunan Nusantara IV Persero selanjutnya disebut dengan PTPN IV Bah Jambi sebagai Badan Usaha Milik
Negara merupakan salah satu pelaku ekonomi nasional disamping usaha swasta dan koperasi. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PTPN IV merupakan salah satu
sumber pendapatan negara yang berasal dari dalam negeri. Mengingat begitu penting dan strategis peranan PTPN IV sebagai salah satu BUMN maka
diperlukan suatu lingkungan kerja yang harmonis, nyaman dan dinamis sehingga produktifitas meningkat yang berdampak pula pada peningkatan pendapatan
negara. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut
mengenai pelaksanaan hak dan kewajiban antara PTPN IV Bah Jambi dengan
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja tetap yang dalam menjalankan perjanjian kerja yang telah disepakati, yang akan dibahas dalam tulisan ini dengan mengangkat judul “Aspek Hukum
Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Studi pada Perjanjian Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV
Bah Jambi dengan Tenaga Kerja Tetap”.
B. Perumusan Masalah