Ruang Lingkup dan Dasar Hukum Perlindungan Tenaga Kerja

17 Memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam izin pengerahan Pasal 2 ayat 2, Pasal 3 jo. Pasal 4 sub b dan d Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.041970. 18 Memenuhi instruksi-intruksi yang dikeluarkan oleh pejabat yang memberi izin Pengerahan Pasal 2 ayat 3 jo. Pasal 4 sub c Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.041970. 19 Wajib memiliki izin usaha dari Dirjen Binaguna sekarang Dirjen Binapenta, apabila menjalankan usaha pengerahan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per .01Men1983. 20 Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dirjen Binapenta apabila akan memperoleh izin usaha Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01Men1983; 21 Wajib menyelenggarakan Program Astek dengan mempertanggungkan tenaga kerjanya dalam program AKK Asuransi Kecelakaan Kerja, AK Asuransi Kesehatan, dan THT Tabungan Hari Tua Pasal 3 ayat 1 dan Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 331977.

D. Ruang Lingkup dan Dasar Hukum Perlindungan Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang tersedia di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Terlebih lagi dari sebagian besar tenaga kerja yang tersedia adalah yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan Universitas Sumatera Utara sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskilllabour, sehingga posisi tawar mereka menjadi rendah. 66 Sejak awal tahun 1980, orde baru mulai memacu Industrialisasi Orientasi Eksport IOE, yang kemudian disusul dengan merosot tajamnya harga minyak dan gas bumi di pasaran Indonesia yang mengakibatkan munculnya berbagai masalah, misalnya dalam hal pemberian upah serta pemberian perlindungan hukum terhadap tenaga kerja yang mulai terasa tidak sesuai dengan seharusnya. 67 Seiring didengar himbauan-himbauan dari banyak pihak agar upah tidak hanya dipandang sebagai faktor produksi dan agar hubungan perburuhan handaknya memperlihatkan miniature yang lebih manusiawi, terlebih-lebih mengenai perlindungan hukum terhadap tenaga kerja, namun sejalan dengan hal itu kita dapat melihat kasus-kasus yang mengundang keprihatinan terhadap kaum pekerja. Contohnya adalah dimutasikannya seorang tenaga kerja tanpa melalui prosedur pemeriksaan terlebih dahulu karena suatu peristiwa hilangnya sejumlah uang yang nilai nominalnya cukup besar di dalam brankas kantor dimana tenaga kerja itu bekerja. Kenyataan di atas dapat dijadikan sebagai bahan acuan mengenai bagaimana sebenarnya kondisi perburuhan di negara kesatuan ini. Artinya, masih banyak lagi masalah-masalah yang telah dan mungkin masih Keadaan ini menimbulkan adanya kecenderungan majikan untuk berbuat sewenang-wenang kepada pekerjaburuh. Majikan atau pengusaha dapat dengan leluasa untuk menekan pekerjaburuh untuk bekerja secara maksimal, terkadang melebihi kemampuan kerjanya. 66 Asri Wijayanti, Op.Cit, hlm. 75. 67 Carina F. Marbun, Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II, Skripsi, Medan : FH USU, 2008, hlm. 41. Universitas Sumatera Utara dialami tenaga kerja yang sama sekali belum terungkap. Berhubungan dengan persoalan-persoalan ini, muncullah undang-undang untuk memberikan keadilan sosial bagi tenaga kerja, untuk menciptakan daya kerja yang tinggi, efisien serta tepat guna, baik pihak pemerintah maupun swasta yang seharusnya memberikan semacam motivasi atas ransangan kepada tenaga kerja seperti gaji yang sesuai, bonus ataupun tunjangan lainnya. Sehingga perlu dipahami secara mendalam tentang makna perlindungan tenaga kerja sehingga persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tenaga kerja tidak muncul lagi ke permukaan. Dan juga dibentuknya serikat pekerjaburuh yang ada di perusahaan. Dengan adanya serikat pekerjaburuh, dapat menyeimbangkan posisi pekerjaburuh dengan majikan atau pengusaha, serta melalui wadah serikat pekerjaburuh ini diharapkan akan terwujud peran serta buruh dalam produksi. 68 Perlindungan tenaga kerja sangat mendapat perhatian dalam hukum ketenagakerjaan. Beberapa pasal dalam UUK diantaranya mengatur hal itu, salah Perlindungan hukum adalah tindakan atau memberikan pertolongan dalam bidang hukum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang dimaksud perlindungan adalah cara, proses, perbuatan melindungi. Menurut Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, yang dimaksud perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan atau pelaksana lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan. 68 Asri Wijayanti, Op.Cit, hlm. 77. Universitas Sumatera Utara satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, seperti yang dijelaskan pada penjelasan Pasal 5 UUK yaitu bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama dan aliran politik sesuai dengan minta dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Tujuan dari perlindungan tenaga kerja adalah untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara harmonis tanpa adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah, dan juga untuk melindungi kepentingan tenaga kerja agar mereka dapat mencapai kesejahteraan serta mendapat rasa aman sewaktu menjalankan pekerjaannya. Adapun dasar hukum perlindungan tenaga kerja adalah UUK. Perlindungan terhadap tenaga kerja harus dijalankan disetiap perusahaan. Karena para pekerja adalah tulang punggung perusahaan. Tanpa adanya pekerja, tidak akan mungkin perusahaan itu bisa jalan dan berpartisipasi dalam pembangunan. 69 69 Lalu Husni, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : Raja Grafindo, 1996, hlm. 95. Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat maka perlu dilakukan pemikiran bahwa pekerja harus menjaga keselamatan dalam menjalankan pekerjaannya. Perlu pula diusahakan ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang dihadapin dalam pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin sehingga kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin. Pemikiran-pemikiran itu merupakan program Universitas Sumatera Utara perlindungan kerja, yang dalam praktek sehari-hari berguna untuk dapat mempertahankan produktivitas dan kestabilitasan perusahaan. 70 Perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menghindarkan buruh dari tindakan sewenang-wenang yang bisa saja dilakukan oleh majikan serta untuk memberikan perlindungan kepada pihak buruh baik terhadap pihak majikan maupun terhadap tempat dimana buruh bekerja serta terhadap alat-alat kerjanya. 71 Secara garis besar perlindungan tenaga kerja ini secara umumnya akan mencakup: 72 1. Norma keselamatan kerja, yang meliputi keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin pesawat, alat-alat kerja bahan dan proses pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. 2. Norma keselamatan kerja dan kesehatan kerja perusahaan, yang meliputi pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja yang sakit. 3. Norma kerja, yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu bekerja, sistem pengupahan istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing- masing yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial masyarakat dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin 70 Ibid, hlm 96. 71 P. Nainggolan, Hukum Perburuhan, Medan : FH USU, 1989, hlm 88. 72 G. Kartasapoetra dan Rience Indraningsih, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Cetakan I, Bandung : Armiro, 1982, hlm. 43-44. Universitas Sumatera Utara daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral. 4. Tenaga kerja yang mendapat kecelakaan danatau menderita penyakit kuman akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rehabilitas akibat kecelakaan danatau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat ganti kerugian. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Iman Soepomo membagi perlindungan pekerjaan ini menjadi 3 tiga macam: 73 a. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup memenuhi keperluan sehari-hari baginya beserta keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena sesuatu di luar. b. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya memungkinkan pekerja itu mengecam dan memperkembangkan perikehidupannya sebagai manusia pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga, atau yang bisa disebut kesehatan kerja. c. Perlindungan teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh bahan yang diolah atau dikerjakan perusahaan. Di dalam pembicaraan selanjutnya, perlindungan jenis ini disebut dengan keselamatan kerja. Perlindungan bagi tenaga kerja sangat penting, mengingat besarnya peranan tenaga kerja dalam pembangunan serta dalam mewajarkan produktivitas di perusahaan, sehingga sudah sewajarnya apabila kepada para tenaga kerja diberikan perlindungan penuh dalam pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraan. Salah satu bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah bagi pekerjaburuh adalah adanya jaminan atas kebebasan berserikat 73 Lalu Husni, Op.Cit, hlm. 76. Universitas Sumatera Utara dan berkumpul dalam suatu wadah serikat pekerjaburuh. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta menyampaikan pendapat merupakan hak dasar dimiliki oleh warga negara dari suatu negara hukum demokratis yang berkedaulatan rakyat. Keberadaan serikat pekerjaburuh saat ini lebih terjamin dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaBuruh. Pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 dinyatakan bahwa serikat pekerjaburuh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerjaburuh, baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja dan buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 73 BAB IV ASPEK HUKUM HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH JAMBI Lahirnya kesepakatan kerja antara pihak perkebunan PTPN IV Bah Jambi dengan pekerja tidak terlepas dari sejarah perkebunanperusahaan itu sendiri. Maka dari itu ada baiknya kita melihat terlebih dahulu sejarah mengenai perkebunan PTPN IV Bah Jambi. Kebun Bah Jambi adalah salah satu Unit Usaha dari PT Perkebunan Nusantara IV Persero yang berada di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, dan berkantor pusat di Jl. Letjend. Suprapto Medan. Bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak CPO dan inti PK. Pada mulanya Kebun Bah Jambi adalah milik Swasta Asing NV, HVA Handle Veroniging Amsterdam dari Negeri Belanda, komoditinya Budidaya Sisal Agave Sisalana. 74 74 Dokumen PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Bah Jambi, Selayang Pandang Kebun Bah Jambi, September 2012, hlm. 4-5. Tanggal 02 Mei 1959 diambil alih oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Nomor 19 dalam lembaran negara Nomor 31, tahun 1959 dengan peralihan status menjadi PPN Baru sampai dengan tahun 1963. Pada tahun 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1963, Perusahaan Perkebunan Negara dibagi menurut wilayah dari PPN Aneka Tanaman Antan I Universitas Sumatera Utara sd XIII dan Kebun Bah Jambi masuk dalam PPN Sumut III selanjutnya berubah nama PPN Antan III sampai dengan tahun 1968. Tahun 1968 sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1968, dalam regrouping perkebunan dari PPN Aneka Tanaman III, IV, PPN Karet VI dan PPN serat Sumut menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VII PN. Perkebunan VII. Tanggal 14 Januari 1985, PN. Perkebunan VII diperserokan menjadi Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan VII PTP VII. 75 Visi dari perusahaan perkebunan ini adalah menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan. Sedangkan misi dari perkebunan ini adalah: Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1996, PT. Perkebunan VII dilebur, selanjutnya dilaksanakan penggabungan Merger PTP di wilayah Sumatera Utara dan PT. Perkebunan VI, PT. Perkebunan VII, PT. Perkebunan VIII dilebur menjadi satu Badan Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV Persero dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2.8335 HT.01.01 Tahun 1996 tanggal 08 Agustus 1996 yang dicantumkam dalam Lembaran Berita Negara No. 81 tanggal 08 Oktober 1996. 76 1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif . 2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan. 75 Ibid. 76 Ibid, hlm. 8. Universitas Sumatera Utara 4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik GCG. 5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusatdaerah. Tujuan dari perusahaan ini adalah: 77 a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. b. Melaksanakan kegiatan usaha antara lain: 1 Mengusahakan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebut. 2 Produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 3 Perdagangan, meliputi penyelengaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. 4 Pengembangan usaha di bisang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis. 5 Mendirikanmenjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha bidang pertanian, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lainnya, sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pengorganisasian merupakan suatu fungsi manajemen untuk mencapai tujuan bersama. Dalam perusahaan struktur organisasi penting untuk pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Manfaat yang diperoleh dari pengolahan organisasi yang baik adalah pertama, memberi penegasan atas batasan hubungan antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain. Kedua, dengan 77 http:www.ptpn4.co.id diakses pada tanggal 12 Maret 2014, pukul 17.45. Universitas Sumatera Utara struktur organisasi yang jelas dan baik, maka karyawan dapat mengetahui kepada siapa dia mempertanggungjawabkan tugasnya. Ketiga, masing-masing karyawan mengetahui tugas dan tanggung jawab sesuai posisi jabatannya di perusahaan. Dan yang terakhir adalah kesempatan untuk mengembangkan kemampuan terbuka bagi karyawan karena adanya pendelegasian wewenang.

A. Pengaturan Hak dan Kewajiban Para Pihak Terhadap Kesepakatan Kerja di PTPN IV Bah Jambi

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Perjanjian Kerja pt. Perkebunan Nusantara iv bah Jambi Dengan Tenaga Kerja Tetap)

0 49 114

Sistem Pengupahan Bagi Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Pt. Binanga Mandala Labuhan Batu)

0 41 176

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 PADA PT KANDANG KARYA PERKASA Pelaksanaan Perjanjian Kerja Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pada PT Kandang Karya Perkasa Di Kabupaten Sukoharjo.

0 6 19

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 PADA PT KANDANG KARYA PERKASA Pelaksanaan Perjanjian Kerja Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pada PT Kandang Karya Perkasa Di Kabupaten Sukoharjo.

0 5 14

TENAGA KERJA WANITA (Studi Tentang Perlindungan Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di PT Adetex Boyolali).

0 2 18

Perjanjian Kerja Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Menurut Hukum Islam.

0 0 15

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SURABAYA.

0 0 80

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Kontrak Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Muhammad Wildan

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SURABAYA

0 0 43

ANALISIS TENTANG HAK-HAK TENAGA KERJA SETELAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN -

0 0 83