struktur organisasi yang jelas dan baik, maka karyawan dapat mengetahui kepada siapa dia mempertanggungjawabkan tugasnya. Ketiga, masing-masing karyawan
mengetahui tugas dan tanggung jawab sesuai posisi jabatannya di perusahaan. Dan yang terakhir adalah kesempatan untuk mengembangkan kemampuan terbuka
bagi karyawan karena adanya pendelegasian wewenang.
A. Pengaturan Hak dan Kewajiban Para Pihak Terhadap Kesepakatan Kerja di PTPN IV Bah Jambi
Musyawarah untuk mengadakan PKB merupakan lembaga yang sangat penting dalam suatu masyarakat modern. Demikian juga fungsinya penting sekali
karena melalui musyawarah untuk mencapai mufakat inilah serikat pekerja dapat memenuhi kewajiban para anggotanya untuk berusaha meningkatkan kondisi,
persyaratan kerja serta jaminan sosialnya. PKB dilihat dari segi hubungan kerja merupakan suatu karateristik yang
esensial yang diakui oleh pengusaha, pekerja dan oleh pemerintah. Maka oleh karena itu PKB merupakan induk dari perjanjian kerja. Dengan demikian
perjanjian kerja tidak dapat mengenyampingkan isi PKB tapi sebaliknya, PKB dapat mengenyampingkan isi perjanjian kerja. Dengan demikian dapat
dikemukakan beberapa hal yang merupakan hubungan perjanjian kerja dengan PKB adalah:
78
1. PKBperjanjian perburuhan merupakan perjanjian induk dari perjanjian
kerja;
78
Djumadi, Op.Cit, hlm. 89.
Universitas Sumatera Utara
2. Perjanjian kerja tidak dapat mengenyampingkan perjanjian perburuhan,
bahkan sebaliknya perjanjian kerja dapat dikesampingkan oleh perjanjian perburuhanPKB jika isinya bertentangan;
3. Ketentuan yang ada dalam perjanjian perburuhanPKB secara otomatis
beralih dalam isi perjanjian kerja yang dibuat; 4.
Perjanjian perburuhanPKB merupakan jembatan untuk menuju perjanjian kerja yang baik.
Hubungan antara pengusaha dengan tenaga kerjapekerja merupakan hubungan yang berdimensi banyak. Hubungan yang terjadi menyangkut dari
berbagai aspek kehidupan. Yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya, aspek politik dan menyangkut aspek keamanan. Oleh karena itu dalam mengatur
hubungan tersebut perlu diusahakan agar sejauh mungkin ada kejelasan pengaturan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak. Maka
dengan adanya kejelasankepastian atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebut akan terjalin hubungan yang serasi, selaras, seimbang dan harmonis di
antara pihak-pihak yang bersangkutan yaitu pihak perusahaan dan pekerja. Pengaturan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban khususnya yang
berkaitan dengan persyaratan kerja tidaklah sederhana karena adanya berbagai faktor seperti:
79
a. Adanya kepentingan yang berbeda yang ikut mempengaruhi perumusan
persyaratan kerja.
79
Carina F. Marbun, Op.Cit, hlm 59.
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak mungkin mengatur semua persyaratan kerja ke dalam peraturan
perundang-undangan. Biasanya dalam pengaturan persyaratan kerja dipergunakan 2 dua
mekanisme yang saling berhubungan dan saling menunjang satu sama lain, yaitu:
80
1 Peraturan perundang-undangan, yaitu UUK. Dimana persyaratan kerja
yang terdapat dalam perundang-unangan ini lebih bersifat normative yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang berkepentingan di dalam
perkebunanperusahaan masing-masing. 2
Peraturan khusus yang berlaku di dalam perkebunanperusahaan masing- masing, yaitu PKB yang berlaku di dalam PTPN IV. Hal ini diperlukan
karena adanya hal-hal yang tidak mungkin diatur di dalam peraturan perundang-undangan, karena adanya kekhususan tertentu atau karena
sangat dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi perkebunanperusahaan masing-masing.
Pengaturan ini dapat dilakukan melalui PKB, yang semula disebut dengan Kesepakatan Kerja Bersama KKB. PKB ini diadakan oleh Direksi PTPN IV
dengan serikat pekerja yang di dalamnya memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban perusahaan dan karyawanpekerja, upah, jam kerja, jaminan sosial, dan
lain sebagainya. Dengan demikian PKB merupakan suatu peraturan induk atau peraturan dasar bagi perjanjian kerja, baik terhadap perjanjian kerja yang sudah
diselenggarakan maupun yang akan diselenggarakan.
80
Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara IV, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Dasar hukum dalam membuat suatu PKB ini diatur dalam: a
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat PekerjaSerikat Buruh. Perusahaanperkebunan dalam mengadakan hubungan kerja dilandasi
dengan peraturan perusahaanperkebunan itu sendiri. Peraturan tersebut dibuat secara sepihak, tertulis dan ditempelkan ditempat umum dan dapat dibaca dan
diketahui pekerjanya. Yang lebih penting bahwa peraturan perusahaan itu harus terlebih dahulu mendapatkan pengesahan dari Departemen Tenaga Kerja. Dengan
adanya ketentuan tersebut maka syarat-syarat kerja yang terdapat di dalam peraturan perusahaanperkebunan tersebut jelas telah tersusun rapi dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, norma kesusilaan, dan kebiasaan yang berlaku.
PKB memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, sama seperti bentuk perjanjian lainnya, yang msing-masing juga mempunyai tujuan tersendiri. Adapun
tujuan dari PKB adalah sebagai berikut:
81
1 Untuk memperjelas hak-hak dan kewajiban pihak pengusaha, serikat
pekerjapara pekerja. 2
Menetapkan syarat-syarat kerja dan kondisi kerja bagi pekerja. 3
Meningkatkan dan memperteguh hubungan kerja perusahaan.
81
Lalu Husni, Op.Cit, hlm. 254.
Universitas Sumatera Utara
4 Mengatur dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat
perselisihan. 5
Menciptakan, memelihara dan meningkatkan disiplin serta hubungan industrial antara perusahaan, serikat pekerja dan para pekerja.
PKB yang telah ditandatangani akan mengikat para pihak yang menyelenggarakan PKB tersebut. Agar isi PKB tersebut benar-benar dipahami
oleh seluruh tenaga kerja tersebut, maka timbullah kewajiban terhadap kedua belah pihak tersebut, yaitu sebagai berikut:
82
a Kedua belah pihak berkewajiban memberikan penjelasan kepada
anggotanya baik mengenai isi, makna, pengertian yang ada dalam PKB ini ataupun yang berhubungan dengan pelaksanaannya.
b Kedua belah pihak bertanggung jawab atas dipenuhinya serta ditaatinya
semua kewajiban yang ada dalam PKB ini ataupun yang berhubungan dengan pelaksanaannya.
Pekerja yang bekerja di PTPN IV wajib mentaati semua tata tertib atau peraturan yang dibuat di dalamnya. Tata tertib tersebut meliputi:
83
1] Kewajiban Karyawan
a] Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan di
perusahaan; b]
Bersedia dipindahdimutasikan dari satu unit kerja lainnya antar jabatan atau antar kerja;
c] Menjaga dan menyimpan rahasia jabatan;
82
Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi, Op.Cit, Pasal 4.
83
Ibid, Pasal 63 angka 2.
Universitas Sumatera Utara
d] Mentaati ketentuan jam hari kerja yang berlaku di perusahaan;
e] Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab dengan memperhatikan segala pedoman dan instruksi yang dikeluarkan oleh atasan;
f] Bersikap sopan santun terhadap siapa pun baik di dalam maupun di
luar dinas dan selalu bersedia memberikan pertolongan sesama karyawan untuk membina rasa setia kawan dan menjalin kerja sama
demi kelancaran jalannya perusahaan; g]
Menjaga keselamatan dan kesehatan dirinya dan teman sekerjanya serta mempergunakan peralatan keselamatan kerja dalam hal sifat
pekerjaannya mengharuskan demikian; h]
Menyerahkan kembali kepada perusahaan semua dokumen dan barang-barang milik perusahaan yang ada padanya saat karyawan
yang bersangkutan meletakkan jabatan atau diberhentikan atau dimutasikan;
i] Karyawan berkewajiban ikut menjaga aset dan kekayaan perusahaan
dari segala macam tindakan perusakan, pencuruan atau tindakan lain yang dapat merugikan dan mengancam kesinambungan perusahaan.
2] Larangan Karyawan
a] Menyalahgunakan wewenang jabatannya untuk kepentingan pribadi,
keluarga maupun golongan yang merugikan perusahaan, antara lain: [1]
Membawa atau menggunakan barang-barang atau alat-alat milik perusahaan tanpa ijin pimpinan perusahaan;
Universitas Sumatera Utara
[2] Secara langsung atau tidak langsung melibatkan diri dalam
usaha yang berkaitan dengan usaha perusahaan. b]
Menyediakan tenaganya dalam waktu tugas dinas secara perorangan atau bersama-sama dengan orang lain, secara langsung atau tidak
langsung untuk kepentingan usaha lain. c]
Membocorkan rahasia jabatan danatau rahasia perusahaan meliputi: [1]
Rahasia mengenai atau yang ada hubungannya dengan jabatan baik berupa dokumen surat, notulen rapat, dan lain-lain, data
maupun perintah atau keputusan lain dari pimpinan; [2]
Rahasia yang menyangkut kekayaan, permodalan, gaji, hak milik, organisasi, proses produksi dan kebijakan.
d] Melakukan pelaksanaan tenaga pekerjaan yang seharusnya dilakukan
sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan atau lingkungan kerjanya.
3] SanksiHukuman disiplin
Karyawan yang melanggar ketentuan disiplin berupa kewajiban dan larangan karyawan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b dapat
dijatuhi sanksihukuman disiplin. Jenis sanksihukuman disiplin adalah sebagai berikut:
a] Teguran lisantertulis;
b] Peringatan tertulis;
c] Penundaan kenaikan gaji berkala;
d] Penundaan kenaikan pangkat;
Universitas Sumatera Utara
e] Penurunan pangkatgolongan danatau pembebasan dari jabatan;
f] Pembebasan tugas sementara skorsing;
g] Pemberhentian pemutusan hubungan kerja.
B. Perjanjian Kerja Para Pihak Dalam Melindungi Hak-Hak Dan Jaminan Sosial Bagi Para Pekerja Yang Sesuai Dengan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003
PTPN IV dalam melindungi hak-hak dan jaminan sosial terhadapt tenaga kerja apakah sudah sesuai dengan UUK dan juga sesuai dengan PKB yang dibuat
oleh pengusaha dengan serikat pekerjapekerja, maka penulis membagi dalam 4 empat hal untuk mengetahuinya. Hal tersebut adalah berupa perlindungan,
pengupahan, kesejahteraan dan yang terakhir adalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Pertama, waktu kerja. Dalam Pasal 77 angka 2 UUK dinyatakan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja yang meliputi 7
tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu. Dan dalam Pasal 78 angka 2 UUK
dinyatakan bahwa bilamana pengusaha yang mengerjakan pekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan wajib membayar upah lembur. Serta pengusaha wajib
memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja, yang dinyatakan dalam Pasal 79 angka 1 UUK. Dalam hal ini PTPN IV Bah Jambi telah melaksanakan ketentuan
waktu kerja yang lamanya dalam 1 satu hari 7 tujuh jam atau 40 empat puluh
Universitas Sumatera Utara
jam dalam 1 satu minggu.
84
Sementara itu untuk hari kerjanya adalah 5 lima hari atau 6 enam hari dalam 1 satu minggu tergantung pada pengaturan yang
dikeluarkan direksi.
85
Syarat-syarat bagi tenaga kerja yang melakukan lembur adalah sebagai berikut:
Dan apabila ada pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan, maka PTPN IV Bah Jambi akan membayar upah kerja
lembur kepada pekerja yang bersangkutan.
86
1. Ada perintah tertulis dari atasan langsung karyawanpekerja yang
bersangkutan. 2.
Waktu kerja lembur hanya dapat dilaksanakan paling banyak 3 tiga jam kerja dalam 1 satu hari dan 14 empat belas jam kerja dalam 1 satu
minggu. 3.
Kerja lembur sebagaimana dimaksud butir 2 untuk pekerjaan tertentu disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Waktu istirahat dan cuti yang diberikan kepada pekerja PTPN IV Bah Jambi juga telah melaksanakan waktu istirahat dan cuti berupa cuti panjang yang
diberikan kepada pekerja yang telah bekerja terus menerus sekurang-kurangnya selama 12 dua belas bulan secara terus menerus berhak atas cuti tahunan
sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja dan mendapat uang cuti panjang sebesar 1 satu bulan upah pokokgaji yang disesuaikan dengan golongan
masing-masing.
87
84
Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi, Op.Cit, Pasal 19 angka 2.
85
Ibid, Pasal 18.
86
Ibid, Pasal 20.
87
Ibid, Pasal 24 dan Pasal 25.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, pengupahan. Pasal 88 ayat 1 UUK menyatakan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Dalam hal ini untuk mewujudkan perusahaan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan
pengupahan untuk melindungi pekerja yang meliputi upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar
pekerjaannya, upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya, bentuk dan cara pembayaran upah, denda dan potongan upah, hal-hal yang dapat
diperhitungkan dengan upah, struktur, dan skala pengupahan yang proporsional, upah untuk membayar pesangon dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan
Pasal 88 angka 3 UUK. Sistem pengupahan yang ditetapkan atas perjanjiankesepakatan antara perusahaanpengusaha dengan pekerjaserikat
pekerja, yang mana tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan oleh peraturan perundnag-undangan yang berlaku Pasal 91 angka 1
UUK. Struktur pengupahan pada PTPN IV Bah Jambi mengacu kepada UUK
yaitu upah terdiri dari 75 tujuh puluh lima persen upah pokok dan 25 dua puluh lima persen tunjangan tetap.
88
88
Ibid, Pasal 30.
Besarnya upah pokok bagi
karyawanpekerja dengan golongan terendah golongan IA mengacu pada sekurang-kurangnya 75 tujuh puluh lima persen dari upah minimum yang
Universitas Sumatera Utara
berlaku di propinsi masing-masing, dan juga kepada karyawanpekerja diberikan upah pokok menurut golongan sesuai dengan skala golongan.
89
Ketiga, kesejahteraan. Salah satu cara untuk meningkatkan kesejateraan tenaga kerja dan keluarganya adalah melalui program jaminan sosial tenaga kerja
yang pelaksanaannya dilakukan melalui sistem asuransi sosial yang dinamakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Menurut Pasal 99 angka 1 dan 2 UUK serta Pasal
100 angka 2 UUK, bahwa setiap pekerja berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan ukuran kemampuan perusahaan. Dalama hal peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya,
PTPN IV Bah Jambi telah mengadakan program jaminan sosial. Adapun jaminan sosial yang diberikan PTPN IV Bah Jambi untuk menunjang kesejahteraan
karyawan dan keluarganya adalah:
90
a. Jaminan kesehatan berupa:
1 Perawatan
2 Perawatan gigi
3 Pemberian kaca mata
b. Perumahan, diberikan sesuai golongan setiap karyawan yaitu mendapat
jatah rumah dinas, namun jika jatah tersebut tidak diambil maka perusahaan akan menggantinya dengan membayar uang sewa
rumahbulan yang disesuaikan dengan golongan karyawan tersebut. c.
Perawatan waktu karyawankeluarganya meninggal dunia.
89
Ibid, Pasal 31.
90
Ibid, Pasal 45-59.
Universitas Sumatera Utara
d. Pemeliharaan bagi pekerja wanita.
e. Pendidikan.
f. Agama.
g. Bantuan olah raga dan hiburan.
h. Bantuan pengangkutan.
Keempat, keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Pasal 86 angka 1 UUK dinyatakan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral, kesusilaan, perilaku yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Dinyatakan juga dalam Pasal
87 angka 1 UUK bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan sistem manajemen
perusahaan. PTPN IV Bah Jambi dalam hal ini menyelenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap pekerjanya, hal ini telah disesuaikan dengan sistem manajemen perusahaanperaturan perusahaan dan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
91
Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja merupakan pelaksanaan sebagian dari tugas pokok pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan
sebagaimana yang diatur di dalam UUK yang berlaku di Indonesia. Demikian pula halnya dengan perkebunan PTPN IV Bah Jambi yang memberlakukan
Yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja adalah pimpinan atau pengurus tempat
kerjaperusahaan atau pengusaha.
91
Ibid, Pasal 48.
Universitas Sumatera Utara
program Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK yang sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini adalah untuk melindungi segala hal yang mungkin
terjadi terhadap tenaga kerja yang ada di perkebunan tersebut. Misalnya tentang kecelakaan kerja, maka pihak perkebunan tempat dia bekerja yang akan
menanggulanginya. Demikian pula mengenai hal-hal lain yang ada di dalam program JAMSOSTEK. Maksud dari program ini adalah untuk perlindungan
tenaga kerja beserta keluarganya sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menjalin hubungan yang baik antara tenaga kerja dengan pihak perkebunan
dalam mensejahterakan tenaga kerja untuk menuju kemajuan dari perkebunan pada khususnya dan negara pada umumnya.
PTPN IV Bah Jambi wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja kepada badan penyelenggara. Dan untuk
mengikutsertakan dalam program JAMSOSTEK ini, pihak perkebunan PTPN IV Bah Jambi wajib mengajukan pendaftaran kepesertaan kepada badan
penyelenggara dengan mengisi formulir kepesertaan. Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam hal ini adalah PT. JAMSOSTEK Pasal 25 Undang-
Undang RI Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jaminan sosial tenaga kerja yang diberikan oleh PTPN IV Bah Jambi
meliputi: a
Jaminan kecelakaan kerja b
Jaminan kematian c
Jaminan hari tua d
Jaminan kesehatan diberikan bagi pekerja baru
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan program jaminan sosial tenaga kerja di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengatur
jaminan sosial tenaga kerja dalam rangka meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri, beserta keluarganya.
92
Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 6 Undnag-Undang Nomor 3 Tahun 1992 diperuntukkan bagi tenaga kerja. Tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan, setiap saat menghadapi resiko sosial berupa peristiwa yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan.
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan perlindungan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang bertujuan untuk memberikan
ketenangan bekerja dan menjamin kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
93
C. Penyelesaian Sengketa Terhadap Tenaga Kerja Tetap Yang Tidak Menjalankan Aturan Sesuai Dengan Isi Perjanjian Kerja Yang
Disepakati
Perselisihansengketa tenaga kerja yang sering kali terjadi di PTPN IV Bah Jambi adalah sebagai berikut:
94
1. Mangkir 5 lima hari berturut-turut.
Mangkir 5 lima hari berturut-turut diartikan sebagai karyawan yang mangkir 5 lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara
tertulis dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh perusahaan 2
92
Asri Wijayanti, Op.Cit, hlm. 126.
93
Ibid.
94
Dokumen PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi, Tata Cara Dan Prosedur Di Dalam Melakukan Penindakan Karyawan, Medan, 2008, hlm 1.
Universitas Sumatera Utara
dua kali secara patut dan tertulis dapat diputuskan hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Dalam jangka waktu 5 lima hari tersebut,
perusahaan boleh mengambil tindakan sebagai berikut:
95
a. Mangkir hari pertama tidak masuk kerja, dikenakandiberikan teguran
tertulis sekaligus merupakan Panggilan I. b.
Mangkir hari kedua tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan I. c.
Mangkir hari ketiga tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan II. d.
Mangkir hari keempat tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan III sekaligus Panggilan II.
e. Mangkir hari kelima tidak masuk kerja, karyawan dikualifikasikan
mengundurkan diri. Karyawan tersebut telah menerima Surat Teguran dan Surat Peringatan I,
II, III kemudian pada hari berikutnya karyawan tersebut hadir masuk kerja kembali, maka kepadanya diberlakukan penindakan karyawan dengan kategori
Mangkir Tidak Berturut-turut.
2. Mangkir tidak berturut-turut
Mangkir tidak berturut-turut maksudnya adalah pemberian surat teguran dan peringatan bagi pekerja yang tidak masuk kerja mangkir tidak berturut-turut
karena telah melanggar disiplinketentuan perusahaan. Cara untuk menyelesaikan sengketa atau perselisihan tersebut diatas adalah sebagai berikut:
96
95
Ibid.
96
Ibid, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
a. Mangkir 1 satu hari dikenakan teguran tertulis dan berlaku untuk masa
6 enam bulan berlakunya surat teguran tertulis, dikenakan Surat Peringatan I yang berlaku untuk masa 6 enam bulan.
b. Mangkir kedua dalam masa 6 enam bulan.
c. Mangkir ketiga dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan
I dikenakan Surat Peringatan II yang berlaku untuk masa 6 enam bulan. d.
Mangkir keempat dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan II dikenakan Surat Peringatan III yang berlaku untuk masa 6
enam bulan. e.
Mangkir berikutnya dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan III, maka perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja. Jangka waktu 6 enam bulan sejak diterbitkannya Surat Peringatan I
sudah terlampaui, maka apabila pekerja yang bersangkutan melakukan kembali pelanggaran disiplin kerja, maka surat peringatan yang diterbitkan oleh
perusahaan adalah kembali sebagai Surat Peringatan I, demikian pula berlaku bagi Surat Peringatan II dan III.
Mekanisme pemberian surat teguran, surat peringatan dan surat PHK adalah sebagai berikut:
97
1 Golongan IA - IID
Distriunitkebundinas, diterbitkan oleh masing-masing distrikunitkebundinas.
97
Ibid, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
2 Golongan IA – IID
Kantor direksi, surat teguran dan surat peringatan diterbitkan oleh bagian sekretariat sedangkan surat PHK diterbitkan oleh direksi.
3 Golongan IIIA – IVD
Diterbitkan oleh direksi danatau setelah ada surat dari kepala birokepala bagianmanajer distrikadministratorkepala unitkepala dinas.
3. Pemberhentian untuk sementara waktu skorsing
Cara penyelesaian sebagai berikut:
98
a. Karyawan dapat dikenakan skorsing apabila:
1 Atas penilaian pimpinan perusahaan atau pejabat berwenang diduga
terlibat suatu pelanggaran pidana, namun secara yuridis formal masih dalam penyelidikanpenyidikan.
2 Karyawan ditahan alat negara atas pengaduan perusahaan.
3 Karyawan ditahan alat negara bukan atas pengaduan perusahaan.
4 Melanggar disiplin kerja yang diatur dalam peraturan perusahaan,
PKB dan UUK. b.
Selama pemberhentian untuk sementara waktu skorsing karyawan yang bersangkutan menerima hak-haknya dengan ketentuan:
1 Apabila penahanan tersebut atas pengaduan perusahaan kepada
karyawan tetap diberikan upah upah pokok+tunjangan tetap beserta hak-hak lainnya.
98
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2 Apabila pekerja ditahan pihak yang berwajib karena diduga
melakukan tindakan pidana bukan atas pengaduan perusahaan, maka perusahaan tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan
bantuan kepada keluarga pekerja yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut Pasal 160 angka 1 UUK:
a untuk satu orang tanggungan 25 dari upah.
b untuk dua orang tanggungan 35 dari upah.
c untuk tiga orang tanggungan 45 dari upah.
d untuk empat orang tanggungan 50 dari upah.
3 Bantuan sebagaimana dimaksud pada angka 2, diberikan untuk
paling lama 6 enam bulan sejak hari pertama pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib Pasal 160 angka 2 UUK.
4 Pimpinan perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
terhadap karyawan yang setelah 6 enam bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses
perkara pidana Pasal 160 angka 3 UUK. 5
Apabila karyawan yang bersangkutan oleh pejabat berwenang atau pimpinan perusahaan dinyatakan tidak dalam pelanggaran dimaksud
maka perusahaan wajib memperkerjakan kembali pekerja yang namun setara dengan jabatan semula sepanjang formasi tersedia.
6 Dalam hal putusan pengadilan menyatakan yang bersangkutan
bersalah dan dijatuhkan hukuman, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak hormat.
Universitas Sumatera Utara
7 Dalam masa pembebasan tugas sementaraskorsing tidak
diperhitungkan sebagaimana kerja untuk memperoleh: a
hak cuti tahunan beserta tunjangannya. b
hak cuti panjang beserta tunjangannya. c
hak bonus atau insentif lainnya.
4. Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja dengan
alasan karyawan melakukan kesalahan berat. Kesalahan berat tersebut meliputi:
99
a. Kesalahan berat sebagaimana yang dinyatakan dalam UUK Pasal 158
point a sd j harus didukung dengan bukti sebagai berikut: 1
Karyawan tertangkap tangan, 2
Ada pengakuan dari karyawan yang bersangkutan atau, 3
Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang bersenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh
sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi. b.
Kepada karyawan yang diputus hubungan kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam point a memperoleh uang penggantian hak.
5. Biaya kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja PHK
a. Mangkir 5 lima hari berturut-turut
100
99
Dokumen PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi, Op.Cit, hlm. 4.
100
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kepada karyawan diberikan uang pengganti hak dengan rincian sebagai berikut:
1 Uang cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
2 Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke
tempat dimana karyawan diterima bekerja. 3
Pengganti perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 lima belas persen dari uang pesangon danatau uang
penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat. 4
Uang pisah sebesar 3 tiga bulan upah upah pokok + tunjangan tetap.
5 Uang proses sebesar 1 satu bulan upah upah pokok + tunjangan
tetap. b.
PHK akibat mangkir tidak berturut-turut Kepada karyawan diberikan uang kompensasi sesuai dengan
ketentuan sebagaimana yang diatur dalam UUK Pasal 161 ayat 3 dengan ketentuan 1 satu kali uang pengganti hak sebagaimana diatur dalam
UUK Pasal 156 ayat 2,3 dan 4. c.
PHK akibat kesalahan berat Kepada karyawan diberikan uang penggantian hak sama dengan
karyawan yang diberhentikan dengan alasan mangkir 5 lima hari berturut-turut.
6. Ketentuan-ketentuan lain
Universitas Sumatera Utara
Maksud disini adalah selain ketentuan-ketentuan yang utama diatas, ada lagi ketentuan-ketentuan lain yang diatur perusahaan yaitu:
a. Atas pertimbangan perusahaan, dalam hal karyawan ditahan alat negara
karena membela perusahaan dilanjutkan dengan hukuman penjara kepada karyawan tersebut diberikan pembelaan bantuan hukum selama proses
pemeriksaan dan masa penahanan tetap sebagai karyawan dan hak- haknya tidak dikurangi, serta kepadanya tidak dilakukan PHK.
b. Khusus kecelakaan lalu lintas yang dialami karyawan saat mengendarai
kendaraan yang mengakibatkan orang lain terluka parah atau meninggal dunia dan dilanjutkan putusan pengadilan dengan vonis penjara
kurungan kepada yang bersangkutan selama menjalani hukuman dapat diberlakukan cuti di luar tanggungan perusahaan dengan atas
pertimbangan perusahaan. c.
Kepada karyawan yang bertugas sebagai supir kendaraan dinas perusahaan dalam hal terjadi kecelakaaan lalu lintas bukan atas unsur
kesengajaan, maka resiko akibat kecelakaan tersebut menjadi tanggungan perusahaan sepenuhnya kecuali kecelakaan tersebut di luar dinas.
d. Perbuatan karyawan yang melangar disiplin kerja dapat diberikan sanksi
sebagaimana diatur dalam PKB PTPN IV Bah Jambi yang meliputi antara lain:
1 Tidak mentaati ketentuan jam dan hari kerja yang berlaku di
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2 Tidak melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab dengan memperhatikan segala pedoman dan instruksi yang dikeluarkan oleh atasan.
3 Bersikap tidak sopan santun terhadap siapa pun baik di dalam
maupun di luar perusahaan. 4
Melalaikan pelaksanaan tugas pekerjaan yang seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan atau
lingkungan kerjanya. Jenis-jenis dan tahapan-tahapan sanksi yang diberikandikenakan kepada
tenaga kerja adalah sebagai berikut: a
Teguran lisan; b
Teguran tertulis; c
Peringatan tertulis; d
Penundaan kenaikan berkala; e
Penundaan kenaikan pangkatgolongan; f
Penurunan pangkatgolongan; g
Pembebasan dari jabatan.
Universitas Sumatera Utara
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan