12 4
Apakah terdapat hubungan antara ketepatan gaya kepemimpinan Ketua Pengurus dengan kematangan anggota, dengan partisipasi anggota KUD di Provinsi
Gorontalo? 5
Apakah terdapat pengaruh kesesuaian gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Pengurus KUD di Provinsi Gorontalo
1.3. Tujuan Penelitian 1
Menetapkan gaya kepemimpinan Ketua Pengurus KUD di Provinsi Gorontalo. 2
Menentukan tingkat kematangan anggota KUD di Provinsi Gorontalo. 3
Menentukan kesesuaian gaya kepemimpinan Ketua Pengurus dengan tingkat kematangan anggota.
4 Mengetahui pengaruh ketepatan gaya kepemimpinan Ketua Pengurus dengan
kematangan Karyawan, terhadap kinerja karyawan dan partisipasi anggota KUD di Provinsi Gorontalo.
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Gaya Kepemimpinan Situasional
Konsep dasar teori kepemimpinan situasional menurut Hersey, Balanchard, Johnson., 1996 ; 190 sebagai berikut:
“According to Situational Leadership, there is no one best way to influence people. Which leadership style a person should use with individuals or groups
depends on the readiness level of the people the leader is attempting to influence. Before we look at the application of the Situational Leadership model, it is
important that we understand leadership styles as they are use in the model and the ideas of follower readiness”.
Dalam menerapkan model kepemimpinan situasional, Schermarhorn 2001:1 menjelaskan bahwa:
A situational leadership model, helpful to managers in diagnosing the demands of their situation has been develop as a result of extensive research. Situational
leadership is based on interplay among the amount of : 1 Direction task behavior a leader gives, 2 Socio emotional support relationship behavior a
leader provides, 3 Readiness level that follower exhibit on a specific task, function, activity, or objectives that leader is attempting to accomplish through
the individual or group.
13
Gambar 1.1 : Model Kepemimpinan Situasional.
Sumber : Hersey, Blanchard, Johnson, 1996;200.
Kombinasi perilaku tugas dan perilaku hubungan menciptakan gaya kepemimpinan seperti dalam gambar 1.1 meliputi :
1. “Telling” memberitahukan adalah gaya bagi pengikut yang memiliki tingkat
kematangan yang rendah S1.
2. “Selling” menjajakan, gaya ini diterapkan bagi pengikut yang memiliki tingkat
kematangan rendah kesedang, tidak memiliki kemampuan tetapi mau memikul tanggung jawab untuk melakukan sesuatu tugas, yakin tetapi kurang memiliki
keterampilan S2.
3. “Participating” mengikutsertakan, gaya kepemimpinan ini diterapkan bagi
pengikut yang memiliki tingkat kematangan dari sedang ke tinggi. Mereka memiliki kemampuan tetapi tidak mau melakukan hal-hal yang diinginkan
pemimpin S3.
4. “Delegation” mendelegasikan, adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan bagi
pengikut yang memiliki tingkat kematangan tinggi, memiliki kemauan dan kemampuan atau keyakinan untuk memikul tanggung jawab, kode S4.
Keempat gaya kepemimpinan situasional di atas, oleh Mc Kinsey Company 2003:5 menyebut telling = directive, selling = supportive, participation =
participative, delegating = achievement – oriented. Keempat komponen gaya kepemimpinan situasional tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap motivasi
anggota dalam mengambil kepetusan McKinsey Company 2003:5. Jadi,
D E
L E
G A
T IN
G P
A R
T IC
IP A
T IN
G SE
L L
IN G
T E
L L
IN G
S1 S4
S3 S2
Share ideas and facilitate
in decision making
Explain decisions
and provide
oppotunity for
clasification
Hi. Rel Lo. Task
Hi. Task Hi. Rel
Turn over responsibility
for decisions and
implementation Hi. Task
Lo. Rel Lo. Rel
Lo. Task Provide
specific instructions
and closely supervise
performance
LEADER BEHAVIOR
14 penekanan perilaku kepemimpinan situasional adalah pada pola membangun
hubungan antara pengurus dan anggota koperasi. Sebagai pengurus menurut teori kepemimpinan situasional idealnya mengedepankan kebiasaan mendengar,
berkomunikasi multi arah, memfasilitasi, mengklarifikasi, dan memberikan dukungan sosial atau emosional kepada pengikut K. State, 1998:1.
2.2 Teori Tentang Kinerja.