14 penekanan perilaku kepemimpinan situasional adalah pada pola membangun
hubungan antara pengurus dan anggota koperasi. Sebagai pengurus menurut teori kepemimpinan situasional idealnya mengedepankan kebiasaan mendengar,
berkomunikasi multi arah, memfasilitasi, mengklarifikasi, dan memberikan dukungan sosial atau emosional kepada pengikut K. State, 1998:1.
2.2 Teori Tentang Kinerja.
Berbicara tentang teori yang mendasari kinerja tidak lepas dari bahasan teori- teori motivasi antara lain Teori Pengharapan yang menyatakan bahwa ;
“Kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan akan diikuti oleh output tertentu dan
bergantung pada daya output itu bagi individu tersebut”. Robin, 2007;238. Orang-orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka terhadap realita,
meskipun persepsi itu keliru. Karakteristik tersebut sangat relevan bila mempertimbangkan pengharapan kinerja pada pekerjaan. Selanjutnya Robin
mengemukakan variabebel kinerja meliputi produktivitas, kemangkiran, keluar masuknya karyawan, dengan asumsi bahwa karyawan mempunyai sedikit kendala
dalam keleluasaan mereka untuk mengambil keputusan.
2.3. Teori Partisipasi
Berdasarkan hasil penelusuran melalui referensi Jurnal Internasional, diperoleh gambaran bahwa teori partisipasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1.
Theory of neighborhood civic participation. Inti pemikiran teori ini adalah memulai dengan tinjauan terhadap aktivitas lingkungan, sebab bertitik tolak dari
hal inilah aktivitas manusia berusaha melindungi lingkungan fisik dan sosial dan menjadi motivasi untuk merumuskan program–program yang menunjang
pelestarian lingkungan Greenberg, 2001:40.
2. Theory of job search and labor force participation. Teori ini menekankan pada argumentasi mengapa seseorang mau berpartisipasi people move into of
market activity dan mengapa seseorang tidak mau berpartisipasi people move out of market activity. Ditinjau dari aspek people move into of market activity,
seseorang mau berpartisipasi karena tuntutan adanya kebutuhan terhadap pekerjaan. Ditinjau dari aspek people move out of market activity, seseorang tidak
mau berpartisipasi karena tuntutan adanya kebutuhan terhadap pekerjaan tidak lagi memberikan kesempatan yang memadai untuk menjalankan peran sebagai
anggota organisasi
2
3. Theory of action. Partisipasi sangat ditentukan oleh efektivitas dan fleksibilitas manajerial dalam menentukan rentang kendali. Partisipasi menurut
2
Yip 2003;2
15 teori tersebut dapat terjadi secara optimal apabila ada hubungan kekuasaan antara
pemimpin di tingkat atas dengan anggota di tingkat bawah
3
4. Actviity Theory. Teori ini menekankan pada pembangunan komunitas
pengetahuan, dengan pemahaman bahwa peningkatan kapasitas inovasi dapat dicapai melalui pembangunan pengetahuan yang difokuskan pada 4 empat
dimensi yaitu : 1 Working at the cutting edge. Prinsip ini menyoroti komunitas pekerja hanya dapat maksimal dengan memajukan pengetahuan kolektif di antara
semua komponen organisasi. 2 Progressive problem solving. Ide dasar prinsip adalah menyoroti anggota organisasi bahwa apabila telah mahir menguasai satu
hal maka ia akan berinvestasi lagi untuk mencari sumber – sumber baru dalam proses pembelajaran. 3 Collaborative effort. Fokus prinsip ini adalah bekerja
dengan baik terutama menyangkut hal – hal penting dan membagi tujuan dan nilai dengan komunitasnya untuk ditingkatkan. 4 Self – monitoring – of knowledge.
Prinsip ini menekankan pengetahuan sangat diperlukan sebagai bangunan kerja, terutama dalam proses pembelajaran dalam memecahkan masalah tetapi
difokuskan pertumbuhan pengetahuan inidividu.
5. Teori Aksi, Interaksi dan Sentimen AIS Theory : Activity, Interaction, and Sentiment Theory. Teori ini dikemukakan oleh George C Homans dalam Paul
Hersey 1995 ; 60, ada tiga unsur dalam sistem sosial yakni :
1 Aktivitas, adalah tugas-tugas yang dilaksanakan oleh orang-orang.
2 Interaksi adalah perilaku yang terjadi diantara orang-orang yang melaksanakan
tugas-tugas tersebut. 3
Sentimen adalah sikap yang terbentuk diantara orang-orang dan dalam kelompok.
6. Teori Pertukaran Exchange Theory.
Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang interaksi dan perilaku individual. Sasaran utamanya lebih tertuju pada pola-pola penguatan reinforcement,
imbalan reward dan biaya cost menyebabkan orang melakukan apa-apa yang mereka lakukan. Homans dalam Ritzer dan Goodman, 2003:92 bahwa orang
terus mengerjakan apa-apa yang dimasa lalu mendapat imbalan. Teori Pertukaran tidak hanya memusatkan perhatiannya pada perilaku individu, tetapi juga pada
interaksi individu yang menyebabkan terjadinya pertukaran imbalanhadiah dan kerugian. Dasar pemikiran adalah interaksi kemungkinan berlanjut bila ada
pertukaran imbalan, dan sebaliknya.
7. Teori Keseimbangan Balance Theory. Teori ini menitikberatkan pada aspek sikap. Newcomb 1978;176 mengemukakan “bila dua hal atau lebih berada
dalam keseimbangan, tata hubungan mereka cenderung untuk tetap stabil. Menurut teori ini, keseimbangan bukan saja karena ia menyediakan suatu sinonim
untuk perkataan stabilitas, tetapi terlebih lagi karena pengertian itu merupakan
3
Comparatie Education 2004;1
16 tantangan untuk mencari kondisi-kondisi dimana suatu tata hubungan tetap
tinggal stabil. Dalam interaksi sosial, jika terjadi kesamaan sikap seimbang terhadap pencapaian tujuan maka akan terjadi interaksi.
8. Teori Kepraktisan Practically Theory. Teori ini dikemukakan oleh George Ritzer pertama kali dalam karya metateoritisnya yang berjudul “A Multi
Paradigm Science” pada tahun 1975. Selanjutnya ia mengembangkan karya dibidang ilmu-ilmu sosial yang dimuat dalam karya yang berjudul The
Donaldization Of Society. Sasaran teori ini semata-mata tertuju pada rasionalitas formal dan pada fakta bahwa restoran cepat saji mencerminkan paradigma masa
kini dari rasionalitas formal Ritzer, 2004 ; 565.
9. Propinquity Theory Teori Kedekatan Wilayah Tempat Tinggal.
Menurut teori ini seseorang akan mau berinteraksi dalam koperasi apabila wilayah tempat tinggalnya berdekatan. Semakin dekat jaraknya, maka semakin besar
kemungkinan terjadinya interaksi, dan sebaliknya.
2.4. Hipotesis Penelitian :