· penjaga gawang mengambil atau menyentuh bola dengan tangannya saat bola ditendang kepadanya oleh team-nya sendiri dalam posisi kickinbola
mati Sumber: http:javafutsal.comfreshnews.php?id=8
2.6. Studi banding proyek sejenis 2.6.1. CEZ ARENA
Bangunan yang berada di kota Ostrava di Republik Ceko.Cez Arena merupakan stadium yang digunakan untuk EURO FUTSAL
CHAMPIONSHIP pada tahun 2005.
Gambar 2.14. Eksterior dan Interior Cez Arena
Stadion ini mempunyai kapasitas penonton 8420 orang, tempat duduk 5420 buah, dan 3000 orang penonton berdiri.
Sumber: www.google.co.idimgres?imgurl=http:www.pilsen2009.comimg
2.6.2. POZNAN ARENA
Bangunan ini mempunyai diameter 46m dan mempunyai tempat duduk penonton 4.500 tempat duduk. Bangunan ini menggunanakan lantai kayu
dan mengunakan penerangan 2000Lux. Bangunan ini merupakan terletak 5km dari penginapan para pemain. Bangunan ini memiliki 4 ruangan ganti
tim yang luas,2 ruang wasit,ruang konferensi pers,ruang medis dan ruang
Universitas Sumatera Utara
VIP. Bangunan ini merupakan milik dari sekolah menengah di Poznan- Krzesiny, yang mempunyai ukuran lapangan 27m x 44m.
Gambar 2.18. Poznan arena
2.6.3. PUTRA STADIUM
Merupakan stadium indoor,yang terletak di antara National Squash Centre and the National Aquatic Centre di lokasi Bukit Jalil Sport Complex,
Malaysia. Memiliki 3 main entrance dan di sekeliling bangunan terdapat pedestrian plaza.Mempunyai 16.000 tempat duduk. Luas lapangan dalam
ruangan adalah 39,4m x 69m. Bangunan ini dipergunakan untuk berbagai jenis olahraga indoor seperti basket, tennis, bulutangkis, futsal, senam dan
lainnya.
Gambar 2.19. Interior Putra Stadium
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Netaji Indoor Stadium
Stadion ini terletak di Kalkuta, Bengal barat, India. Bangunan ini terletak di depan Pengadilan Tinggi, di samping Taman Firdaus. Stadion ini
dibangun dengan tujuan untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Tenis Meja Dunia. Ini didirikan pada tahun 1975 dan diresmikan oleh Siddharta Sankar
Roy, mantan Kepala Menteri Bengal Barat. Bangunan ini digunakan untuk permainan dalam ruangan dan olahraga seperti Tenis meja, bola basket, Bola
Voli, Bulutangkis, futsal, dan kegiatan apa saja yang memungkinkan bisa terlaksana di dalam bangunan tersebut. Pada tanggal 14 September 1997,
Indoor Stadium sangat dihormati sebagai upacara terakhir dari Ibu Teresa dilakukan di sini.
Lantai kayu dari stadion digunakan sebagai arena bermain. Saat ini stadion indoor ini tidak hanya digunakan untuk permainan olahraga saja.
Tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk melangsungkan kegiantan- kegiatan budaya.sehingga dalam pengaturan tempat duduk juga disediakan
2000 kursi yang dapat diletakkan di lantai kayu. Stadion ini juga menawarkan ruang pers, dan ruang konferensi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BABIII ELABORASI TEMA
1. Green
: Warna Hijau
III.1. Pengertian Tema
Arsitektur Hijau atau lebih dikenal dengan istilah Green Arsitektur bila diartikan secara harafiah:
2. Arsitektur adalah :
2
• Lingkungan binaan
Adalah satuan ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah, dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya.
• Ilmu dalam merancang bangunan
Adalah suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi
persyaratan fungsional. •
Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan Merupakan perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang teratur dan nyaman.
• Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika
Yaitu pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi,
tujuan, dan ruang lingkupnya. Jadi, arsitektur hijau atau green architecture adalah suatu pendekatan pada
bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah
bangunan.
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber
daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
2
Ching, Fransis, D.K., Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan susunannya, hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
1. efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
2. mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam
mengembangkan produktivitas penghuninya, 3.
mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan isu yang sedang berkembang di masa sekarang. Begitu banyaknya terjadi bencana alam, peningkatan
suhu dunia, rusaknya lapisan ozon menjadi pendorong penerapan arsitektur hijau dalam masyarakat.
Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam.
Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada
alam. Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Green artinya hijau atau bisa di artikan sesuatu yang natural, yang berhubungan dengan
alam.
Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak
alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Green Architecture adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan dalam efisiensi energi dan sumber daya alam
dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan budaya.
Terdapat 6 prinsip Green Architecture yang diajukan oleh Brenda dan Robert Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai
aplikasi, yaitu: 1.
Konservasi energi
a. Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi.
b. Perlindungan sumber daya alam.
c. Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan
rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
d. Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan
limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk. e.
Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan
atau proyek.
2. Bekerja sama dengan iklim
a. Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam.
b. Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin,
hujan, dan air. c.
Pencahayaan alami pada siang hari. d.
Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
a. Penggunaan material daur ulang.
b. Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
c. Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya.
d. Penggunaan material yang ramah lingkungan.
4. Menghargai pemakai
Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan
pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya :
daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan
ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman
beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami.
5. Menghargai site
a. Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan
kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap
memiliki aliran udara.
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus
menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi,
menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.
6. Holistik
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
Heinz Frick 1999 memberikan empat kriteria arah pembangunan secara
Green Architecture, yaitu:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan
lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi. 2.
Pembangunan biologis baubiologie yang memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.
3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta
susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran.
4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi
pembentukan dan kesenian.
Masih menurut Frick, 1997, pola perencanaan green arsitektur selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:
Penyesuaian pada lingkungan alam sekitar.
1. Menghemat sumber energi alamyang tidak dapat diperbaharui dan mengirit
penggunaan energi. 2.
Memelihara sumber lingkunganudara, tanah, air. 3.
Memelihara dan memperbaiki peredaran alam. 4.
Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi listrik, air dan limbah air, limbah dan sampah.
Universitas Sumatera Utara
5. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan
pemeliharaan perumahan. 6.
Tempat kerja dan pemukiman terdekat. 7.
Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. 8.
Penggunaan teknologi sederhana. 9.
Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
10. Kulit dinding dan atapsebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus
melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. 11.
Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
12. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap
panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya. 13.
Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
14. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan
penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk.
15. Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan
limbah, dan mudah dipelihara.
Dengan menggunakan pendekatan Green Architecrure setidaknya dalam 2 tahap kita sudah dapat menghemat banyak baik untuk energi maupun biaya hidup
kita. Pra Konstruksi :
1.
Pertimbangkan massa bangunan hanya sebagai ruang yang fungsional sehingga tidak boros dan aman secara sosial aman dari gangguan penjahat maupun
secara konstruksi lebih ringan dan ringkas.
2.
Penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak meminimalkan kerja pengkondisian udara atau kipas angin.
3.
Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock secara tepat, misalnya menghadap ke arah yang
selatan atau timur dan skylight didalam ruangan.arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.
Teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan dan atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas.
5.
Pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat disekitar lingkungan kita sehingga beban transportasi yang lebih sedikit. banyak yang tidak menyukai
pemakaian kayu sebagai boikot terhadap pembalakan liar kayu di hutan hujan tropis.
6.
Adanya void untuk sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan bertingkat.
7.
Pertimbangkan ruang terbuka yang lebih banyak dengan tanpa perkerasan diantara dinding masif bangunan terutama sebagai peresapan air tanah dan efek
pemantulan sinar matahari.
8.
Pemakaian jalusi krepyak pada jendela atau pintu seperti halnya dinding yang bernapas dan glassblock untuk dinding.
9.
Tanpa mengurangi kualitas bangunan, pilih struktur yang lebih ringan sehingga beban bangunan lebih sedikit terbebani baik terhadap beban angin maupun
gempa, terlebih volume yang lebih sedikit akan menguragi biaya konstruksi.
10.
Manhole pada gewel pada dinding yang lebih lebar.
11.
Pertimbangkan saluran pemipaan plumbing yang mudah dirawat.
12.
Dengan alasan lebih dekat dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar, semisal ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga pada
halaman belakang atau samping, kamar mandi semi terbuka di taman samping, dapat juga diperlakukan sebaliknya, dengan adanya ruang menerus ke dalam
ruang. misalnya ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.
Universitas Sumatera Utara
Pasca konstruksi:
1.
Perabotan dan asesoris yang tidak terlalu berlebihan, dapur dan kamar mandi dengan saluran yang senantiasa bersih akan menghemat pengeluaran
anda akan listrik dan air. semisal dapur yang dekat dengan taman, sisa air cucian dapur dapat dipakai untuk menyirami tanaman, sisa bilasan cucian
jemuran bisa untuk mencuci kendaraan.
2.
Memberi tumbuhan rambat pada tembok kita sehingga mengurangi panas di dinding.
3.
Memilih warna cat yang tidak gelap pada tembok luar, karena menyerap panas, namun sebaliknya juga tidak memilih warna putih karena dapat
menyilaukan.
4.
Tidak menutup semua lahan terbuka dengan perkerasan, sebagai pertimbangan penyerapan air hujan.
5.
Menanam lebih banyak tanaman baik sebagai pohon peneduh, pengurang bising, pengurang debu maupun untuk penghalang terpaan sinar matahari
semisal tanaman rambat sebagai jalusi atau tanaman buah dalam pot. irigasi dapat memakai irigasi tetes drip irigation.
6.
Mengganti lampu dan peralatan listrik yang lebih hemat dan berusia lama.
7.
Bila bangunan terdiri dari dua lantai atau lebih, pertimbangkan adanya roof garden.
Gambar 12. Bersatunya ruang dalam dengan ruang luar.
Universitas Sumatera Utara
8.
Perilaku hemat dan pemilihan bahan yang hemat energi seperti lampu led berdaya rendah, saklar thermostat atau yang memakai fotometer, pemakaian
bahan pemanas air yang lebih hemat.
III.2. Latar Belakang Tema
Belakangan ini, banyak negara-negara menghadapai masalah – masalah lingkungan hidup yang telah tercemar sehingga banyak muncul isu – isu seperti isu
pemanasan global global warming yang akan menimbulkan masalah besar apabila tidak di tanggulangi dengan cermat. Faktor yang mempengaruhi kerusakan
lingkungan yang akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia di bumi ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah bentuk fisik dari suatu kawasan
termasuk tersedianya lahan hijau sebagai produsen oksigen utama, bangunan yang memenuhi kawasan tersebut dan juga kesadaran akan masyarakat yang tinggal di
kawasan.
Di beberapa negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang haus ramah
lingkungan, pembatasan terhadap jumlah kenderaan bermotor dan lain – lain. Departemen lingkungan hidup ditunjuk sebagai salah satu pengawas dalam
perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan.
Salah satu solusi pemecahan masalah pencemaran lingkungan hidup tersebut , pada saat ini banyak dikembangkan konsep – konsep kota yang hijau green city.
Selain itu polusi yang timbul juga menghasilkan dampak yang buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain kelangsungan suatu kota sangat tergantung pada
kualitas lingkungan perkotaan tersebut.
Konsep green architecture sudah selayaknya diterapkan di Indonesia mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan yang
semakin parah yang banyak diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa kita sadari apabila kita tidak menerapkan konsep tersebut sejak sekarang maka akan
berakibat fatal di masa yang akan datang seperti krisis akan air , energi , sumber daya
Universitas Sumatera Utara
alam serta kerusakan lingkungan yang parah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia
. Selain karena pertimbangan di atas, dipilihnya tema arsitektur hijau atau
green architecture sebagai pendekatan dalam proyek ini mempertimbangkan beberapa hal. Maka untuk menghemat biaya ini diperlukan suatu pemikiran untuk menghemat
biaya perencanaan dan juga konstruksi, sesuai dengan yang telah dijelaskan pada ajuan tema di atas. Bangunan direncanakan untuk tidak menggunakan penghawaan
buatan, memaksimalkan penghawaan alami, sebisa mungkin untuk mengurangi penggunaan lampu pada siang hari dalam artian memanfaakan semaksimal mungkin
sinar matahari. Dengan hal ini juga nantinya diharapkan proyek ini terdiri dari bangunan-
bangunan yang asri, teratur, dan nyaman. Sebisa mungkin merencanakan sirkulasi yang efisien sehingga tidak ada pemborosan.
Olahraga pada umumnya dan cabang futsal pada khususnya mempunyai tujuan untuk membuat badan menjadi sehat. Olahraga adalah
cara alami untuk menjaga kesehatan manusia yang telah dilakukan sejak manusia lahir. Dalam hal ini Green Arsitektur mampu menciptakan suasana
yang alami untuk mendukung kegiatan yang akan berlangsung pada bangunan Medan Futsal Stadium ini. Green Arsitektur akan menyediakan
penghawaan yang alami di dalam bangunan dengan saringan udara yang alami yang akan masuk ke dalam bangunan. Demikian juga dengan air
hujan akan digunakan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dalam bangunan stadion ini. Keselarasan antara judul dan tema tersebut akan
dipadukan pada proyek tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga menghasilkan suatu kondisi dan kesan yang alami.
III.3. Interpretasi Tema
Universitas Sumatera Utara
III.4. Studi Banding Tema Sejenis III.4.1. Heping Park, Tianjin, Cina
Ini adalah proyek Perkins+Will untuk Heping Park di Tianjin, China. Melukiskan pita tumbuh-tumbuhan yang melukiskan zona atap. Proyek diberi tanda
oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat dengan menciptakan suatu langit-langit dengan benih tumbuh-tumbuhan setinggi level jalan.
Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman bertingkat baru yang akan menekankan suatu yang lebih tinggi mutu hidup sampai
pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau yang menggelombang ke seberang, memudahkan cahaya, ventilasi, dan akses ke parkiran bawah.
- Editt Tower, Malaysia
Gambar 13. Heping Park.
Gambar 14. Heping Park Concept.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Editt Tower.
Tanggapan : Pada proyek ini terlihat jelas bagaimana ruang-ruang terbangun
digantikan oleh ruang ruang hijau pada atap Green Roof, terlihat jelas bagaimana bangunan juga menjadi tempat hidup tumbuh-tumbuhan. Selain itu Green roof ini
juga berfungsi sebagai ruang-ruang publik, sehingga pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif.
III.4.2. Editt Tower, Malaysia
Desain EDITT Tower pada sudut kota Singapura merupakan bentuk hybrid yang
memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area retail , exhibition
hall dan auditorium serta ruang kantor pada bagian atas. Bangunan 26 lantai ini menerapkan
konsep ‘green vertical urbanism’ maksudnya pengembangan kota yang ramah lingkungan
secara vertikal. Dengan konsep bentuk yang organic pada bagian fasade bangunan yang
berpengaruh pada ruang public dan sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang
memiliki estetika ekologi. Konsep green architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui
system penampungan air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternatif energi untuk bangunan.
Gambar 16. Eddit Tower Concept
Universitas Sumatera Utara
Tanggapan : konsep green pada proyek ini dihadirkan dengan adanya taman vertikal
hampir pada seluruh bangunan. Yang paling menarik adalah adanya sistem water treatment yang mengumpulkan air hujan, selanjutnya air hujan ini disaring dan
digunakan untuk keperluan menyiram tanaman dan juga keperluan lainnya.
III.4.3. ACROS Fukuoka, Jepang
Sumber: Green Roof
Gambar 17. ACROS Fukuoka.
Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek
mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang
modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk
meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap
unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya.
Tanggapan : pada proyek ini hadirnya atap-atap hijau yang ditanami vegetasi
berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi.
Perspektif Tampak
Detail atap
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA
IV.1 Analisa tapaklokasi
Site berada pada persimpangan Jl.Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Sempakata, Kec. Medan Selayang. Gbr. Peta Pulau Sumatera
Gbr. Kotamadya Medan
Lokasi site
Universitas Sumatera Utara