47
kurang menghargai dan menganggap mudah segala sesuatunya, yang dapat menciptakan kehidupan berfoya-foya, sehingga anak dapat terjerumus dalam
lingkungan antisosial. Kemewahan membuat anak menjadi terlalu manja, lemah secara mental, tidak mampu memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang
bermanfaat. Situasi demikian menyebabkan remaja menjadi agresif dan memberontak, lalu berusaha mencari kompensasi atas dirinya dengan melakukan
perbuatan yang bersifat melanggar. Anak-anak dengan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang rendah
berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental. Masalah seperti depresi, kepercayaan diri yang rendah, konflik sebaya, dan kenakalan remaja lebih banyak
terjadi di antara kalangan anak-anak yang hidup di keluarga sosial ekonomi rendah dibanding anak-anak yang lebih beruntung secara ekonomi Gibbs dan Huang dalam
Santrock 2007 : 283.
2.5. Kerangka Pemikiran
Remaja adalah waktu manusiaberumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudahdewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki ciri-ciri
diantaranya, perubahan perkembangan fisik. Peningkatan emosional, peningkatan dan perkembangan seksual, perubahan nilai, berkeinginan besar untuk mencoba
segala sesuatu yang baru, dan masa mencari identitas diri. Tugas-tugas perkembangan masa remaja menuntut perubahan besar dalam
sikap dan pola perilaku. Tugas-tugas perkembangan remaja diantaranya yaitu, mencari kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai
48
otoritas, mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya ataupun orang lain, pemantapan minat-minat heteroseksual,
memiliki filsafat hidup, dan identifikasi diri. Masalah sosial yang berwujud kenakalan remaja tentu timbul dan dialami
oleh sebagian besar kelompok sosial, dan fenomena tadi akan menjadi pusat perhatian sebagian besar anggota masyarakat untuk mendapatkan jalan yang paling
efektif di dalam mengatasi baik secara preventif maupun repressif. Kenakalan remaja merupakan bagian dari problema-problema sosial yang dialami masyarakat.
Pada garis besarnya masalah-masalah sosial yang timbul karena perbuatan- perbuatan anak remaja dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat baik di
kota maupun di plosok desa. Bentuk kenakalan remaja tersebut antara lain, tawuran antar pelajar, geng motor, seks bebas, mencuri, membunuh, penyalahgunaan narkoba
minum-minuman keras dan sebagainya. Akibatnya sangat memilukan, kehidupan masyarakat menjadi resah, perasaan tidak aman bahkan sebagian anggota-
anggotanya menjadi terasa terancam hidupnya. Tingkat sosial ekonomi keluarga sangat mempengaruhi perilaku remaja.
Remaja yang berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah,masalah yang mereka hadapi adalah tidak mampu bersaing dengan remaja di kalangan atas
disebabkan karena hak-hak mendapatkan keistimewaan dan fasilitas materil. Kedudukan dalam sosial ekonomi keluarga, dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan,
dan pendidikan. Pekerjaan merupakan kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak.
Pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya. Pendidikan adalah
49
segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan kedudukan sosial ekonomi, masyarakat dapat digolongkan dalam masyarakat berpenghasilan rendah
,
sedang, dan tinggi. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah
dari keperluan untuk memen
uhi
tingkat hidup yang minim
,
jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulan
.
Golongan masyarakat bepenghasilan sedang yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhhi kebutuhanpokok dan tidak dapat
menabung, jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000 sd Rp. 2.500.000,00 per bulan.Golongan masyarakat bepenghasilan tinggi yaitu selain dapat
memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain, jika pendapatan rata-rata
lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan Untuk memperjelas alur pemikiran tersebut, peneliti membuat bagan yang
menggambarkan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut:
50
Bagan Alir Pemikiran
Keluarga Sosial Ekonomi Rendah -
Tingkat pendidikan yang rendah -
Tingkat penghasilan yang rendah -
Lapangan pekerjaan yang belum maksimal
- Orang tua tidak sempat
membimbing dan mengawasi putra-putrinya
- Orang tua cenderung melakukan
kekerasan terhadap anaknya -
Kepercayaan diri yang rendah -
Tuntutan kehidupan yang keras
Kenakalan Remaja -
Berbohong -
Membolos sekolah -
Tawuran pelajar -
Melihat,membaca,dan menonton film porno
- Seks bebas
- Penyalahgunaan narkoba
- Mencuri
- Kebut-kebutan di jalan
- Membunuh
- Minum-minuman keras
- Perjudian
51
2.6. Hipotesis