Penguasaan Konsep TINJAUAN PUSTAKA

dengan benar, berdasarkan mekanisme interaksi yang terencana terhadap benda di lingkungan sekitar. Slameto 1991 : 137 menyatakan bahwa: “ Apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep kini.” Kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan Slameto, apabila siswa telah menguasai suatu konsep, maka besar kemungkinan siswa tersebut dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajarinya. Kegunaan konsep yaitu : 1. Mengurangi kerumitan lingkungan 2. Membantu kita untuk mengidentifikasi sejumlah objek 3. Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju 4. Mempelajari dua hal yang berbeda. Penguasaan atau pemahaman konsep merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang ilmiah dan berkesinambungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Dalam belajar siswa harus melalui beberapa tahap dalam proses belajarnya, yaitu pengenalan konsep, hafalan, pemahaman konsep, dan berakhir pada aplikasi konsep. Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajarkan. Bagian terpenting dari pemahaman siswa adalah perkembangan konsep secara bertahap. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, siswa dapat menguasai konsep yang disampaikan guru. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep yang lebih kompleks. Penguasaan konsep merupakan dasar dari penguasaan prinsip- prinsip teori, artinya untuk dapat meguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keberhasilan siswa, maka diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya kearah pemahaman siswa untuk memahami hal-hal lain diluar pengetahuan sebelumnya. Jadi, siswa dituntut untuk menguasai materi-materi pelajaran selanjutnya. Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu konsep, terdapat empat hal yang harus diperbuat, yaitu siswa: 1. Dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya. 2. Dapat menyatukan ciri-ciri properties konsep tersebut. 3. Dapat memilih serta membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh. 4. Mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. Pencapaian penguasaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru berikan. Dengan mengetahui nilai hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit. Tes ini merupakan posttest atau tes akhir proses pembelajaran Arikunto, 2001 : 36.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 Januari sampai 4 Juli 2012 di MAN 1 Metro pada semester genap tahun pelajaran 20112012.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI pada semester genap di MAN 1 Metro tahun pelajaran 20112012. 2. Sampel Sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA1 berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XI IPA2 berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen yang diambil dengan teknik cluster random sampling .

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa, berupa nilai pretest dan postest diambil pada pertemuan awal dan pertemuan akhir. Nilai pretest diambil sebelum pembelajaran, sedangkan nilai postest diambil setelah pembelajaran berlangsung, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essay, dengan jumlah soal sebanyak sepuluh soal pada setiap pertemuan.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental. Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah desain pretest posttest tak equivalen. Hasil dari nilai pretest dan nilai postest yang diberikan kemudian dibandingkan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran TPS Think Pair Share. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa. R 1 O 1 X 1 O 2 R 2 O 1 X 2 O 2 Gambar 2. Desain pretes posttest tak ekuivalen Keterangan : R 1 = kelas XI IPA2; R 2 = kelas IX IPA1; O 1 = pretest; O 2 = posttest; X 1 = perlakuan 1 Menggunakan bahan ajar Leaflet dengan TPS X 2 = perlakuan 2 LKS dengan diskusi

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Tanggal Bulan Tahun Kegiatan 16 Januari 2012 3 - 13 Februari 2012 - Menetapkan waktu penelitian - Menetapkan rancangan pembelajaran yang diterapkan - Menentukan kelas yang dijadikan sampel penelitian - Meminta surat izin penelitian ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. - Menyusun perangkat pembelajaran. - Membuat bahan ajar leaflet sebagai sumber belajar siswa yang di uji ahli. - Membuat angket kemenarikan bahan ajar leaflet. - Membuat soal pretest dan postest.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap T. P 2011/2012)

0 8 56

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR AND SHARE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA ( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil TP 2011/2012 SMP Gajah Mada Bandar Lampung )

0 9 75

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (Think Pair Share) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MAN 1 Metro Semester Genap TP 2011/2012)

0 12 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/201

0 9 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MODEL GALLERY WALK (GW) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun P

3 14 60

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 50