II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Upaya POLRI dalam Pemberantasan Narkotika
Polisi Republik Indonesia POLRI adalah salah satu pihak yang harus terlibat dalam pemberantasan narkotika di Indonesia. Pendekatan penegakan hukum yang
komprehensif dalam memberantas narkoba di Indonesia harus menjadi prioritas ke depan karena masalah ini sangat kompleks. Apalagi yang kita hadapi adalah
kejahatan sangat serius most serious crime dan kejahatan lintas batas transnational organised crime yang pada umumnya dilakukan sindikat
internasional.
Langkah penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang dilakukan POLRI dapat digolongkan menjadi 3 upaya yaitu:
1. Pre-emtif 2. Preventif
3. Represif
Upaya pre-emtif antara lain dilakukan dengan cara edukatif pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat, menciptakan hubungan yang
harmonis antar sesama masyarakat dan antara masyarakat dengan POLRI melalui upaya penyuluhan, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam turut serta
menjaga keamanan ditengah masyarakat itu sendiri, dan memberikan pencerahan
bahwa menggunakan, membeli bahkan sampai memperjual belikan narkotika adalah perbuatan melanggar norma hukum dan norma agama, serta mengadakan
pendekatan solusi usaha menggantikan tanaman ganja yang sering ditanam dengan tanaman pengganti yang lebih memiliki nilai jual tinggi namun tidak
melanggar hukum bagi masyarakat petani di aceh.
Upaya preventif juga dapat dilakukan melalui upaya lidik, pengamanan dan penggalangan. Upaya preventif sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan oleh
fungsi Bimbingan Masyarakat Bimmas dan fungsi intelijen POLRI. Disamping itu, upaya-upaya edukasi, pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup juga
dapat dilakukan oleh Polair POLRI terhadap masyarakat perairan dan masyarakat kepulauan di pulau-pulau yang sulit terjangkau.
Upaya preventif dapat dilakukan melalui upaya mencegah masuknya narkotika dari luar negeri dengan melakukan pengawasan secara ketat di daerah-daerah
perbatasan seperti di bandara, pelabuhan laut, dan perbatasan-perbatasan darat. Disamping itu, untuk mencegah lalu lintas narkotika illegal di dalam negeri
dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti: operasi khususrazia di jalan-jalan terhadap kendaraan roda 2 dan roda 4 pada daerah rentan lalu lintas narkotika
sistem zig-zag sehingga tidak terbaca oleh jaringan pengedar narkotika, melakukan razia di tempat-tempat rawan lalu lintas narkotika secara illegal atau
tempat-tempat rawan transaksi narkotika seperti tempat-tempat hiburan diskotik, karaoke, pub, cafe warung remang dan lain-lain, mengadakan patroli pencarian
sumber narkotika atau ladang ganja meliputi seluruh wilayah terpencil, mencegah
kebocoran narkotika dari sumber-sumber resmi seperti rumah sakit, apotik, barang bukti dari aparat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lainnya.
Upaya represif berupa upaya penindakanpenegakan hukum
terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dapat dilakukan dengan upaya
penyelidikan dan penyidikan secara professional oleh fungsi ReskrimRes Narkoba POLRI.
http:ardikurniawan2005.wordpress.com20110526penanggulangan- penyalahgunaan-dan-peredaran-gelap-narkoba-di-indonesia,
di akses
pada tanggal 30 September 2011 pukul 19.51 WIB
Adapun upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan perangkat hukum yang ada secara maksimal dan tepat sasaran agar tercipta keseimbangan antara
perbuatan yang dilakukan dengan sanksi hukuman yang diterapkan serta menindak bagi siapa saja yang menghalangi atau mempersulit penyidikan serta
penuntutan dan pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika sebagaimana diatur dalam pasal 138 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009.
Perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika termasuk perkara yang didahulukan dari perkara lainnya untuk diajukan ke pengadilan untuk
penyelesaian perkara secepatnya sesuai pasal 74 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dan pasal 58 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997.
Saat ini dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dari luar negeri, POLRI melakukan juga kerjasama dengan kepolisian negara lain
berupa kerjasama antar negara, kawasan regional ASEAN maupun Internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB melalui wadah Interpol. Kerjasama
tersebut dapat berupa bantuan dalam penyidikan tindak pidana narkotika maupun kerjasama pendidikan melalui Jakarta Center for Law Enforcemet Coorperation
JCLEC dan United Nation on Drug and Crime UNODC. Tentu saja kerjasama POLRI ini perlu didukung dan ditindak lanjuti oleh pemerintah negara dengan
melakukan kerjasama antara pemerintah dalam bentuk kerjasama atau perjanjian ekstradisi dan perjanjian bantuan hukum timbal-balik dalam masalah pidana.
B. Upaya Penanggulangan Peredaran Narkotika