Roger dan Johnson dalam Lie, 2008: 31 mengatakan bahwa semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Pencapai hasil yang maksimal,
lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan yang meliputi:
1. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang
lain dapat mencapai tujuan mereka.
2. Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing- masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya
sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
3. Tatap muka
Dalam cooperative learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini
akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang
sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para
siswa.
5. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif mempunyai bebarapa kelebihan yaitu dapat memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk dalam Trianto, 2010: 59 bahwa tujuan-
tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Sedangkan menurut Slavin 2011: 100 bahwa
pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, pembelajaran
kooperatif juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat untuk
memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan.
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division STAD
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para
guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif Slavin, 2011: 143. Model pembelajaran tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini
merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal Isjoni, 2009:51 dalam Tukiran, 2011: 64. Tiga konsep penting bagi semua
metode PTS Pembelajaran Tim Siswa sebagaimana dikemukakan oleh Slavin 2011: 10 yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan
kesempatan sukses yang sama
1. Penghargaan bagi tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan
– penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah
ditetapkan. tim tidak bersaing untuk merebut penghargaan yang tidak mungkin semua atau tidak ada anggota tim yang yang bisa saja ada yang
mencapai kriteria pada minggu tersebut.