apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad”
c. Dalam KUH Perdata pasal 1131 dan Pasal 1132
Pasal 1131 KUH Perdata, “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan”
Pasal 1132 KUH Perdata,
“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang menguntungkan padanya; pendapatan penjualan benda-benda itu
dibagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar-kecilnya piutang masing-masing kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-
alasan yang sah untuk didahulukan”
3. Jaminan Kredit Sebagai Pengaman Pelunasan Kredit
Bank sebagai badan usaha yang memberikan kredit kepada debitur wajib melakukan upaya pengamanan agar kredit tersebut dapat dilunasi debitur yang
bersangkutan. Kredit yang tidak dilunasi oleh debitur baik seluruhnya maupun sebagian akan merupakan kerugian bagi bank. Kerugian yang menunjukan
jumlah yang relative besar akan memengaruhi tingkat kesehatan bank dan kelanjutan usaha bank. Oleh karena itu, sekecil apapun nilai uang dari kredit
yang telah diberikan kepada debitur harus tetap diamankan sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Keterkaitan jaminan kredit dengan pengamanan kredit dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata sehingga merupakan upaya lain atau
alternative yang dapat digunakan bank untuk memperoleh pelunasan kredit
pada waktu debitur ingkar janji kepada bank.bila di kemudian hari debitur ingkar janji, yaitu tidak melunasi utang sesuai dengan ketentuan perjanjian
kredit, maka hal tersebut dinyatakan sebagai kredit macet. Pada saat debitur ingkar janji, fungsi jaminan kredit untuk mengamankan pelunasan kredit akan
terlaksana dengan baik.
13
4. Pengikatan Jaminan Kredit
Terhadap setiap objek jaminan kredit yang diserahkan debitur dan disetujuin bank, harus segera diikat sebagai jaminan utang. Bank seharunya
mengikat objek jaminan kredit secara sempurna, yaitu dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan
utang. Pengikatan atau penguasaan jaminan kredit seharusnya dilakukan sebelum
diizinkannya debitur menarik dana kredit. Keharusan pengikatan dan penguasaan jaminan kredit merupakan bagian dari persyaratan administrative
yang sudah diselesaikan sebelum kredit disalurkan dananya kepada debitur.
14
13
M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2007, h., 104
14
M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2007, h., 132
37
BAB III PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN
KREDIT DENGAN JAMINAN DAN EKSEKUSINYA
A. Kredit Bermasalah dan Penyebabnya
Setiap bank sesekali tentu akan menjumpai pinjaman yang membawa risiko lebih besar dari pada yang diperkirakan saat memberikan pesetujuan
permohonan kredit dalam portofolio perkreditannya.
1
Risiko atas kredit adalah tidak tertagihnya kredit yang telah disalurkannya, baik pokok pinjaman yang
diberikan, maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran cicilan pokok kredit
beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.
3
Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran
sesuai dengan perjanjian yang telah di tanda tangani oleh bank dan nasabah. Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena
tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan, maupun pendapatan
1
Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum Jakarta : Bumi Aksara, 1999, h., 70
2
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi Jakarta : Kencana, 2011, h., 122
3
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005, h., 82