Kerangka Teoritis Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kredit adalah istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Para karyawan, ibu-ibu rumah tangga, bahkan masyarakat sekarang ini banyak melakukan kegiatan konsumsi melalui kegiatan perkreditan. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa Latin, yaitu kata latin credo berarti saya percaya I trust. Dalam praktek dunia perbankan, pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada nasabahnya akan dimulai dengan diajukannya permohonan aplikasi oleh nasabah. Aplikasi yang diajukan nasabah harus dilengkapi dengan data yang dikehendaki bank. Selanjutnya berdasarkan data tersebut bank akan menganalisis sesuai dengan ketentuan dan prosedur untuk sampai pada satu keputusan, disetujui atau tidak permohonan kredit yang diajukan. 11 Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memerhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah merupakan factor penting yang harus diperhatikan oleh bank karena jaminan memberikan keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan perjanjian. 12 11 Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum Jakarta : Bumi Aksaara, 1999, h., 43 12 Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi Jakarta : Kencana, 2011, h., 72

2. Kerangka Konseptual

Pada bagian ini akan dikemukakan konsep dasar yang digunakan sebagai dasar operasional dalam penelitian ini, antara lain : a. Kredit Pengertian kredit pada pasal 1 angka 11 Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. b. Kredit Bermasalah Kredit Bermasalah secara umum adalah semua kredit yang mengandung resiko tinggi. Kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang mengandung kelemahan atau tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh bank. 13 c. Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan Perjanjian Kredit adalah perjanjian pokok principal yang bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah assessor-nya. 13 Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Jakarta : PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2006, h., 181 Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjadinya pejanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur. 14 d. Jaminan dan Agunan Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 butir 3 yang dimaksud Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. 15 e. Eksekusi Eksekusi adalah suatu tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara. Tindakan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara perdata. 16

F. Metode Penelitian