31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris.
3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah batang uji RAPP utuh dan batang uji RAPP berbentuk
butt
,
bevel
,
rabbet
dan
round joint
. Ukuran model induk dari logam yang akan digunakan untuk pembuatan sampel kekuatan transversal sesuai dengan standart
American Dental Assosiation Spec No.12
yaitu 65mm x 10mm x 2.5mm.
10mm
2.5mm
Gambar 8. Ukuran batang uji kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas
3.2.2 Besar Sampel Penelitian
Besar sampel penelitian ini dihitung dengan rumus:
Keterangan : t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan
65 mm
t-1 r-1 ≥ 15
Universitas Sumatera Utara
32
Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok batang uji yang akan diperlakukan, yaitu batang uji RAPP utuh, kemudian batang uji RAPP dengan bentuk reparasi
permukaan
butt
,
bevel
,
rabbet
, dan
round joint
. Jumlah r tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut:
t-1 r- ≥
5-1 r- ≥
4r- ≥
4r- ≥
≥ + ≥
≥ ≥
r = 5 Jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 45 sampel yang
digunakan untuk 9 kelompok sampel, terdiri dari: 1.
Satu kelompok kontrol yaitu batang uji RAPP utuh tanpa dilakukan reparasi dan tanpa penambahan serat kaca
2. Empat kelompok sampel sebagai kelompok perlakuan pembanding yaitu
kelompok dengan bentuk reparasi
butt
,
bevel
,
rabbet
dan
round joint
tanpa ditambah serat kaca.
3. Empat kelompok sampel sebagai kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan
bentuk reparasi
butt
,
bevel
,
rabbet
dan
round joint
disertai penambahan serat kaca.
Universitas Sumatera Utara
33
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel
3.3.1.1 Variabel Bebas
1. Penambahan serat kaca
2. Bentuk reparasi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas
3.3.1.2 Variabel Terikat
1. Kekuatan Transversal
3.3.1.3 Variabel Terkendali
1. Ukuran batang uji 2. Jenis gips yang dipakai dalam pembuatan sampel.
3. Perbandingan bubuk gips dan air 4. Waktu pengadukan gips
5. Jenis RAPP yang dipakai 6. Perbandingan bubuk dan cairan RAPP
7. Bentuk, ukuran dan berat serat kaca 8. Teknik penambahan serat kaca
9. Besar penekanan dengan alat bench press 10. Suhu dan waktu kuring
11. Teknik pemolesan
3.3.2 Defenisi Operasional
Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Bebas
Variabel Bebas Keterangan
Penambahan serat
kaca Serat kaca adalah material berbentuk serabut-serabut yang sangat halus
mengandung bahan kaca yang ditambahkan ke dalam RAPP. Jenis
Universitas Sumatera Utara
34
serat kaca yang dipakai dalam penelitian adalah
E-glass
. Reparasi
Basis Gigitiruan Resin
Akrilik Polimerisasi
Panas Membuat bentuk reparasi permukaan sambungan pada basis gigitiruan
yang patah. Bentuk reparasi diantaranya adalah
butt joint
,
bevel joint
,
rabbet joint
dan
round joint
.
Tabel 2. Defenisi Operasional Variabel Terikat
Variabel Terikat Defenisi Operasional
Alat Ukur
Kekuatan Transversal Kekuatan transversal atau
flexural
adalah beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang
yang ditumpu pada kedua ujungnya dan beban tersebut diberikan di tengah-tengahnya, selama
batang ditekan maka beban akan meningkat secara beraturan dan berhenti ketika batang uji
patah
Universal Testing
Machine
Tabel 3. Defenisi Operasional Variabel Terkendali Variabel
Terkendali Defenisi Operasional
Ukuran batang Uji Batang uji adalah batang digunakan sebagai sampel penelitian. Batang uji
dibuat berdasarkan ketentuan dari ADA Spec. No 12 65x10x2,5mm. Batang uji terdiri dari 5 jenis yaitu batang uji yang tidak direparasi
sebagai kelompok kontrol dan batang uji berbentuk
butt
,
bevel
,
rabbet
dan
round joint
. Bentuk
Model 1. Batang uji
plain
dimana batang uji ini adalah batang uji utuh yang
Universitas Sumatera Utara
35
Induk tidak dilakukan reparasi sebagai kelompok kontrol.
2. Batang uji bentuk
butt joint
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
butt joint
3. Batang uji bentuk
beve joint
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
bevel
atau membentuk sudut 45º.
4. Batang uji bentuk
rabbet joint
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk parallel
5. Batang uji bentuk
round joint
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk berbeda satu
sama lain, ujung yang satunya akan membentuk cekungan, sedangkan satunya cembung
half moon
. Jenis
gips yang
dipakai Jenis gips yang dipakai dalam proses pembuatan sampel harus seragam
yaitu gips tipe III atau Dental Stone Perbandingan
bubuk gips dan air
P:W ratio pada saat pencampuran gips juga harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan dilaksanakan dengan peraturan yang sama pada setiap
pengadukan. P:W ratio yang dipakai adalah 300gr : 90 ml. Waktu pengadukan
gips Waktu pengadukan gips sama pada setiap pembuatannya supaya tidak
berubah konsistensi dari setiap gips yang diaduk
Jenis RAPP yang dipakai
Jenis RAPP yang dipakai dalam proses pembuatan sampel harus seragam RAPP yang dipakai dalam penelitian ini adalah Resin Akrilik
Polimerisasi Panas
QC
–
20 , England
Perbandingan bubuk
dan cairan RAPP
P:W ratio pada saat pencampuran resin akrilik dan cairan sesuai dengan petunjuk pabrik dan dilaksanakan dengan peraturan yang sama pada
setiap pengadukan.
Universitas Sumatera Utara
36
Bentuk, ukuran dan jumlah
serat kaca
Bentuk serat kaca yang digunakan pada penelitian ini adalah potongan kecil berukuran 2mm.
Cara menghitung berat serat kaca: Polimer : monomer = 3gr : 1,5ml untuk satu buah sampel
Total berat = 3gr + 1,5gr = 4.5gr Volume serat kaca 2 = 2100 x 4.5gr = 0,09gr
Teknik penambahan
serat kaca Serat kaca terlebih dahulu direndam dalam
silane coupling agent
selama 40 menit, dan ditiriskan hingga kering. Kemudian serat kaca
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 115ºC selama 1 jam. Selanjutnya dimasukkan kedlaam bubuk polimer kemudian
ditambahkan cairan monomer dengan perbandingan 2:1 dan diaduk hingga homogen.
Besar penekanan
dengan alat
press hydraulik Penekanan dengan alat press hydraulik juga dilakukan dengan 2 fase
yaitu Fase I ditekan dengan kekuatan 1000psi selama 5 menit setelah itu dilepaskan baru kemudian fase II dengan kekuatan 2200psi selama
5 menit. Suhu dan waktu
kuring Kuring dilakukan selama 120 menit di dalam waterbath. Fase I pada suhu
70°C selama 90 menit dan Fase II pada suhu 100°C selama 30 menit
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Pembuatan Sampel
1. Unit UJI Laboratorium Dental Fakultas Kedokteran Gigi USU
3.4.2 Tempat Pengujian Sampel
Laboratorium Ilmu Dasar FMIPA USU
3.4.3 Waktu Pembuatan dan Pengujian Sampel
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
37
3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian
1. Model induk dengan ukuran 65 x 10 x 2,5 mm ADA No.12
- Model induk utuh 7 buah
- Model induk bentuk
butt
2 pasang -
Model induk bentuk
bevel
2 pasang -
Model induk bentuk
rabbet
2 pasang -
Model induk bentuk
round
2 pasang 2.
Kuvet besar untuk menanam model
Smic. China
3. Mangkuk karet dan spatula
4.
Vacuum mixer Whip, USA
5. Unit Kuring
Fill Manfredi Pulsar
–
2 ,Italia
6.
Vibrator Fill Manfredi Pulsar
–
2 , Italia
7.
Hydraulic press OL 57 Manfredi , Italia
8.
Portable dental engine Maraton , Jepang
9.
Straight
Handpiece
Maraton , Jepang
10. Lekron
11. Gelas baker , pot porselen , pipet
12. Mata bur fraser
13. Sarung tangan
14. Masker
15. Pinset
16. Alat uji kekuatan transversal
Torsee’s Electronic System Universal Tesing
Machine, Japan
3.5.2 Bahan Penelitian
1. Resin Arkilik Polimerisasi Panas
QC
–
20 , England
2. Serat kaca jenis
E-glass
bentuk potongan kecil dengan ukuran 2 mm
Cam Elyaf San A.S., Kocaeli, Turkey
Universitas Sumatera Utara
38
3. Gips keras
Moldono , Germany
4. Vaselin
5. Plastik Selopan
6.
Could mould seal QC
–
20 , Engla
nd 7.
Air 8.
Silane coupling agent Ultradent
9. Kertas pasir
waterproof
nomor 400 , 600 dan 800 10.
Malam merah 11.
Kertas Emery
12. Dental Shine
3.6 Cara Penelitian 3.6.1 Pembuatan Model Induk
Model induk dibuat dari logam
stainless steel
dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm untuk uji kekuatan transversal. Model induk terdiri dari model induk
berbentuk
plain
,
butt
,
bevel
,
rabbet
dan
round joint
. Model induk ini akan menjadi 2 bagian terpisah yang setiap ujungnya sesuai dengan bentuk reparasinya. Model induk
utuh juga akan dibuat untuk tempat penyatuan bagian yang terpisah setelah disatukan dengan resin akrilik polimerisasi panas
Gambar 9. Model induk dari logam
stainless steel
Universitas Sumatera Utara
39
3.6.2 Pembuatan Sampel
Sampel disini adalah batang uji RAPP dengan lima bentuk batang uji yaitu: 1.
Batang uji
plain
dimana batang uji ini adalah batang uji utuh yang tidak dilakukan reparasi
2. Batang uji bentuk
butt
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
butt
sesuai dengan logam induk 3.
Batang uji bentuk
bevel
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
bevel
sesuai dengan logam induk 4.
Batang uji bentuk
rabbet
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
rabbet
sesuai dengan logam induk 5.
Batang uji bentuk
round
, dimana batang uji ini akan terpisah dalam 2 bagian dan setiap ujungnya akan berbentuk
round
sesuai dengan logam induk
Sampel yang dibuat terdiri dari sembilan kelompok yaitu: 1.
Kelompok kontrol plat RAPP A 2.
Kelompok sampel sebagai kelompok perlakuan dengan bentuk reparasi dan tanpa penambahan serat kaca
- Batang uji bentuk
butt joint
dan tanpa penambahan serat kaca B -
Batang uji dengan bentuk
bevel joint
dan tanpa penambahan serat kaca C -
Batang uji bentuk
rabbet joint
dan tanpa penambahan serat kaca D -
Batang uji
round joint
dan tanpa penambahan serat kaca E 3.
Kelompok sampel sebagai kelompok perlakuan dengan bentuk reparasi dan disertai penambahan serat kaca
- Batang uji bentuk
butt joint
dan disertai penambahan serat kaca F -
Batang uji bentuk
bevel joint
dan disertai penambahan serat kaca G -
Batang uji bentuk
rabbet joint
dan disertai penambahan serat kaca H -
Batang uji
round joint
dan disertai penambahan serat kaca I
Universitas Sumatera Utara
40
A. Pembuatan Mold
1. Membuat adonan gips keras , perbandingan gips dengan air adalah 300 gram : 90
ml air untuk kuvet bawah. 2.
Adonan gips keras diaduk dengan spatla selama 15 detik sampai tercampur homogen kemudian dengan
vacuum mixer
selama 30 detik . 3.
Adonan gips keras dimasukkan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator.
4. Model induk diletakkan pada adonan gips yang akan mulai mengeras yang ada
dalam kuvet dimana masing – masing kuvet berisi 3 pasang model induk.
5. Setelah agak mengeras lalu gips dirapikan dan didiamkan sampai mengeras
selama 60 menit . 6.
Permukaan gips diolesi dengan vaselin kemudian kuvet atas dipasangkan dan diisi dengan adonan gips keras diatas vibrator.
7. Setalah gips mengeras, kuvet dibuka , model induk diangkat , cetakan model yang
didapat dituang air panas untuk membuang sisa vaselin sampai bersih. 8.
Setelah kering olesi dengan
could mould seal
, tunggu selama 20 menit sesuai dengan petunjuk pabrik .
Gambar 10. Penanaman Model Induk Pada Kuvet
Universitas Sumatera Utara
41
B. Pengisian Resin Akrilik Pada Mold
1. Polimer dan monomer diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan 2,5gr : 1
ml sesuai petunjuk pabrik dan ditunggu hingga adonan mencapai fase dough. 2.
Mold dari yang telah diolesi separator diisi penuh dengan resin arkilik. 3.
Plastik selopan diletakkan diantara kuvet atas dan bawah , lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi 70 kgcm
2
. 4.
Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong , kemudian kuvet ditutup kembali , dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi 154 kgcm
2
kemudian baut dipasang.
5. Dilakukan proses kuring.
C. Kuring
Proses kuring dilakukan dengan memakai
waterbath
. Pengontrolan waktu dan suhu dilakukan selama kuring sebagai berikut:
1. Pada tahap I suhu 70ºC selama 90 menit
2. Pada tahap II suhu dinaikkan menjadi 100ºC selama 30 menit
3. Biarkan sampai mencapai suhu kamar
D. Penyatuan Bagian Batang Uji dengan Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Dari proses diatas maka didapatlah: a.
5 jenis sampel batang uji utuh plat RAPP. b.
5 pasang 10 buah berbentuk
butt
. c.
5 pasang 10 buah berbentuk
bevel
. d.
5 pasang 10 buah berbentuk
rabbet
e. 5 pasang 10 buah berbentuk
round
Universitas Sumatera Utara
42
Setelah didapatkan sampel tersebut, maka lakukan kembali pembuatan mold menggunakan model induk yang utuh sebagai tempat menyatukan kembali bagian
yang terpisah. Cara menyatukan kembali bagian yang terpisah adalah sebagai berikut:
1. Penyatuan Bagian Tanpa Penambahan Serat Kaca
- Setiap sepasang batang uji diletakkan ke dalam mold model induk utuh.
Dimana setiap ujungnya dipertemukan.
- RAPP diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan 2,5gr : 1 ml sesuai
petunjuk pabrik dan ditunggu hinnga adonan mencapai fase dough.
- Sepasang batang uji yang sudah diletakkan ke dalam mold kemudian ditengah
bagian terdapat jarak sekitar 1 mm sebagai ruang untuk meletakkan RAPP
untuk menyatukan kedua bagian yang terpisah.
- Plastik selopan diletakkan diantara kuvet atas dan bawah , lalu ditutup dan
ditekan perlahan dengan press hidrolik denagan tekanan 1000 psi 70 kgcm
2
. -
Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong , kemudian kuvet ditutup kembali dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi 154 kgcm
2
kemudian baut
dipasang.
-
Lakukan proses kuring seperti sebelumnya. 2. Penyatuan Bagian dengan Penambahan Serat Kaca
- Serat kaca berukuran 2 mm direndam dalam cairan
silane coupling agent
selama 40 menit kemudian tiriskan
-
Serat kaca dimasukkan kdalam oven dengan suhu 115ºC selama satu jam.
-
Serat kaca ditimbang sebanyak 2 dari total berat polimer resin akrilik.
- Serat kaca dimasukkan dalam bubuk polimer resin akrilik yang telah disiapkan
dalam pot perselen
- Setiap sepasang batang uji diletakkan ke dalam mold model induk utuh.
Dimana setiap ujungnya terdapat jarak 1 mm.
Universitas Sumatera Utara
43
- RAPP polimer yang sudah dicampur serat kaca dan monomer diaduk dalam
pot porselen dengan perbandingan 2,5gr : 1 ml sesuai petunjuk pabrik dan
ditunggu hingga adonan mencapai fase dough.
- Sepasang batang uji yang sudah diletakkan ke dalam mold kemudian ditengah
bagian terdapat ruang kosong diletakkan adonan RAPP dengan penambahan
serat kaca untuk menyatukan kedua bagian yang terpisah.
- Plastik selopan diletakkan diantara kuvet atas dan bawah , lalu ditutup dan
ditekan perlahan dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi 70 kgcm
2
. -
Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong , kemudian kuvet ditutup kembali dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi 154 kgcm
2
kemudian baut
dipasang.
- Lakukan proses kuring seperti sebelumnya.
E. Penyelesaian Akhir
Batang uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur
fraser.
Batang uji kemudian dihaluskan dengan kertas pasir
waterproof
dengan nomor 400 , 600 dan 800 di bawah air mengalir kemudian diberi tanda pada garis tengahnya dengan spidol.
3.6.3 Pengukuran Kekuatan Transversal
Pengukuran kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan alat uji kekuatan transversal
Torsee’s Electronic
System Universal Testing Machine
dengan kelajuan tekan 110 mmdetik. Jarak antar kedua penyangga adalah 50 mm. sebelum
dilakukan tes, batang uji direndam dalam akuades pada suhu kamar selama 48 jam Spesifikasi ADA No.12. Batang uji diberi nomor pada kedua ujungnya dan garis
pada bagian tengah serta ditempatkan pada alat sedemikian rupa. Sehingga alat menekan batang uji tepat pada garis tersebut hingga fraktur. Pada monitor akan
terlihat nilai yang didapat dari hasil uji.
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 13:Alat Uji Kekuatan Transversal Torsee’s
Electronic System Universal Testing Machine, Japan
Gambar 14: Alat Menekan Tepat pada Bagian tengah Sample
Gambar 15 : Sampel Setelah Diukur kekuatan transveRSAL
Universitas Sumatera Utara
45
3.7 Analisis Penelitian 1. Anova dan LSD Test
Uji stastistik Anova Satu Arah untuk melihat apakah ada pengaruh reparasi basis gigitiruan resin arkilik polimerisasi panas dengan bentuk reparasi tanpa penambahan
dan dengan penambahan serat kaca terhadap kekuatan transversal dan uji komparansi
ganda LSD Test melihat signifikasi perbedaan pengaruh antara perlakuan dari
masing – masing kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Universitas Sumatera Utara
46
3.8 Kerangka Operasional Penelitian
Pembuatan model induk yang utuh dan yang berbentuk plain, butt, bevel dan rabbet dari stainless steel dengan ukuran 65mm x 10mm x
Kuring Packing
Flasking
Deflasking Sampel penelitian bahan RAPP dengan ukuran 65x10x2.5mm
Penyatuan sampel yang terpisah 5 buah plat
utuh
10 pasang bentuk
10 pasang bentuk
10 pasang bentuk
10 pasang bentuk
Tanpa penambahan serat kaca
Pengukuran kekuatan transversal Dengan penambahan serat kaca berukuran 2mm volume 2
yang direndam dalam silane coupling agent selama 40
Analisis Flasking
Packing Kuring
Kesimpulan Pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
47
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Besar Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Direparasi Menggunakan Bentuk
Butt
,
Bevel
,
Rabbet
, dan
Round
Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca
Besar kekuatan transversal basis gigitiruan RAPP didapat dengan cara pengujian energi transversal menggunakan alat
Torsee’s
Electronic System Universal Ujiing Machine, Japan
. Beban yang tertera pada alat uji kekuatan transversal dihitung
menggunakan rumus kekuatan transversal memakai satuan MPa.
Pada Tabel 4, terlihat bahwa kekuatan transversal basis gigitiruan RAPP untuk kelompok kontrol dimana pada sampel tidak dilakukan reparasi dan tanpa
penambahan serat kaca yang terkecil adalah 78,15 MPa, yang terbesar 130,03 MPa dan rerata ± SD adalah 112,33 ± 20,27 MPa kelompok A. Besar kekuatan
transversal kelompok sampel yang direparasi menggunakan bentuk
butt joint
dan tanpa penambahan serat kaca yang terkecil adalah 16,37 MPa, terbesar 89,73 MPa
dan rerata ± SD adalah 58,83 ± 27,60 MPa kelompok B. Besar kekuatan trasnversal kelompok sampel yang direparasi menggunakan bentuk
bevel joint
dan tanpa penambahan serat kaca yang terkecil adalah 66,19 MPa, terbesar 145,53 MPa dan
rerata ± SD adalah 113,06 ± 29,36 MPa kelompok C. Besar kekuatan transversal kelompok sampel yang direparasi menggunakan bentuk
rabbet joint
dan tanpa penambahan serat kaca yang terkecil adalah 40.40 MPa, terbesar 85.51 MPa dan
rerata ± SD adalah 62,73 ± 17,88 MPa kelompok D. Besar kekuatan transversal kelompok sampel yang direparasi menggunakan bentuk
round joint
dan tanpa penambahan serat kaca yang terkecil adalah 30,98 MPa, terbesar 121,40 MPa dan
rerata ± SD adalah 66,32 ± 34,01 MPa kelompok E. Besar kekuatan transversal kelompok sampel yang direparasi menggunakan bentuk
butt joint
dan dengan penambahan serat kaca yang terkecil adalah 47.1 MPa, terbesar 127,48 MPa dan
rerata ± SD adalah 83,28 ± 32,78 MPa kelompok F. Besar kekuatan transversal
Universitas Sumatera Utara