1.2 Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diterangkan di atas bahwa pemanfaatan pasir besi di Indonesia masih belum optimal, karena masih banyaknya pengotor dalam pasir besi
dan masih besar dan belum seragamnya ukuran butiran pasir besi, sehingga proses reduksi menjadi tidak maksimal, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses pemisahan pasir besi dari pengotornya agar unsur Fe-
nya menjadi optimal. 2. Bagaimanakah cara untuk memperhalus ukuran butiran pasir besi sehingga
pada saat dilebur menjadi efesien.
1.3 Tujuan Penilitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hasil pemisahan pengotor dalam pasir besi dengan menggunakan
metode magnet separator. 2. Mengetahui pengaruh proses milling terhadap perubahan ukuran butiran pasir
besi 3. Mengetahui adakah pengaruh penambahan karbon dalam proses milling pasir
besi untuk meningkatkan kontak reduksi saat dilebur.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan mengurangi unsur pengotor dan memperhalus ukuran butiran pasir besi diharapkan dapat meningkatkan efesiensi penggunaan pasir besi sebagai bahan
baku industri logam sekaligus dapat dijadikan bahan baku alternatif selain bijih besi hematite.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika skripsi ini dibagi menjadi lima bab, tiap- tiap bab terdiri dari subab-subab sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan. Bab II. Studi pustaka yang terdiri dari besi, bijih besi lokal, pasir besi, prose
milling, reduksi oksidasi besi, XRF X-ray Fluorescence, XRD X-Ray Difraction, dan sistem kristal
Bab III. Metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, bahan penelitian, peralatan penelitian, dan metode penelitian penelitian.
Bab IV. Analisis dan pembahasan yang terdiri dari hasil pemisahan pasir besi
dengan magnet separator, hasil karakterisasi pasir besi yang mengalami mechanical milling, dan hasil karakterisasi mechanicall alloying pasir besi dan karbon.
Bab V. Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Besi
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini yang membentuk 5 dari pada kerak bumi. Karakter endapan besi ini berupa endapan
yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainya. Kadang besi sebagai kandungan logam tanah residual, namun jarang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kebanyakkan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksidasi, endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite,
Limonite, dan Siderite. Dari mineral-mineral bijih besi magnetite adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara
hematite merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industri besi. Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai
ekonomis • Magnetik: Magnetite dan Titaniferous magnetite
• Metasomatik kontak: magnetite dan specularite • Pergantianreplacement: magnetite dan hematite
• Sendimentasiplacer: hematite, limonite, dan siderite • Kosentrasi mekanik dan residual: hematite, magnetite, dan limonite
5
• Oksidasi: limonite dan hematite.
Table 2.1 Mineral-Mineral Bijih Besi Bernilai Ekonomis MINERAL SUSUNAN
KIMIA KANDUNGAN
FE KLASIFIKASI
KOMERSIL magnetite FeO,
Fe
3
O
4
72,4 Magnetic atau bijih
hitam hematite Fe
2
O
3
70 Bijih
merah limonite Fe
2
O
3.
nH
2
O 59-63 Bijh
coklat siderite FeCO
3
48,2 Spathic, black band,
clay ironstone
2.2 Bijih Besi Lokal