Hasil Karakterisasi Pasir Besi yang Mengalami Mechanical Milling Hasil Karakterisasi Campuran Pasir Besi dengan Karbon yang Telah Mengalami

warna yang sangat mencolok dari pasir besi yang belum mengalami separasi dengan yang sudah mengalami separasi sebanyak tiga kali. Pada pasir besi yang telah mengalami separasi terlihat lebih hitam daripada pasir besi yang belum mengalami separasi. Hal ini disebabkan telah berkurangnya pengotor dari pasir besi sehingga pasir besi terlihat lebih hitam setelah mengalami separasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemisahan pasir besi dari unsur-unsur pengotornya dengan separasi magnetik berjalan degan efektif. 8,13 a b Gambar 4.1 Foto pasir besi yang dipisahkan dengan magnet separator

4.2 Hasil Karakterisasi Pasir Besi yang Mengalami Mechanical Milling

Hasil XRD dari pasir besi ditunjukkan oleh gambar 4.2 yang telah dimilling dengan planetary ball mill selama interval waktu 0 jam, 20 jam, 40 jam dan 60 jam. Perubahan yang terjadi pada pasir besi yang dimilling tidaklah terlalu signifikan untuk waktu 0 jam dan 20 jam, namun pada 40 jam dan 60 jam terlihat intensitas peaknya mulai menurun dan agak melebar dari peak 20 jam dan 0 jam 45 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 20 40 60 80 100 2 Theta I 60 Jam 40 20 Gambar 4.2 Hasil XRD dari pasir besi yang telah di milling dengan planetary ball mill selama interval waktu tertentu. Penurunan dan pelebaran peak pada XRD dapat disebabkan dari tiga faktor yaitu pengecilan butiran, proses reaksi micro strain, dan kesalahan alat 8,13 . Namun penurunan dan pelebaran peak pasir besi pada penelitian ini diakibatkan karena ukuran butiran yang mengecil akibat adanya deformasi mekanis yang hebat ketika proses mechanical milling, dimana selama proses ini terjadi tumbukkan yang sangat hebat antara bola-bola milling, serbuk pasir besi dan dinding vial yang terjadi terus menerus, sehingga dari tumbukkan itu akan dihasilkan energi tumbukkan yang dapat memperkecil ukuran butiran 46 Dalam proses milling juga terjadi penghancuran dan pengelasan dingin. Hal ini juga dapat menyebabkan pengecilan ukuran butiran dan terjadinya amorfisasi parsial. Dengan mengecilnya ukuran butiran pasir besi, maka data yang terbaca XRD akan menghasilkan peak yang menurun dan melebar. 12

4.3 Hasil Karakterisasi Campuran Pasir Besi dengan Karbon yang Telah Mengalami

Mechanical Alloying Dalam penelitian ini juga dilalukan pencampuran karbon terhadap pasir besi selama proses milling, hal ini dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya pengaruh reduktan selama proses milling, adapun komposisi karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 dan 20. Tujuan dari penambahan karbon dengan beda komposisi adalah agar mengetahui seberapa besar pengaruh kosentrasi karbon terhadap perubahan pasir besi selama proses milling.

4.3.1 Hasil Karakterisasi Campuran 90 Pasir Besi dengan 10 karbon yang Mengalami

Mechanical Alloying Hasil XRD pasir besi yang dicampur karbon dengan komposisi 90 pasir besi dan 10 karbon yang telah mengalami proses milling selama interval 40 jam, 60 jam, dan 100 jam ditunjukkan oleh gambar. 4.3, pada interval waktu 40 sampai 60 jam perubah peak tidak begitu signifikan, akan tetapi selama milling 100 jam terlihat pelebaranbroadening yang terjadi sangatlah drastis dan terlihat ada beberapa peak yang mulai hilang. 47 XRD 90 P 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 15 35 55 Sudut In te n s it a s B 10 C 75 40 Jam 60 Jam 100 Jam Gambar 4.3 Hasil XRD dari pasir besi campuran karbon 90 dan 10 yang telah dimilling dengan planetary ball mill dengan interval waktu tertentu Jika hasil proses milling pasir besi dengan karbon dibandingkan dengan hasil proses milling pasir besi tanpa karbon terlihat adanya perbedaan hasil peak diantara keduanya, dimana peak pasir besi yang menggunakan karbon terlihat lebih lebar dan menurun, hal ini mungkin disebabkan oleh sifat karbon yang rapuh, sehingga proses penghancuran serbuk dengan bola-bola milling lebih cepat dari pada proses milling pasir besi tanpa karbon 8,13 . Dari hasil XRD, peak unsur karbon tak terlihat,hal ini mungkin disebabkan ukuran karbon yangrelatif kecil sehingga ketika proses milling terjadi unsur karbon terintertisi ke dalam unsur Fe. 48

4.3.2 Hasil Karakterisasi Campuran Pasir Besi dan karbon 80 dan 20 yang Mengalami

Mechanical Alloying Hasil Xrd pasir besi yang dicampur karbon dengan komposisi 80 pasir besi dan 20 karbon yang telah mengalami proses milling selama interval 40 jam, 60 jam, dan 100 jam ditunjukkan oleh gambar. 4.4. XRD 80 P 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 15 35 Su In te n s it a s B 20 C 55 75 dut 40 Jam 60 Jam 100 Jam Gambar 4.4 Hasil XRD dari pasir besi campuran karbon 80 dan 20 yang telah dimilling dengan planetary ball mill selama interval waktu tertentu Dari gambar hasil XRD pasir besi yang dicampur dengan karbon dengan komposisi 80 dan 20 dibandingkan dengan pasir besi yang dicampur dengan karbon dengan komposisi 90 dan 10 tampak tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya, namun pada saat bertambahnya waktu milling tampak adanya 49 perubahn peak yang berarti dan terlihat adanya perbedaan intensitas peak yang berbeda antara pasir besi yang dicampur dengan karbon 90 dan 10 dengan komposisi 80 dan 20 khususnya pada saat milling 100 jam. Pada pasir besi komposisi 90 dan 10 tampak peak lebih tinggi dibandingkan dengan peak pasir besi komposisi 80 dan 20, hal ini dapat dimungkinkan karena sifat karbon yang rapuh, sehingga banyaknya campuran karbon akan mempengaruhi kecepatan penghancuran serbuk pasir besi ketika dimilling.

4.4 Indentifikasi Puncak Difraksi dan Persentasi Berat Pasir Besi dengan Menggunakan XPowder