Pengertian Majlis Ta’lim

perbuatan itu berupa ibadah, akhlak maupun muamalah yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam untuk mencapai keridhoan Allah. Pengertian dakwah Bil-Haal secara luas adalah seluruh kegiatan dakwah di dalam bentuk perbuatan nyata untuk memecahkan persoalan suatu lingkungan masyarakat. 31 Bil Haal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan yang meliputi keteladanan. Metode dakwah ini dapat dilakukan oleh setiap individu tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam bidang dakwah. Dakwah Bil-Haal dapat dilakukan misalnya, dengan tindakan nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara kongkrit oleh masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit atau fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk kemaslahatan umat. 32

C. Majlis Ta’lim

1. Pengertian Majlis Ta’lim

Majlis Ta‟lim berasal dari dua kata yakni dan kata dalam teks bahasa arab berasal dari kata yang berarti duduk. Sedang kata merupakan isim masdhar yang mengandung arti “tempat duduk”. 33 Kemudian kata berasal dari kata diikuti dengan wazan Menjadi Yang berarti tempat belajar atau pengajaran. Kata juga dapat diartikan 31 Husein As Segaf, Pembangunan nasional Dakwah Bil Haal, Mimbar Ulama No. XV 159 h. 66 32 M. Munir, Metode Dakwah, Jakarat: Kencana, 2003, h. 223 33 Mahmud Yunus, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, Jakarat: Hilda Karya Agung, h. 90 “mengajarkan”. 34 Dengan demikian majlis ta‟lim diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. 35 Musyawarah Majlim Ta‟lim se DKI Jakarta yang berlangsung pada 9-10 Juli 1980, memberikan batasan Majlis Ta‟lim sebagai berikut Lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak; dan bertujuan untuk membina dan mengembngkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara mnusia sesamanya, dan antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT. 36 Bagi sebagian masyarakat Jakarta, dan mungkin juga masyarakat lainnya. Majlis Ta‟lim juga berarti penguyuban, orientasi pikiran dan kehidupan, wawasan agama dan kemasyarakatan, bahkan Majlis Ta‟lim adalah organisasi, tradisi, pembentuk solidaritas dan rekreasi sehat pengisi waktu yang lowong. Peranan yang cukup bervariasi ini kemungkinan besar karna kedudukannya sebagai lembaga non formal. Masyarakat yang wataknya senang berkumpul sangat terikat dengan Majlis Ta‟lim yang akhirnya menjadi ciri khas kehidupan dan kesemarakan agama di Indonesia. 37 34 Asad M. Kalah, “Kamus Bahasa Indonesia-Arab”, Yogyakarta: Bulan Bintang, 1987, cet. Ke-2, h. 8 35 Koordinasi Dakwah Islam KODI, Pedoman Majlis Ta’lim Jakarta, DKI, 1981, h. 1 36 Ismet Firdaus, Lisma Dyawati Fuaida, Nurkhayati, Ahmad Zaky, Pengalaman Al- Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa Jakarta: Dakwah Press: Universitas Syarif Hidayatullah, h. 81-82 37 Koordinasi Dakwah Islam KODI, Pedoman Ma jlis Ta’lim Jakart, DKI, 1981, h. 2 Pada perkembangan selanjutnya Majlis Ta‟lim dimaknakan bukan sekedar tempat, akan tetapi sebagai lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian. Dengan dibatasinya bahwa Majlis Ta‟lim sebagailembaga pendidikan non formal masyarakat Islam, maka Majlis Ta‟lim bukanlah lembaga formal seperti madrasah, sekolah, pondok pesantren atau perguruan tinggi. Majlis Ta‟lim juga bukan organisasi massa atau organisasi politik, namun demikian Majlis Ta ‟lim mempunyai kedudukan penting karena ia langsung berada di tengah masyarakat umum yang sekaligus menjadi sasaran pembinaan Majlis Ta‟lim itu sendiri. 38

2. Fungsi Majlis Ta’lim