Anatomi dan Histologi Payudara

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Payudara 2.1.1. Definisi Payudara Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular pada bagian anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai duktus ekskretorius lactiferous yang bermuara pada puting susu. Tiap lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi bagian sekresi dari kelenjar. Hartanto, Huriawati, 2005

2.1.2. Anatomi dan Histologi Payudara

Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis Gambar.2.1.skematik payudara normal Sumber : Suryaningsih Koni, Endang. 2009. Kupas tuntas kanker payudara. 5 tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5cm, bermuara pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm. Junquera LC, Carneiro J, 2007 Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara membesar dan membentuk puting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium. Gambar.2.2.anatomi payudara Sumber : R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia Gambar.2.3. Perbedaan payudara wanita sebelum dan sesudah pubertas Sumber : Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L, Robbins. Buku Ajar Patologi.7 th ed. 6 Struktur khas kelenjar lobus pada wanita dewasa berkembang pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang banyak mengandung sel, memisahkan lobus- lobus. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang akhir kehamilan, sel ini berfungsi mensekresi immunoglobulin IgA sekretorik yang memberikan kekebalan pasif pada neonatus. Junquera LC, Carneiro J, 2007 Struktur histologi kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase premenstrulasi menambah besar payudara. Junquera LC, Carneiro J, 2007 Puting susu Papilla Mammae berbentuk kerucut dan warnanya mungkin merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit didekatnya. Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel puting susu berada diatas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada puting susu. Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik. Junquera LC, Carneiro J, 2007 7

2.1.3. Payudara selama Kehamilan dan Laktasi