Latar Belakang Masalah Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana USU Tahun 2004-2006

PENDAHULUAN BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Sumatera Utara USU merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang paling diminati oleh para calon mahasiswa dari berbagai tingkatan sekolah khususnya di Sumatera Utara. Selain itu USU juga salah satu perguruan tinggi negeri yang terus mengembangkan dan memunculkan program studi dan jenjang studi yang baru. Adapun jenjang studi yang terdapat di USU adalah dimulai dari program Diploma, Strata satu S1 untuk program Sarjana, Strata dua S2 untuk program Magister dan Strata tiga S3 untuk gelar Doktor. Agar dapat memperoleh gelar setiap jenjang dan program studi dari masing- masing fakultas, mahasiswa wajib melakukan suatu penelitian kemudian dijadikan sebagai suatu karya ilmiah. Karya-karya ilmiah yang dihasilkan adalah berupa kertas karya untuk program Diploma, skripsi untuk program Sarjana, tesis untuk program Magister, dan disertasi untuk program Doktor. Dalam penulisan suatu karya ilmiah tidak pernah terlepas dari penggunaan bahan-bahan pustaka yang dijadikan sebagai bahan referensi, yang tertuang dalam daftar pustaka atau bibliografi. Bahan pustaka dapat menjadi rujukan sebagai landasan dalam mendukung uraian penelitian. Misalnya karya tulis Beni Romanus dijadikan sebagai rujukan untuk penulisan skripsi Yosefa Silaen. Ziman dalam Adriani 2002 : 31 menyebutkan bahwa, “ Pada dasarnya suatu karya ilmiah tidak pernah berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan literatur sebelumnya”. Seorang peneliti tidak dapat berdiri sendiri tanpa mempelajari penelitian sebelumnya yang mempunyai subyek yang relevan dengan subyek yang diteliti. Dengan adanya subyek yang sama berarti hal tersebut memberikan pengertian adanya kedekatan hubungan antara dokumen yang disitir cited document dengan dokumen yang menyitir citing document. Kegiatan mempelajari penelitian sebelumnya disebut dengan kajian literatur. Kajian literatur digunakan untuk memperoleh ide tentang masalah yang paling akurat untuk dirumuskan dalam penelitian. Sesuai dengan kebiasaan penelitian maka peneliti sebelum melakukan penelitian harus menelusur literatur atau dokumen agar penelitiannya tidak duplikasi ataupun Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009 tumpang tindih dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan landasan pikiran bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumulasi dari ilmu pengetahuan sebelumnya. Sesuai dengan etika penelitian maka peneliti wajib mencantumkan semua literatur yang telah digunakan untuk penelitian dalam sebuah daftar yaitu daftar pustaka bibliografi. Kebiasaan menyitir dan mengutip pendapat atau karya penelitian lain sudah banyak dilakukan dan ini merupakan keharusan untuk mendukung penulisan karya ilmiah. Andriani 2002 : 3 berpendapat bahwa : Idealnya karya yang disitir harus benar-benar mendukung karya ilmiah yang menyitir. Penyitiran dilakukan terhadap ide, konsep dan teori yang dijadikan sebagai karya yang menyitirnya. Suatu dokumen yang berisi informasi yang diperlukan oleh seorang peneliti akan disitirnya apabila dokumen tersebut relevan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah yang dilakukan dimana dinilai relevan apabila dokumen tersebut mempunyai subyek yang sama atau berhubungan dengan subyek yang diteliti topical relevance. Relevansi yang dimaksud dari kutipan tersebut adalah apabila subyek yang dibahas berhubungan atau sesuai dengan subyek yang diteliti. Apabila seorang penulis memutuskan untuk menyitir atau mengutip suatu dokumen dalam penelitian, berarti penulis tersebut telah benar-benar memahami isi dokumen yang bersangkutan. Suatu hal yang sering terjadi bahwa adakalanya dokumen yang disitir tidak relevan dengan subyek yang diteliti sehingga dokumen yang disitir hanya berperan sebagai penambah jumlah bibliografi saja dan bukan merupakan sebagai landasan teori yang kuat. Artinya bahwa adakalanya dokumen yang disitir tidak relevan dengan subyek yang diteliti. Salah satu pendekatan yang umum digunakan untuk mengetahui relevansi subyek dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir ialah dengan melalui pendekatan sistem klasifikasi subyek yaitu menggunakan notasi klasifikasi. Penulis sebagai mahasiswa program studi ilmu perpustakaan dan informasi merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap bibliografi dari sejumlah tesis mahasiswa program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara tahun 2004-2006, dengan melakukan analisis sitiran mengenai relevansi subyek dokumen yang disitir terhadap subyek tesis mahasiswa program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana, melalui pendekatan sistem klasifikasi subyek dengan menggunakan notasi klasifikasi DDC edisi ke-22. Hal ini Berdasarkan pengamatan penulis,seperti yang di paparkan oleh Hasugian 2005 : 2 menyatakan Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009 bahwa, “Para peneliti sitiran terdahulu lebih sering mengkaji jurnal ilmiah”. Penulis merasa bahwa kajian sitiran jarang dilakukan pada sejumlah tesis. Padahal tesis merupakan karya akademik yang dapat dijadikan sebagai dokumen primer untuk disitir. Selain itu, Ilmu Manajemen banyak memiliki subjek spesifik manajemen yang lebih umum dan mudah dilakukan sistem sitiran melalui pendekatan sistem klasifikasi. Walaupun jenis penelitian ini telah ada sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Silaen, tetapi dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan objek yang berbeda, dengan judul “Relevansi Subyek Sitiran pada Tesis Mahasiswa Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada Tahun 2004-2006”. Data dalam penelitian ini adalah referensi pada tiap tesis mahasiswa Fakultas Ekonomi program Magister Ilmu Manajemen Progran Pascasarjana tahun 2004-2006.

1.2 Rumusan Masalah