Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sitiran

bahwa, “Para peneliti sitiran terdahulu lebih sering mengkaji jurnal ilmiah”. Penulis merasa bahwa kajian sitiran jarang dilakukan pada sejumlah tesis. Padahal tesis merupakan karya akademik yang dapat dijadikan sebagai dokumen primer untuk disitir. Selain itu, Ilmu Manajemen banyak memiliki subjek spesifik manajemen yang lebih umum dan mudah dilakukan sistem sitiran melalui pendekatan sistem klasifikasi. Walaupun jenis penelitian ini telah ada sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Silaen, tetapi dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan objek yang berbeda, dengan judul “Relevansi Subyek Sitiran pada Tesis Mahasiswa Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada Tahun 2004-2006”. Data dalam penelitian ini adalah referensi pada tiap tesis mahasiswa Fakultas Ekonomi program Magister Ilmu Manajemen Progran Pascasarjana tahun 2004-2006.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan penulis di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah tingkat relevansi subyek dokumen yang disitir terhadap subyek dokumen yang dikaji pada tesis mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara 2004-2006?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis tingkat relevansi notasi klasifikasi subjek 2. Untuk mengetahui tingkat relevansi atau kesesuaian subyek dokumen yang disitir terhadap subyek dokumen yang dikaji pada tesis mahasiswa Fakultas Ekonomi program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada tahun 2004-2006. Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis, yaitu agar mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasannya yang diterapkan melalui tinjauan bibliometrika dengan melakukan penelitian analisis sitiran terhadap tesis. 2. Program studi ilmu perpustakaan dan informasi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi empirik dalam hal relevansi subyek sitiran dengan dokumen yang menyitir. 3. Pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu perpustakaan umumnya dan bidang analisis sitiran pada khususnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Bidang kajian penelitian ini adalah bibliometrika dengan fokus analisis sitiran. Ruang lingkup penelitian ini mengacu kepada latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya. Ruang lingkup analisis sitiran pada penelitian ini adalah hanya menganalisis tingkat relevansi notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir mencakup, semua notasi klasifikasi subjek dokumen yang disertakan sebagai daftar pustaka dalam tesis mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Magister Ilmu Manajemen Program Pascasarjana USU 2004-2006, terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitirnya yaitu, tesis mahasiswa itu sendiri. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan analisis subjek melalui notasi klasifikasi Dewey Decimal Classification edisi ke-22. Hasil analisis tersebut kemudian akan dituangkan dalam bentuk persentasi. Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Sitiran

Istilah sitiran atau sitasi berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran dapat ditemukan dalam teks, catatan kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar referensi. Dalam menghasilkan suatu karya ilmiah baik kertas karya, skripsi, tesis maupun disertasi tidak terlepas dari kegiatan menyitir. Kegiatan menyitir biasanya mendukung kegiatan dalam penelitian. Rowley 1989 : 330 menyatakan bahwa, ”The document cited may support and provide precedent for, illustrate or elaborate on what the author has to say”. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa dokumen yang disitir harus mendukung dan menyediakan sesuatu yang dapat dijadikan teladan, untuk menggambarkan atau merinci kepada apa yang harus diungkapkan oleh pengarang. Pendapat yang dikemukan oleh Rowley memberikan suatu makna bahwa ada dokumen yang berperan sebagai pendukung dan membantu terwujudnya suatu karya. Menurut Adriani 2002 : 29 dinyatakan, “Sitiran adalah pernyataan yang diterima suatu dokumen dari dokumen lain. Sitiran mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh penulis sesudah karya yang diacu diterbitkan”. Sementara itu, Purnomowati 2005 : 3 menyatakan bahwa, “Sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir yang disimpan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi”. Referensi yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah deskripsi bibliografis dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir artikel, bab maupun isi buku. Jadi dengan adanya sitiran, dapat diketahui sumber-sumber pengetahuan tentang suatu karya yang dihasilkan, dan bila ingin memperdalam pengetahuan suatu karya yang dihasilkan tersebut, sumber-sumber sitiran bisa dipergunakan untuk memperluas khasanah pengetahuan. Sophia 2002 : 5 mendefinisikan arti sitasi atau sitiran adalah sebagai berikut : 1. Action of citing any word or written passage, quotation. 2. A reference to a passage in a book. 3. To cite a book, author, ect for a particular statement or passage. 4. To copy or repeat a passage, statement, ect from book, document, speech, ect. With indication that one is giving a words of another. Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009 Dari pernyataan Sophia di atas dapat diartikan bahwa sitasi adalah menunjukkan asal usul atau sumber suatu kutipan, mengutip pernyataan, menyalin atau mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut adalah pernyataan orang lain. Sitiran dilatarbelakangi oleh hubungan antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Sebagai contoh tesis Romanus Beni berjudul Analisis Sitiran Literatur Kependudukan : 1990-1998 yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia Tahun 1999 ternyata tercantum pada daftar pustaka dalam artikel Jurnal Perpustakaan Pertanian tahun 2002 yang berjudul Studi Kualitatif mengenai Alasan Menyitir Dokumen : Kasus pada Lima Mahasiswa Program Pascasarjana IPB karya Juznia Andriani. Hal ini berarti bahwa tesis Romanus Beni telah mendapat satu sitiran. Selanjutnya diketahui pula bahwa tesis Romanus Beni juga telah tercantum pada daftar pustaka skripsi Yosefa Silaen tahun 2005 yang berjudul Analisis Relevansi Sitiran Terhadap Tesis Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjan Universitas Sumatera Utara. Ini berarti karya Romanus Beni telah mendapat dua sitiran, dan seterusnya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa karya Juznia Andriani dan karya Yosefa Silaen merujuk pada karya Romanus Beni karena adanya subjek yang saling berhubungan dan mengikat di antara karya-karya mereka. Dari penjelasan tersebut maka apabila karya Romanus Beni diistilahkan dengan dokumen A dan disingkat dengan Da sedangkan karya Juznia Andriani dan karya Yosefa Silaen diistilahkan dengan dokumen 1 dan dokumen 2, disingkat dengan D1 dan D2. Maka Da disebut dengan cited document dokumen yang disitir dan D1 serta D2 disebut sebagai citing document dokumen yang menyitir, maka ilustrasinya dapat digambarkan sebagai berikut. Da D1 D2 Gambar 1. Ilustrasi Dokumen yang Disitir dengan Dokumen yang Menyitir Andy Yudha Putra : Relevansi Subjek Sitiran Pada Tesis Mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen..., 2007 USU e-Repository © 2009 Dari keterangan gambar 1 di atas penulis dapat merumuskan bahwa sitiran adalah penyebutan suatu karya dalam dokumen lain karena adanya suatu hubungan yang berarti dalam penulisan karya ilmiah. Kumpulan dari dokumen yang disitir atau kumpulan dari sitiran sering disebut juga dengan daftar kepustakaan. Menurut Garfield dalam Sulistyo-Basuki 1999 : 5 pencantuman daftar kepustakaan ini harus dilakukan karena alasan berikut : 1. Memberikan penghormatan kepada para pelapor dalam bidang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya. 2. Memberikan penghargaan terhadap karya yang bersangkutan. 3. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan dalam penulisan makalah. 4. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang subjek yang sudah ditulis. 5. Mengoreksi baik karya sendiri maupun karya orang lain. 6. Memberikan kritik terhadap yang telah terbit sebelumnya. 7. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu. 8. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain. 9. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya, yang telah melakukan penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya. 10. Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami subjek yang disebutkan dalam daftar kepustakaan.

2.2. Sumber-Sumber Sitiran