Pembuatan Larutan Induk Baku BPFI Penentuan Panjang Gelombang Analisis Secara Spektrofotometri UV Identifikasi

Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. PT.Harsen, tablet Mexon PT.Sampharindo yang merupakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yang mengandung masing-masing deksametason 0,5 mg dan deksklorfeniramin maleat 2 mg. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pembuatan Fase Gerak Fase gerak terdiri dari asetonitril dan air 1:2 dibuat dengan sistem elusi gradien. Sebelum digunakan asetonitril dan air disaring masing-masing melalui membrane filters PTFE 0,45 m dan cellulose nitrate membrane filters 0,45 m, lalu diawaudarakan selama lebih kurang 15 menit.

3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku BPFI

Ditimbang seksama sejumlah 10,0 mg deksametason BPFI dan deksklorfeniramin maleat BPFI, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan campuran metanol-air 1:1 hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 200 mcgml, disaring, filtratnya digunakan sebagai larutan induk.

3.5.3 Penentuan Panjang Gelombang Absorpsi Maksimum Secara Spektrofotometri UV

3.5.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Absorpsi Maksimum Deksametason BPFI

Dari larutan induk baku deksametason BPFI dipipet sebanyak 1,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan campuran metanol-air 1:1 sampai garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 12 mcgml. Diukur dengan spektrofotometer Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. UV-Vis, kemudian dibuat kurva serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Gambar 1 pada halaman 11

3.5.3.2 Penentuan Panjang Gelombang Absorpsi Maksimum Deksklorfeniramin maleat BPFI

Dari larutan induk baku deksklorfeniramin maleat BPFI dipipet sebanyak 2 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan campuran metanol-air 1:1 sampai garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 16 mcgml. Diukur dengan spektrofotometer UV-Vis, kemudian dibuat kurva serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Gambar 2 pada halaman 12

3.5.4 Penentuan Panjang Gelombang Analisis Secara Spektrofotometri UV

Panjang gelombang analisis ditentukan dengan cara membuat spektrum serapan masing-masing dari deksametason dan deksklorfeniramin maleat dalam pelarut campuran metanol-air 1:1 pada kerangka yang sama dan dipilih panjang gelombang yang sesuai, yaitu yang memberikan serapan yang optimum untuk deksametason dan deksklorfeniramin maleat. Gambar 3 pada halaman 12 3.5.5 Penyiapan Alat KCKT Kolom yang digunakan Shimpack VP-ODS 4.6 mm x 25 cm, detektor UV-Vis pada panjang gelombang analisis yang diperoleh. Pompa yang digunakan mode aliran tetap dengan sistem elusi gradien, sensitivitas 1,000 AUFS. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit sampai diperoleh garis alas yang datar yang menandakan sistem tersebut telah stabil. Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009.

3.5.6 Identifikasi

Deksametason BPFI konsentrasi 60 mcgml, deksklorfeniramin maleat BPFI konsentrasi 60 mcgml dan deksametason dalam sediaan tablet dengan nama dagang dengan konsentrasi 50 mcgml masing-masing disuntikkan ke sistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 µ l pada kondisi KCKT yang sama. Puncak yang ditunjukkan diperhatikan dan dicatat waktu retensinya kemudian waktu retensi masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu retensi deksametason BPFI dan deksklorfeniramin maleat BPFI. Gambar 4-10 pada halaman 13-19 3.5.7 Penentuan Kuantitatif 3.5.7.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Deksametason BPFI