Cara Kerja KCKT Jenis-jenis Kromatografi

Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat dan lain - lain. Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan dengan spektrometer massa MS. Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh Munson, 1991 dan Rohman, 2007.

2.5.1 Cara Kerja KCKT

Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom , fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel Rohman, 2007

2.5.2 Jenis-jenis Kromatografi

Menurut Johnson dan Stevenson 1991 dan Rohman 2007 jenis-jenis kromatografi yaitu: 1. Kromatografi Cair-Padat LSC Tehnik ini biasanya menggunakan fase diam silika gel atau alumina, meskipun demikian sekitar 90 kromatografi ini memakai silika gel sebagai fase diamnya. Fase geraknya berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar seperti air atau alkohol rantai pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya sehingga tidak timbul pengekoran puncak, seperti n-heksana ditambah Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. metanol. Jenis KCKT ini sesuai untuk pemisahan-pemisahan campuran isomer struktur dan untuk pemisahan solut dengan gugus fungsional yang berbeda. 2. Kromatografi Partisi LLC Kromatografi jenis ini disebut juga dengan kromatografi fase terikat. Kebanyakan fase diamnya adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non polar seperti oktadesilsilana, oktilsilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilana ODS atau C 18 dan kebanyakan pemisahannya adalah dengan fase terbalik. Sedangkan fase geraknya adalah campuran asetonitril atau metanol dengan air atau dengan larutan buffer. Kromatografi partisi LLC, disebut “fase normal” bila fase diam lebih polar dari fase gerak dan “fase terbalik” bila fase gerak lebih polar dari fase diam. a. Kromatografi fase normal Kromatografi fase normal fase diam lebih polar daripada fase gerak, kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak ini biasanya tidak polar. Dietil eter, benzen, hidrokarbon lurus seperti pentana, heksana, heptana maupun iso-oktana sering digunakan. Halida alifatis seperti diklorometana, dikloroetana, butilklorida dan kloroform juga digunakan. Umumnya gas terlarut tidak menimbulkan masalah pada fase normal. Munson, 1991 dan Rohman, 2007 Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 1. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase normal b. Kromatografi fase terbalik Kromatografi fase terbalik fase diam kurang polar daripada fase gerak, kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. Kandungan utama fase gerak fase terbalik adalah air. Pelarut yang dapat campur dengan air seperti metanol, etanol, asetonitril, dioksan, tetrahidrofuran dan dimetilformamida ditambahkan untuk mengatur kepolaran fase gerak. Dapat ditambahkan pula asam, basa, dapar danatau surfaktan. Mutu air harus tinggi baik air destilasi maupun awamineral. Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase terbalik 3. Kromatografi penukar ion Tehnik ini tergantung pada penukaran adsorpsi ion-ion diantara fase gerak dan tempat-tempat berion dari kemasan. Kebanyakan resin-resin berasal dari Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009. polimer stiren divinilbenzen dimana gugus-gugus fungsinya telah ditambah. Resin-resin tipe asam sulfonat dan amin kuarterner merupakan jenis resin pilihan paling baik dan banyak digunakan. Keduanya, fase terikat dan resin telah digunakan. Tehnik ini dipakai secara luas dalam life sciences dan dikenal secara khas untuk pemisahan asam-asam amino. Tehnik ini dapat dipakai untuk keduanya, kation-kation dan anion-anion. 4. Kromatografi eksklusi EC Tehnik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari solut. Kemasan adalah suatu gel dengan suatu permukaan berlubang-lubang sangat kecil yang inert. Molekul-molekul kecil dapat masuk ke dalam jaringan dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang. Molekul-molekul yang lebih besar tidak dapat masuk ke dalam jaringan dan lewat melalui kolom tanpa ditahan. 5. Kromatografi Pasangan Ion IPC Kromatografi ini merupakan bentuk khusus dari kromatografi cair-cair yang digunakan untuk pemisahan senyawa atau cuplikan yang mengandung komponen ion dan non ion, seperti garam ammonium kuarterner, sulfonat, asam amino dan aminofenol. Kromatografi pasangan ion dilakukan dengan sistem pelarut campuran air dengan metanol atau asetonitril dan kolom seperti oktadesilsilana yang terikat pada silika. Syarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Pada Penetapan Kadar Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin Maleat, 2009.

2.5.3 Komponen Kromatografi cair kinerja tinggi