f. penerbitan surat ketetapan pajak; g. pembetulan surat ketetapan pajak;
h. pengurangan sanksi pajak; i. penyuluhan dan konsultasi perpajakan;
j. pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak. Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki
peran strategis sebagai institusi pengelola administrasi penerimaan pajak yang bertugas mengumpulkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95PJ.2008 tanggal 19 Mei 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
memiliki wilayah kerja yaitu Kotamadya Binjai dan Kabupaten Langkat yang merupakan daerah yang cukup strategis bagi pelaku bisnis sebab letaknya tidak
terlalu jauh dari pusat kota Medan. Diharapkan seiring berjalannya waktu, kawasan ini terus berkembang menjadi sentra usaha dan industri.
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Struktur Organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah organisasi lini dan staf yang dipimpin oleh seorang kepala kantordi
bawah naungan kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I dimana seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai merupakan bagian dari
Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah satu atap kementerian yaitu
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Adapun struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah sebagai berikut:
1. Kepala Kantor
2. Sub. Bagian Umum
3. Seksi Pengolahan Datan dan Informasi PDI
4. Seksi Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
9. Seksi Penagihan
10. Seksi Pemeriksaan
C. Tugas dan Wewenang Masing – Masing Seksi
Pembagian tugas dan wewenang masing – masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah
1. Kepala Kantor
Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka Kepala kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan
pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, dan PBB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub. Bagian Umum
Sub Bagian Umum terdiri dari 3 bagian, yakni: a.
Bagian Kepegawaian Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan di bidang tata usaha dan
kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan dan pengadaan, penetaan berkas, penyusunan arsip, tata usaha kepegawaian, dan
pengiriman laporan agar dapat menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai.
b. Bagian Keuangan
Tugasnya adalah merencanakan kebutuhan dana dan melakukan urusan pendanaan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai.
c. Bagian Rumah Tangga
Universitas Sumatera Utara
Tugasnya adalah melakukan seluruh urusan rumah tangga dan urusan perlengkapan Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai dari segi material
agar dapat menunjang kelancaran jalannya pekerjaan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI terdiri dari seorang kepala seksi pengolahan data dan informasi yang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan
pengolahan data dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian potensi perpajakan, serta ekstensifikasi wajib pajak, dan intensifikasi sesuai dengan
peraturan per Undang-Undangan yang berlaku. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah:
a. Menerima dan memanfaatkan data intern dari seksi terkait di KPP Pratama
Binjai dan data ekstern di luar KPP Pratama Binjai; Pemda Binjai, Asosiasi, Notaris dan PPAT, dan pihak ketiga lainnya.
b. Mengidentifikasi data intern dan data ekstern untuk dikatagorikan menjadi data
dikenal dan data tidak dikenal. c.
Mengirimkan data dikenal ke seksi yang terkait dan KPP di luar KPP Pratama Binjai.
d. Mengirimkan data tidak dikenal ke KPP di luar KPP Pratama Binjai, bila alamat
pada data tersebut bukan merupakan wilayah kerja KPP Pratama Binjai. e.
Melakukan perekaman data ke menu Sistem Informasi Perpajakan SIP KPP Pratama Binjai.
f. Mengirimkan back up data harian KPP Pratama Binjai.
g. Mengirimkan back up data KPP Pratama Binjai ke Kanwil DJP Sumatera Utara I
secara periodik 2 dua minggu sekali. h.
Melaksanakan transfer data mingguan ke Kantor Pusat. i.
Membuat himbauan NPWPNPPKP kepada wajib pajak, baik orang pribadi maupun badan.
Universitas Sumatera Utara
4. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan terdiri dari seorang Kepala Seksi Pelayanan yang tugasnya adalah mengkoordinasikan pelayanan ada Tempat Pelayanan Terpadu TPT, penatausahaan
pendataan, pemindahan dan pencabutan identitas wajib pajak lainya, kearsipan berkas penelitian Surat Pemberitahuan SPT dan surat wajib pajak lainnya, kearsipan beras
wajib pajak, serta penertiban Surat Ketetapan Pajak SKP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kepala Seksi Pelayanan membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah: a.
Melakukan urusan peneriaan Surat Pemberitahuan SPT, surat wajib pajak lainnya, melakukan penatausahaan pendaftaran, dan pencabutan identitas wajib
pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b.
Melakukan penelitian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan,dan penyelesaian permohonan penundaan penyampaian SPT sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. c.
Melaksanakan urusan tata usaha penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP dan kearsipan wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang yang berlaku.
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon
Waskon adalah salah satu seksi pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama di seluruh Indonesia. Seksi ini terbentuk setelah Kantor Pelayanan Pajak melakukan
modernisasi, dimana pembagian seksi pada Kantor Pelayanan Pajak tidak lagi berorientasi pada jenis pajak, tetapi pembagian seksi pada Kantor Pelayanan Pajak
berorientasi pada fungsi seksi. Waskon adalah singkatan dari dua suku kata yaitu pengawasan dan konsultasi.
Fungsi umum dari seksi waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam hal menjalankan seluruh kegiatan administrasinya.
Seksi Waskon dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Kasi, yang tugasnya adalah mengkoordinir seluruh tugas-tugas pada Seksi Waskon. Dan Kepala Seksi Waskon
Universitas Sumatera Utara
dibantu oleh Account Representative AR. Tugas dari Account Representative adalah melaksanakan tugas-tugas teknis pada Seksi Waskon, seperti:
a Memberikan penjelasan tentang kegiatan administrasi perpajakan yang harus
dipenuhi oleh wajib pajak. b
Menjadi tempat konsultasi dan konseling para wajib pajak. c
Membuat surat-surat, seperti surat teguran, surat ucapan terima kasih, surat pemberitahuan kepada wajib pajak, dan lain sebagainya.
d Memeriksa Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan wajib pajak.
e Mendisposisikan surat-surat, seperti surat masuk dan surat keluar.
f Memberikan aturan kepada wajib pajak untuk menghitung pajak dan mengisi
Surat Pemberitahuan SPT. g
Membuat data base Wajib Pajak. Seksi Waskon pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai dibagi menjadi
3 tiga bagian: 1.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 2.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 3.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Pada prinsipnya tugas dari ketiga seksi tersebut adalah sama dan yang
membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal ini diberlakuakan dengan tujuan untuk mempermudah dan membantu tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Pajak
Pajak KPP Pratama Binjai.
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Dalam istilah perpajakan di Indonesia, Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP kepada wajib pajak
orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham pemilik dan pegawai, wajib pajak orang pribadi yang mela
Universitas Sumatera Utara
kukan kegiatan usaha dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan. Kegiatan Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan
Pajak KPP Pratama Binjai melalui Seksi Ekstensifikasi perpajakan.
7. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan terdiri dari seorang Kepala Seksi Penagihan yang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan penatausahaan piutang pajak, penagihan, penundaan dan
angsuran, serta pembuatan usulan penghapusan piutang pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Seksi penagihan membawahi koordinator pelaksana yang tugasnya adalah: a.
Melakukan penatausahaan piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan dan angsuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Melakukan penyiapan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat perintah Melaksanakan
Penyitaan SPMP, Sita, Urusan Lelang, dan dukungan penagihan lainnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
8. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan terdiri dari seorang Kepala Seksi Pemeriksaan yang tugasnya adalah:
a. Mengkoordinir penyusunan rencana pemeriksaan.
b. Melakukan pelaksanaan pemeriksaan dan,
c. Penerbitan serta penyaluran Surat Perintah pemeriksaan pajak serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
9. Kelompok Pejabat Fungsional
Kelompok fungsional memiliki tugas antara lain: a.
Melakukan pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan lengkap. b.
Melakukan pemeriksaan sederhana kantor. c.
Membuat Nota Penghitungan Nothit pajak, Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan DKHP dan alat keterangan alket.
d. Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel II.I Jumlah Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
SEKSI JUMLAH
Kepala Kantor 1 orang
Sub Bagian Umum 8 orang
Pengolahan Data dan Informasi 8 orang
Seksi Pelayanan 10 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8 orang
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7 orang
Seksi Penagihan 5 orang
Seksi Pemeriksaan 5 orang
Jumlah seluruh pegawai 83 orang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Gambar II.I STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai tahun 2014
KEPALA KANTOR
SEKSI WASKON
III KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKSI
PEMERIKS AAN
SEKSI EKSTEN
SIFIKA SI
SEKSI WASKON I
SEKSI WASKON
II SEKSI
PELAY ANAN
SEKSI PDI
SEKSI PENA -
GIHAN SUB BAGIAN UMUM
Universitas Sumatera Utara
D. Visi dan Misi
1.
Visi
Sebagaimana yang telah disepakati bersama visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.
Visi tersebut merefleksikan cita-cita Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai menjadi suatu institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang efektif dan
efisien. Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan
masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur,
konsisten dan menepati janji. Selain itu memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta
norma-norma profesi, etika dan sosial.
2. Misi
Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah “Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan
kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem
administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.
Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Kantor Pelayanan Pratama Binjai sebagai penghimpun
penerimaan negara di bidang perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
A. Definisi Pajak Penghasilan
Berdasarkan Undang-undang nomor 36 tahun 2008, Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Waluyo 2011:201. Yang dimaksud dengan penghasilan menurut pasal 4 ayat 1 Undang-undang
pajak penghasilan, adalah “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk dikonsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”.
Beberapa para ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
memiliki maksud dan tujuan yang sama. Dibawah ini penulis suguhkan beberapa pengertian pajak dari beberapa ahli perpajakan yaitu:
1. Mr. Dr. NJ. Feldman dalam De Over Heidsmiddelen van Indonesia 1941
terjemahan dikutip dari Waluyo 2011:2 mengemukakan: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha menurut
norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.
2. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak
Pendapatan 1990:5 dikutip dari Waluyo 2011:3 menyatakan: “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Universitas Sumatera Utara
3. Beaulieu dalam Traile de la science des Finances, 1906 dikutip dari Pambudi,
2010: mengeumkakan: “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk
menutup belanja pemerintah.” 4.
Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong” dikutip dari Waluyo 2011:3 menyatakan: “
Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang
dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. 5.
Prof. Dr. MJH. Smeets dalam de Economische Betekenis Belastingen dikutip dari Waluyo 2011:2 berpendapat: “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang
terutang melalui norma-norma umum yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan
untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21