Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok Hubungan Jumlah Uang Saku perhari yang didapatkan Responden dengan Kebiasaan Merokok

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari tiga yaitu umur, jumlah uang saku perhari dan ada atau tidak anggota keluarga yang merokok.

5.1.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok

Responden yang berumur dibawah 16 tahun yang mempunyai kebiasaan merokok ada sebanyak 5 orang 21,7 dan yang berumur diatas 16 tahun ada sebanyak 13 orang 35,1. Secara statistik hubungan umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai probabilitas 0,0410,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok dimana responden yang termasuk dalam kategori biasa merokok lebih banyak pada orang yang berumur 16 tahun. Hal ini disebabkan karena responden yang berumur diatas 16 tahun lebih berani untuk merokok karena mereka merasa dirinya sudah dewasa dan berhak melakukan apapun yang hendak mereka lakukan termasuk merokok sedangkan pada responden yang berumur dibawah 16 tahun hanya masih dalam tahap coba-coba dan belum masuk kedalam kategori biasa merokok. Hal ini sesuai dengab pendapat Oskamp 1984 menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama maka seorang individu menjadi ketagihan merokok dengan alasan- alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan dan mendapat penerimaan. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

5.1.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari yang didapatkan Responden dengan Kebiasaan Merokok

Responden yang mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,- dan mempunyai kebiasaan merokok ada sebanyak 7 orang 24,1 dan yang memiliki uang saku perhari diatas Rp.12.000,- ada sebanyak 11 orang 35,5. Jumlah yang biasa merokok antara responden yang mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,- dan diatas Rp.12.000,- hampir sebanding. Dari hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas p=0,629, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah uang saku perhari yang didapat responden dengan kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan karena harga rokok yang tidak mahal dan boleh membeli perbatang sehingga responden dapat membeli rokok sesuai dengan keinginan mereka.

5.1.3. Hubungan ada atau tidak Anggota Keluarga Responden yang Merokok dengan Kebiasaan Merokok