50
Lanjutan Tabel 2.4
Pemanfaatan Penerimaan
Disalurkan untuk 8 golongan yaitu fakir, miskin, amil zakat,
muallaf, budak, garim, sabilillah dan ibnu sabil.
Digunakan untuk pembangunan sarana dan
prasarana publik, sehingga hasilnya bisa
dinikmati oleh orang kaya atau orang miskin.
Perhitungan Dipercayakan kepada muzakki.
Dapat menggunakan bantuan jasa akuntan
atau konsultan pajak.
Ijab Qabul Disyaratkan untuk melakukan
ijab qabul. Tidak perlu ijab qabul.
Sifat Meskipun zakat adalah
kewajiban tiap Muslim, namun pemungutan zakat tidak dapat
dipaksakan. Dapat dipaksakan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan
pajak yang berlaku.
Sumber: Indonesian Tax Review Vol IVEd 472007
G. Penelitian Terdahulu
Peneliti meninjau beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa tujuan a memberitahu pembaca hasil penelitian-penelitian lain yang
berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaporkan. b Menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas dan berkesinambungan tentang
suatu topic dalam pustaka, mengisi kekurangan dan memperluas penelitian- penelitian sebelumnya. Berikut ini penelitian sebelumnya yang digunakan
peneliti sebagai bahan rujukan penelitian.
51
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Metodologi Penemuan
Abdul Basir
2002 Herry
Yarmanto 2003
“Zakat Atas Penghasilan
Sebagai Pengurang
Penghasilan Kena Pajak”
”Analisis Zakat
Sebagai Faktor
Pengurang Penghasilan
Kena Pajak” Tinjauan
Aspek Sinergi
Antara Zakat dan
Pajak Tipe penelitian
yang digunakan
adalah deskriptif
analitis. Metode
pengumpulan data:
1.
Studi Kepustakaan
2.Penelitian Lapangan
wawancara Penelitian
dilakukan dengan
pengumpulan data sekunder
LAZIS yang telah
dikukuhkan oleh
pemerintah dan studi
literatur. Zakat penghasilan dan pajak
penghasilan merupakan institusi pengumpul dana,
namun UU No.38 Th.1999 dan UU No.17 Th.2000 hanya
memperkenalkan zakat penghasilan sebagai pengurang
penghasilan kena pajak. Perlakuan zakat bisa
disamakan dengan pajak penghasilan yaitu bukan
sebagai faktor pengurang PKP melainkan sebagai kredit pajak
yang nonrefundable. Pajak dan zakat memiliki
banyak kesamaan dan perbedaan. Keduanya memiliki
fungsi yang saling beririsan yaitu berperan dalam fungsi
distribusi. Adanya dua pendapat yang
berbeda mengenai cara penghindaran beban ganda atas
suatu objek yang sama, 1 pendapat pertama mengatakan
bahwa zakat boleh dikurangkan dari pajak yang
terhutang, dan 2 pendapat kedua mengatakan dasar untuk
menghitung pajak ditentukan setelah zakat yang benar-benar
dibayar diperhitungkan didalamnya. Cara pertama
lebih dekat dengan pendapat Imam Ahmad bin Hamdal
yang dianut oleh Malaysia.
52
Lanjutan Tabel 2.5
Sedangkan cara kedua zakat yang telah dibayar
diperbolehkan mengurangi PKP, ini dilakukan di
Indonesia.
Sumber: Data diolah sendiri
F. Kerangka Pemikiran