Putri Adinda Lestari : Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit Dan Risiko Operasional Pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, 2010.
i. Memastikan bahwa staf dan pegawai yang akan menjalankan kerangka kerja
memenuhi syarat. Mereka memiliki pengalaman dan kemampuan teknis yang memadai, di mana staf atau pegawai yang berwenang untuk memantau dan
memberdayakan kebijakan risiko juga memiliki kewenangan yang independen dari satuan kerja operasional yang dinilainya.
j. Memastikan bahwa tidak terdapat celah gap atau tumpang tindih overlap
dalam mengelola seluruh risiko perusahaan. Pejabat penanggung jawab yang menangani risiko operasional diwajibkan untuk mengkomunikasikan
pengelolaan risiko operasional kepada pejabat yang menangani risiko kredit, risiko pasar, dan risiko lainnya. Juga termasuk satuan kerja yang
berhubungan dengan pihak luar seperti perusahaan asuransi dan lain-lain yang ada kaitannya dengan manajemen risiko.
2. Kebijakan Prosedur dan Penetapan Limit
Bank harus dapat menetapkan limit dan menerapkan kebijakan cukup untuk secara berkala menilai, memantau, mengendalikan atau memitigasi risiko
operasional serta mencegah kerugian karena melakukan aktivitas fungsional utama. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mengelola risiko
operasional adalah sebagai berikut:
a. Proses
Proses yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur dalam rangka mengelola risiko secara sehat antara lain:
Putri Adinda Lestari : Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit Dan Risiko Operasional Pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, 2010.
1. Confirmation Process
Setelah sebuah transaksi dilakukan, maka transaksi tersebut umumnya dikaji ulang, misalnya oleh bagian back office. Proses konfirmasi
bertujuan untuk memverifikasi setiap transaksi dengan pihak luar counterparty yang harus sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya kecurangan fraud atau kesalahan human error, proses konfirmasi
ini harus dilakukan secara terpisah dari satuan kerja yang mengambil risiko risk taking unit.
2. Settlement Process
Proses pembayaran dan penerimaan uang harus ditangani secara hati- hati. Dalam hal penyelesaian transaksi berasal dari akibat negatif
kondisi likuiditas bank, maka bank harus menyediakan prosedur darurat agar melibatkan semua pihak yang terkait, khususnya bagian
tresuri, agar masalah pendanaan yang menyebabkan terjadinya gap dapat segera diatasi dengan biaya yang relatif tidak mahal.
3. Rekonsiliasi
Untuk memastikan bahwa semua data yang kritis telah dimasukkan ke dalam system dan database yang seharusnya, beberapa data dan
laporan tertentu perlu direkonsiliasi. Petugas yang melakukan rekonsiliasi harus terpisah dari petugas yang bertanggung jawab untuk
memasukkan data transaksi ke dalam system.
Putri Adinda Lestari : Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit Dan Risiko Operasional Pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, 2010.
4. Dokumentasi
Bank harus memelihara semua file seperti file transaksi yang masih harus diselesaikan, sampai kepada file transaksi yang telah
diselesaikan dalam bentuk rincian rekening accounts, buku besar general ledgers, buku tambahan subsidiary ledgers, dokumen
pembentukan provisi, yang keseluruhannya memberikan jejak audit audit trail. Penyimpanan dokumen-dokumen harus sesuai dengan
jadwal retensi, artinya dokumen yang lewat batas waktu penyimpanan harus dimusnahkan weeding.
5. Valuasi dan Akunting
Setiap metode dan parameter yang digunakan untuk menilai transaksi harus dikaji ulang secara berkala apakah memadai dan dalam hal
keterkaitan dan kesesuaian prosedur akunting dengan tujuan pengamanan, pelaksanaan kehati-hatian, dan standar akunting yang
berlaku.
b. Kualitas Sumber Daya Manusia