Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan 2007 : 4 menyebutkan bahwa “Tujuan laporan Keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Laporan keuangan yang telah disusun dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan dimana laporan keuangan menyajikan
informasi yang penting mengenai suatu perusahaan secara periodik seperti dalam bulanan, triwulan atau tahunan.
Menurut Ashari dan Darsono 2005, 12-13 mengungkapkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan menyangkut:
1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu
keadaaan pada tanggal tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.
2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya
aktivitas dan biaya untuk menjalankan aktivitas serta hasil labarugi dari aktivitas selama periode tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan.
3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu
perubahan kekayaan dan sumber kekayaan selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran
kas masuk dan keluar perushaaan selama periode tertentu.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia mengenai tujuan laporan keuangan yaitu:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto aktiva dikurangi kewajiban suatu
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
3. Jenis Laporan Keuangan
Menurut PSAK no. 1, ada 5 macam laporan keuangan yang diakui, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan
atas laporan kauangan. Dalam penelitian ini, laporan keuangan yang akan dibahas hanyalah neraca dan laporan laba rugi karena jenis laporan keuangan ini yang
sesuai dan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan. Laporan Neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu,
sedangkan Perhitungan Laba Rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
Elemen ataupun isi dari kedua jenis laporan keuangan tersebut, yaitu: a.
Neraca Neraca dapat disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Neraca
adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada tahun tutup buku
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
dan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Istilah lain yang dipakai untuk menunjukkan neraca yaitu Balance Sheet. Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang
dua hal, yaitu : 1 Likuiditas dan 2 fleksibelitas financial perusahaan, yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi prediksi terhadap
keadaaan-keadaaan financial di masa yang akan datang. Adapun unsur-unsur pos-pos yang terdapat dalam neraca, yaitu:
1. Asset Harta, Aktiva
Asset merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berasal dari transaksi maupu n peristiwa di masa lalu. Asset juga sekaligus merupakan harta
yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain-lain. Posisi
asset ini dalam neraca lazimnya ditempatkan di sebelah kiri aktiva. Accounting Principle Board APB Statement 1970:132 mengartikan
asset sebagai “Kekayaan ekonomi perusahaaan, termasuk di dalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.” Sedangkan menurut Financial Accounting Standard Board FASB mendefenisikan asset adalah “Kemungkinan keuntungan
ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.”
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Dari uraian defenisi-defenisi diatas, dapat diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan
memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Adapun asset atau aktiva ini dapat dibedakan dalam beberapa golongan
seperti : aktiva lancar yang mencakup kas, piutang usaha, persediaan barang, beban dibayar dimuka, dan lain-lain ; investasi ; aktiva tetap berwujud
mencakup bangunan, tanah, kendaraan, mesin, dan lain-lain ; aktiva tidak berwujud mencakup hak paten, hak cipta, dll serta aktiva lain-lain yang tidak
bisa digolongkan dalam katagori aktiva diatas. 2.
Liabilities KewajibanHutang Hutang merupakan kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk
menyerahkan uang, barang, maupun jasa kepada pihak lain sebagai akibat dari peristiwa maupun transaksi di masa lalu.
APB Statement 1970 : 134 menyatakan bahwa “Kewajiban ekonomis dari suatu peruhasaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi.
Kewajiban di sini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.” Kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam
transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayar di masa yang akan datang didiskontokan dinilai berdasarkan present value untuk yang jangka panjang,
sejumlah nilai pertukaran, sejumlah nilai nominal. Sedangkan FASB 1990 memberikan defenisi kewajiban sebagai “Kemungkinan pengorbanan
kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.”
Kewajiban ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam yaitu: 1 kewajiban lancar jangka pendek seperti utang dagang, 2 kewajiban jangka
panjang seperti wesel bayar, 3 kewajiban lain-lain.
3. Owners’ Equity Modal Pemilik
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga entity setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal
pemilik. Sedangkan dalam perusahaan perseroan, modal dalam bentuk saham harus dibedakan dengan : 1 Retained Earnings laba ditahan seperti laba
tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan deviden, 2 Contributed Capital modal setor seperti agio saham, modal donasi, treasury
stock. Transaksi modal dapat dibagi dua yaitu:
a. Transaksi modal, menyangkut transaksi langsung dari pemilik dengan
perusahaan misalnya pembayaran dan pengambilan modal. b.
Transaksi yang berkaitan dengan laba, menyangkut transaksi yang berkaitan dengan laba misalnya transaksi labarugi, koreksi tahun lalu,
dan sebagainya.
Adapun beberapa bentuk penyajian Neraca sebagai berikut:
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
2. Bentuk kedua Neraca Skontro atau Account Form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri di Inggris di sebelah kanan dan kewajiban dan modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya
sebelah menyebelah. 3.
Bentuk yang menyajikan posisi keuangan atau Financial Position Form Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk
sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan
hasil pengurangannya diketahui Modal Kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang maka
akan diperoleh modal pemilik.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode
tertentu. Dengan membandingkan penghasilan dengan biaya selama jangka waktu tertentu maka akan diketahui besarnya laba atau rugi untuk periode waktu
tertentu. Menurut APB Statement 1970 mengartikan LabaRugi sebagai “Kelebihandefisit penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.” Jadi
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
laporan laba rugi menggambarkan aktivitas operasi perusahaan selama periode tertentu.
Laporan laba rugi melaporkan profitabilitas organisasi bisnis selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan perubahan-perubahan
dalam ekuitas pemilik yang berkaitan dnegan kegiatan-kegiatan perusahaan. Tujuan penyusunan laporan laba rugi adalah untuk mengukur kemampuan dan
perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan dilakukannya kegiatan perusahaan.
Unsur-unsur pos-pos yang terkandung dalam laporan laba rugi yaitu: 1.
Operating Revenue atau Sales Penghasilan Ada beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap 1998 : 113 sehubungan
dengan hasilrevenue, yaitu: a.
Committee on Terminology mendefenisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada
langganan, atau mereka yang menerima jasa. b.
APB mendefenisikan revenue sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip
akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. c.
FASB mendefinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entitiy atau penyelesaian kewajiban dari entity
atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahanproduksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
Dapat disimpulkan, karakteristik dari penghasilan pendapatan adalah 1 pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam
mencari laba dan 2 pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan. Contoh: pendapatan penjualan barang dagangan,
pendapatan jasa, dan lain- lain.
2. Expense Biaya Adapun beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap 1998:114
sehubungan dengan expense biaya, yaitu: a.
Committee on terminology menyatakan biaya adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.
b. APB mendefenisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau
kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari
laba yang dilakukan perusahaan. c.
FASB mendefenisikan expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama
suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan.
Ekatherina O. K : Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra persero Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Contoh biaya yaitu biaya pokok penjualan, biaya operasi, biaya karyawan, biaya penyusutan peralatan, dan lain-lain.
Suatu perusahaan dikatakan memperoleh laba bila penerimaan perusahaan dalam satu periode tertentu penghasilan lebih besar daripada
biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu biayabeban. Sebaliknya suatu perusahaan dikatakan mengalami kerugian
bila biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu lebih besar daripada penerimaan perusahaan dalam satu periode tertentu.
Bentuk-bentuk laporan laba rugi yang biasa disajikan ada dua macam yaitu: 1.
Bentuk rekening account form dimana biaya-biaya dan kerugian ditempatkan di sebelah kiri sedangkan pos penghasilan ditempatkan di
sebelah kanan. 2.
Bentuk laporan report form dimana penghasilan dan biaya biasanya disusun secara vertikal. Bentuk laporan ini dapat dibagi lagi menjadi dua
bentuk penyusunan, yaitu: a.
Bentuk single step b.
Bentuk multiple step
4. Keterbatasan Laporan Keuangan