Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT GRESIK CIPTA SEJAHTERA CABANG

MEDAN

Oleh :

NAMA : SEPRINA RULETA SITANGGANG

NIM : 040503158

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2 Agustus 2008 Yang membuat Pernyataan

Seprina Ruleta Sitanggang NIM : 040503158


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan “.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga,M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan sebagai dosen wali penulis dan Bapak Fahmi Nasution, SE,M.Acc,Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra.Tapi Anda Sari Lubis,M.Si,Ak selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra.Salbiah M.Si,Ak selaku dosen pembanding I/penguji yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Risanty,SE,M.Si,Ak selaku dosen pembanding II/penguji yang telah

memberikan bimbingan arahan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi . 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya

dosen-dosen Departemen Akuntansi yang telah mengajar dan membagikan pengetahuan selama penulis menimba ilmu.

7. Bapak H. Jekti Wahono selaku Kepala Cabang dan Bapak Achmad Luthfie selaku Kepala bagian Keuangan & SDM, dan kepada seluruh Staf Pegawai PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan riset dan penyusunan skripsi ini.

8. Orang tuaku yang tercinta Drs.M.Sitanggang dan T.Sitorus yang telah membesarkan dan mendidik penulis, serta memberikan dukungan material dan spiritual kepada penulis.

9. Kakak penulis Mei Lina Sitanggang, Abang Badia Hardiknas Sitanggang, Amd, serta adik-adik penulis Christy Sagita Sitanggang dan Devi Airani Sitanggang yang telah memotivasi dan memberikan suasana yang unik kepada hidup penulis.

10.Sahabat-sahabatku di UKM KMK USU, teman-teman KTB Philadelpia (K’Sri, Ageth dan Luga) yang selalu mendukung dalam doa dan perhatian, Adik-adik KK’Heroes In God (Christien, Inge, Lina, Nia dan Tesa) yang


(5)

11.Teman-teman pelayanan di Jalan Berdikari P3KS, Koordinasi Periode 2008/2009 (Julia, Nita, Nora, Nia, Hengky) dan mantan Koordinasi Periode 2007/2008, serta seluruh alumni P3KS.

12.Seluruh teman-teman Akuntansi 2004 umumnya dan kepada Keket, Sabet, Ira, Fransisca, Lia, Delvi, Wahyuningsih, Mia, Yuni, Endry, Dela, Tiur, Maria, Vina, Septin khususnya, yang saling membagi dan saling menguatkan khususnya di masa-masa akhir perkuliahan kita.

13.Semua sahabat dan orang-orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberi warna, makna dan pelajaran serta motivasi dalam hidup penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis mengucapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 2 Agustus 2008 Penulis

Seprina Ruleta Sitanggang NIM : 040503158


(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari dua variabel yaitu profitabilitas (ROA) sebagai variabel terikat dan tingkat perputaran piutang (ARTO) sebagai variabel bebas. Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi dan wawancara. Metode analisis yang dilakukan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dan diuji dengan uji-T .

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini dapat dilihat pada R Square atau sebesar 0,024 yang berarti hanya 2,4% variasi dari perubahan ROA dapat dijelaskan oleh variasi perubahan ARTO, sedangkan sisanya 97,6 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan dan dari pengujian T-test yang menunjukkan signifikansi tingkat perputaran piutang berada diatas 0,05 yaitu 0,333 berarti RTO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat keperayaan 95%.

Kata kunci : Piutang, Tingkat Perputaran Piutang (ARTO), Profitabilitas (Return On Assets)


(7)

ABSTRACT

The objective of this research is to proof the influence of account receivables turnover to profitability which measured with ROA. This research was held in PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

This research used quantitative approach and causal type, contains of two variables. They are profitability (ROA) as dependent variable and account receivables turn over as independent variable. Type of data used are primary and secondary data. Technical of collecting data by documentation and interview. The analyse method use is simple regression method and tested with t-test.

The result of this research shows that account receivables turn over (ARTO) have no significant influence to profitability (ROA), it shows from R Square 0,024, means that only 2,4% variance of ROA change can be explained by ARTO variance, however residual value 97,6% explained by another variances.

Keywords : Receivables, Accounts Receivables Turn Over (ARTO), Profitability (ROA)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……….. i

KATA PENGANTAR ……….... ii

ABSTRAK ……….. v

ABSTRACT ………... vi

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………... 1

B.Batasan Masalah ……….. 4

C.Perumusan Masalah ………. 4

D.Tujuan Penelitian ………. 5

E. Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Laporan Keuangan ……….. 6

1. Pengertian Laporan Keuangan ………. 6

2. Tujuan Laporan Keuangan ……… 7


(9)

B. Analisa Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan ……… 13

2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan ………. 14

3. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan …………. 17

C. Piutang 1. Pengertian Piutang ………... 19

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam piutang 19

3. Biaya Atas Piutang ……… 20

4. Variabel Penting Dalam Piutang ……… 22

5. Tingkat Perputaran Piutang ……… 22

D. Profitabilitas Perusahaan ……… 23

E. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas ………... 24

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 24

G. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ………. 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………... 26

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… 26

C. Jenis Data ……….. 26

D. Identifikasi Dan Pengukuran Variabel Penelitian …………. 27

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 27


(10)

G. Metode Analisis Data ……….. 29 H. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan a. Sejarah Ringkas Perusahaan ……… 32 b. Struktur Organisasi Perusahaan ……….. 33 c. Aktivitas Perusahaan ……….. 37 2.Laporan Keuangan PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan 39 3.Data Variabel Penelitian ………... 39 B. Analisis Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif ……….. 42

2. Uji Normalitas ………. 44

3. Uji Parametrik ……….. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 51

B. Saran ………. 51

DAFTAR PUSTAKA ……….. 52 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT GCS Medan 34

Gambar 4.2 Histogram 46

                           


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Persentase Penjualan Kredit 3

Tabel 3.1 Variabel Penelitian 28

Tabel 4.1 Data Variabel Penelitian Tahun 2005 40 Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2006 41 Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 42

Tabel 4.4 Decsiptive Statistics 43

Tabel 4.5 One Sample K-S Test 45

Tabel 4.7 Pedoman Kekuatan Koefisien Korelasi 48 Tabel 4.8 Variabel Entered/Removed 48

Tabel 4.9 Model Summary 48


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Data Penjualan Kredit Bersih Lampiran 2 Data Rata-Rata Piutang Lampiran 3 Data EBIT

Lampiran 4 Data Total Assets Lampiran 5 Hasil Pengolahan SPSS Lampiran 6 Surat Izin Riset Perusahaan Lampiran 7 Daftar t-tabel


(14)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari dua variabel yaitu profitabilitas (ROA) sebagai variabel terikat dan tingkat perputaran piutang (ARTO) sebagai variabel bebas. Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi dan wawancara. Metode analisis yang dilakukan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dan diuji dengan uji-T .

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini dapat dilihat pada R Square atau sebesar 0,024 yang berarti hanya 2,4% variasi dari perubahan ROA dapat dijelaskan oleh variasi perubahan ARTO, sedangkan sisanya 97,6 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan dan dari pengujian T-test yang menunjukkan signifikansi tingkat perputaran piutang berada diatas 0,05 yaitu 0,333 berarti RTO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat keperayaan 95%.

Kata kunci : Piutang, Tingkat Perputaran Piutang (ARTO), Profitabilitas (Return On Assets)


(15)

ABSTRACT

The objective of this research is to proof the influence of account receivables turnover to profitability which measured with ROA. This research was held in PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

This research used quantitative approach and causal type, contains of two variables. They are profitability (ROA) as dependent variable and account receivables turn over as independent variable. Type of data used are primary and secondary data. Technical of collecting data by documentation and interview. The analyse method use is simple regression method and tested with t-test.

The result of this research shows that account receivables turn over (ARTO) have no significant influence to profitability (ROA), it shows from R Square 0,024, means that only 2,4% variance of ROA change can be explained by ARTO variance, however residual value 97,6% explained by another variances.

Keywords : Receivables, Accounts Receivables Turn Over (ARTO), Profitability (ROA)


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Laba yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang atau jasa. Semakin besar volume penjualan barang dan jasa, maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan semakin besar.

Lingkungan luar perusahaan ternyata juga turut berperan serta dalam proses pencapaian tujuan tersebut misalnya persaingan ekonomi. Persaingan ekonomi terus menerus meningkat tanpa memperdulikan apakah para pelaku bisnis siap atau tidak. Kondisi persaingan yang semakin tajam inilah yang membuat banyak perusahaan tidak dapat menjual barang atau jasa dengan mudah. Dengan melihat kondisi ini, para pelaku bisnis sangat didesak untuk mencari upaya atau strategi dalam memenangkan persaingan dan mencari posisi yang menguntungkan. Satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan volume penjualan barang atau jasa.

Dalam upaya meningkatkan volume penjualan barang atau jasa, suatu perusahaan sering menerapkan kebijakan penjualan kredit, disamping juga kebijakan penjualan tunai atau cash. Kebijakan penjualan kredit yang diterapkan


(17)

yang dihasilkan dari penjualan kredit tersebut juga ternyata tidak bisa diabaikan begitu saja karena resiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan yang berkaitan dengan piutang lebih besar dibandingkan jika perusahaan menjual barang atau jasa secara tunai. Hal ini disebabkan karena piutang yang dihasilkan dari penjualan secara kredit melibatkan pihak debitur yang berada di luar perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu berhati-hati dalam mengelola piutang dan masalah piutang ini perlu mendapat analisis yang cukup dalam.

Piutang merupakan salah satu elemen dalam modal kerja. Dengan kondisi tersebut, maka keadaannya akan selalu berputar. Dalam arti piutang akan tertagih pada suatu waktu tertentu dan kemudian akan muncul lagi akibat penjualan kredit dan begitu seterusnya. Piutang akan tetap muncul selama perusahaan tetap melakukan kegiatan operasinya.

Tingkat perputaran piutang untuk setiap perusahaan juga dipengaruhi oleh periode perputaran piutang. Periode perputaran piutang ini tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit, maka akan semakin lama pula terikatnya elemen dari modal kerja tersebut dalam piutang dan hal ini berarti bahwa semakin rendah tingkat perputaran piutang dalam satu periode, begitu juga sebaliknya. Semakin cepat periode penagihan piutang berarti semakin tinggi tingkat perputaran piutang dan semakin tinggi pula tingkat laba yang akan mampu dihasilkan oleh perusahaan.


(18)

PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi pupuk. Perusahaan ini menerapkan penjualan kredit untuk meningkatkan volume penjualannya disamping juga menerapkan kebijakan penjualan tunai. Dari data laporan keuangan yang diperoleh oleh penulis, yakni neraca dan laba rugi selama tiga tahun berturut-turut (2005-2007), maka persentase penjualan kredit dapat dilihat pada tabel berikut ini (dalam satuan Rupiah) :

Tabel 1.1

Persentase Penjualan Kredit

Tahun Piutang Dagang

Penjualan Kredit

Total Penjualan

Penjualan Kredit 2005 9.740.032.797 41.100.578.642 58.190.202.558 71 % 2006 7.683.301.479 24.050.835.615 38.532.528.834 49% 2007 9.478.151.361 25.184.556.888 57.940.388.465 47%

Sumber : PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan

Dari data diatas, dapat terlihat persentase penjualan kredit terhadap total penjualan mengalami penurunan dengan persentase yang besar dari tahun 2005 ke tahun 2006. Namun pada tahun 2007 mengalami peningkatan dengan persentase yang kecil. Sebaliknya, bahwa jumlah piutang yang berada di neraca terlihat mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Jumlah piutang yang berfluktuasi dan cenderung meningkat ini menjadi masalah bagi perusahaan. Masalah ini disebabkan karena banyaknya pelanggan yang terlambat di dalam pembayaran piutang. Hal ini akan mengakibatkan tingkat perputaran piutang menjadi semakin


(19)

Before Interest and Tax) dengan Total Asset dan termasuk di dalamnya jumlah piutang.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

B. Batasan Masalah

Peneliti memberikan batasan masalah agar penelitian ini fokus pada topik yang dipilih. Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu :

1. Piutang yang dimasukkan dalam menghitung rasio tingkat perputaran piutang adalah dengan menggunakan jumlah piutang dagang dalam neraca perusahaan.

2. Rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Alasan pemilihan rasio ini adalah karena peneliti hanya ingin melihat pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas dari tingkat pengembalian aktiva.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah tingkat perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan ?.


(20)

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk menguji dan membuktikan pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan mengenai pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari akuntansi, sebagai ringkasan informasi transaksi keuangan yang terjadi selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak memberikan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan perusahaan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

Ditinjau dari sudut pandang pihak internal perusahaan (manajer, pemilik perusahaan, karyawan), laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance (kinerja) keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan bila laporan keuangan ditinjau dari sudut pandang pemakai (investor, kreditor, pemasok), maka informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat.


(22)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007:4) menyebutkan bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Laporan keuangan yang telah disusun dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan karena laporan keuangan menyajikan informasi yang penting mengenai suatu perusahaan secara periodik seperti dalam bulanan, triwulan-an, kuartalan ataupun tahunan.

Sofyan Syafri Harahap (2006 : 132) juga menyebutkan tujuan laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia yaitu :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktiva pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.


(23)

3. Jenis Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1, ada lima jenis laporan keuangan yang umumnya digunakan oleh setiap perusahaan yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penelitian ini laporan keuangan yang akan dibahas hanyalah neraca dan laporan laba rugi karena jenis laporan keuangan ini yang sesuai dan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan. Laporan neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, sedangkan laporan laba rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang yang diperoleh perusahaan pada selama suatu periode tertentu.

Elemen ataupun isi dari kedua jenis laporan keuangan tersebut adalah: a. Neraca

Neraca dapat juga disebut laporan posisi keuangan. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, biasanya pada tahun tutup buku. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat tertentu.

Istilah lain yang dipakai untuk menunjukkan neraca yaitu Balance Sheet .Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang dua hal yaitu : (1) Likuiditas dan (2) Fleksibilitas Finansial perusahaan yang dapat


(24)

dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi (prediksi) terhadap keadaan-keadaan finansial di masa yang akan datang.

Adapun unsur-unsur /pos-pos yang terdapat dalam neraca yaitu ; 1. Asset (Harta, Aktiva)

Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan lain-lain. Aktiva ini lazim di Indonesia dan Amerika ditempatkan di sebelah kiri. Sedangkan di beberapa Negara Eropa lazim ditempatkan di sebelah kanan.

2. Liabilities (Kewajiban/Hutang)

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:24) ,“ kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva”. Sedangkan kewajiban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan yang diharapkan terseleaikan dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, yang mana yang lebih panjang.

3. Owner’s Equity (Modal Pemilik)

Modal (Equity) adalah suatu hak tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik (Harahap 2006 : 110). Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (Retained Earnings). Dividen hanya dibayar dari laba ditahan, bukan dari modal setor. Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan


(25)

dividen. Komponen berikutnya dari modal saham ini adalah laba/rugi yang belum direalisasi.

Dalam menyajkan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu : 1. Bentuk Neraca staffel atau report form

Neraca ini dilaporkan dalam satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

2. Bentuk kedua neraca skontra atau Account Form

Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris diletakkan di sebalah kanan), kewajiban dan modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

3. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (Financial position form). Dalam posisi ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan hasil pengurangannya diketahui Modal Kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik. b. Laba Rugi

Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba (earnings) atau laba bersih (net insome) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan


(26)

pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu : 1. Current Operating Income

Dalam laporan ini, pendapatan atau beban yang dimasukkan kedalam laporan laba rugi adalah hanya yang berasal dari kegiatan normal operasional perusahaan.

2. All Inclusive Income

Dalam laporan ini, seluruh pendapatan atau beban, baik yang berasal dari kegiatan normal perusahaan maupun tidak (misalnya keuntungan luar biasa) juga dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, menunjukkan peningkatan maupun penurunan yang terjadi dari aktivitas perusahaan pada periode tertentu. Pada dasarnya laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai suatu perusahaan kepada pihak yang berkaitan. Dari manfaat yang dimiliki tersebut, laporan keuangan juga tidak terlepas dai keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, yaitu :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya


(27)

jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi (tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kondisi ekonomi saat tertentu ). Hal ini disebabkan karena banyaknya estimasi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan secara periodik tersebut dan pencatatan aktiva-aktiva sesuai dengan harga perolehannya tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan harga yang terjadi setelah aktiva tersebut dicatat.

b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk pihak bank, investor, dan pajak.

c. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunanya dengan standar nilai yang mungkin berbeda/berubah-ubah seperti halnya dalam pencatatan nilai aktiva. Laporan keuangan dibuat dengan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya (cost acquisition) dan pengurangnya dilakukan terhadap aktiva tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

d. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun dari waktu ke waktu


(28)

berikutnya, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Karena hal tersebut, bila suatu analisa dengan memperbandingkan data tersebut beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru (misleading) perkembangan sebenarnya yang dicapai harus diperhatikan perubahan daya beli uang tersebut atau dengan kata lain harus dikliminasi pengaruh kenaikan harga tersebut.

e. Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi yang dapat dinyatakan (dikuantifikasikan) dengan satuan uang. Akibatnya laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan yang tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya. Hal ini dapat membuat pihak yang membaca laporan keuangan tersebut tidak akan mengetahui kondisi-kondisi diatas.


(29)

B. Analisa Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan seperti bahwa secara umum laporan keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan menyebabkan laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (2006:110), analisa laporan keuangan berarti “ Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat ”.

Hasil laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi hasil analisa laporan keuangan tidak akan mungkin menyembunyikan semua informasi yang salah. Hal ini juga yang membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin itu tersendiri yang sifatnya objetif dan ilmiah.

Hasil analisa laporan keuangan akan bisa membuka beberapa kesalahan yaitu :

a. Kesalahan proses akuntansi seperti : kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal.


(30)

b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing, dan lain sebagainya

2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan secara lengkap, tujuan analisa laporan keuangan ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan


(31)

1. Dapat menilai prestasi perusahaan.

2. Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.

3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu :

a. Posisi keuangan (Asset, Neraca, Modal) b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya)

c. Likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kemampuan jangka pendeknya.

d. Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kemampuan jangka panjangnya.

e. Aktivitas yaitu menggambarkan akivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

f. Rentabilitas atau Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

g. Indikator Pasar Modal

4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5. Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

Harahap juga menyebutkan, dari sudut lain tujuan analisa laporan keuangan menurut Bernstein adalah sebagai berikut :

a. Screening

Analisa dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.


(32)

b. Forecasting

Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahan di masa yang akan datang.

c. Diagnosis

Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain. d. Evaluation

Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.

Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.

3. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Ada beberapa metode dalam analisa laporan keuangan yaitu : a. Metode Komparatif

Melakukan perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya.

b. Trend Analysis

c. Membuat laporan keuangan dalam bentuk Common Size Financial Statement, atau bentuk sederhana (awam)


(33)

e. Analisa Rasio  Likuiditas

 Profitabilitas /Rentablitas  Solvabilitas

 Leverage  Aktivitas

 Market Based Ratio

f. Teknik analisa lain, seperti :

 Analisa Sumber dan Penggunaan Dana  Analisa Break Even

 Analisa Gross Profit  Dupont Analysis

g. Analytical review/ Transactional Analysis

Ada beberapa jenis atau bagian dari analisa laporan keuangan. Harahap membagi rasio keuangan menjadi enam rasio yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kebutuhan jangka pendek.

2. Solvabilitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang.


(34)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber daya yang ada, penjualan, kas, asset atau modal. 4. Leverage

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal maupun asset.

5. Activity

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalampenjualan dan kegiatan yang lainnya.

6. Produktivitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengetahui produktivitas unit yang dinilai.

C. Piutang

1. Pengertian Piutang

Seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa kebijakan penjualan kredit yang diterapkan oleh perusahaan akan menghasilkan piutang. Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002 : 81) “ piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”. Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang


(35)

jenis usaha ke jenis usaha lainnya, tetapi untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha yang sama biasanya memberikan atau memperlakukan para langganan dengan persyaratan-persyaratan kredit yang sama atau tidak terlalu jauh berbeda dengan satu sama lain. Tetapi tentu saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian-pengecualian untuk langganan tertentu baik dalam rangka membantu langganan tersebut maupun untuk menariknya agar mau menjadi langganan tetap perusahaan. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang Menurut Bambang Riyanto (2001 : 85), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut :

a. Volume penjualan kredit

Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.

b. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit

Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang.


(36)

c. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit

Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar.

d. Kebijakan membayar para pelanggan kredit.

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang semakin besar. e. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan.

Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

3. Biaya atas piutang

Dengan dilaksanakannya penjualan secara kredit yang kemudian menimbulkan piutang maka perusahaan sebenarnya tidak terlepas dari penanggungan risiko, berupa biaya. Biaya yang timbul akibat dari adanya piutang adalah :

1. Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang/piutang ragu-ragu (bad debt receivables) terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pada setiap periode.


(37)

2. Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya pengumpulan piutang

3. Biaya administrasi

Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan mengeluarkan biaya.

4. Biaya sumber dana

Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk menjaganya. Dana tersebut diperlukan biaya untuk sumber dana (weight of cost capital)

4. Variabel-Variabel Penting Dalam Piutang

Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang yaitu : a. Standar kredit

Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan berapa jumlah yang dapat diberikan.

b. Persyaratan kredit

Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan. Menurut Lukman Syamsudin (2002 :2006), persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu : Potongan tunai, periode potongan tunai, Periode Kredit.


(38)

c. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang

Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Tingkat Perputaran Piutang

Piutang sebagai bagian dari modal kerja yang selalu mengalami perputaran. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya, makin pendek syarat pembayaran kredit berarti semakin pendek pula terikatnya modal kerja dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang akan diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, suatu sistem pengelolaan dan pengawasan terhadap piutang sangatlah penting, karena tanpa dilakukannya pengawasan, piutang akan menumpuk menjadi suatu tingkat yang berlebihan dan akan mengakibatkan arus kas akan menurun, dan piutang tak tertagih akan menutupi laba dari penjualan.


(39)

D. Profitabilitas

Menurut Gitman (2003 : 599) : “ profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in productive activities“. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Atau dengan kata lain menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu.

Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan Return On Assets (ROA). Rasio ROA merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva perusahaan.

Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko.


(40)

Masalah profitabilitas lebih penting daripada masalah profit, karena profit yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui jika profit dibandingkan dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Dengan demikian perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana usaha untuk memperbesar profit tetapi yang lebih penting ialah mencari usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya, karena profitabilitas yang tinggi merupakan cerminan efisiensi yang tinggi juga.

E. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahwa piutang akan selalu mengalami perputaran selama perusahaan masih melaksanakan kegiatan operasionalnya. Aktiva sebagai salah satu bagian penting yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba, termasuk didalamnya adalah piutang. Dengan mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan, kita dapat mengukur pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.

F. Tinjauan Penelitian terdahulu

Martinus KD (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Efektivitas Pengelolaan Piutang Atas Penjualan Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT Akarin Cabang Medan”. Dari hasil penelitian tersebut


(41)

terhadap profitabilitas. Eka Priliya Dinantri (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh piutang terhadap rentabilitas pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. Penelitian ini menggnakan Return On Euity (ROE) dalam mengukur rentabilitas. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh piutang terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang bernilai positif, searah dan sangat kuat.

G. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis

PT Gresik Cipta sejahtera Cabang Medan dalam melakukan penjualan produknya mengalokasikan dana dalam piutang. Piutang ini digunakan untuk menghasilkan volume penjualan yang tinggi. Volume penjualan yang dicapai akan mempengaruhi perputaran piutang atas penjualan kredit dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas)

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Gambar 2. 1

Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu untuk dibuktikan lebih lanjut. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis berikut :

Ha : Terdapat pengaruh tingkat perputaran piutang atas penjualan kredit terhadap Tingkat Perputaran


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2004:11) “ Penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan penelitian ini, maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55). Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah adalah PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 61). Penulis mengambil 36 sampel laporan keuangan bulanan yakni laporan laba rugi dan neraca untuk tahun buku 2005 sampai dengan tahun 2007.


(43)

C. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang belum diolah dan diperoleh secara langsung dari responden selaku objek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil wawancara.

2. Data Sekunder adalah data yang telah diolah dan diperoleh dari internal perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kebijakan penetapan piutang, laporan laba rugi dan neraca selama tiga tahun.

D. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk hubungan ini adalah hubungan kausal yang berarti hubungan sebab akibat bila X maka Y. Dua variabel ini dikelompokkan dalam dua jenis yaitu : variabel terikat (dependent variable) dan variabel tidak terikat atau variabel bebas (independent variable).

Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebagai variabel terikat (dependent variable) adalah profitabilitas

2. Sebagai variabel bebas (independen variable) adalah tingkat perputaran piutang


(44)

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dalam mengumpulkan baik data primer maupun data sekunder seperti :

1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melalui pencatatan-pencatatan dan pengkopian atas data-data sekunder untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini serta pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan skripsi yang berasal dari buku-buku.

2. Teknik Wawancara (interview), yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam perusahaan yaitu mengenai sistem kebijakan perusahaan dalam syarat pembayaran piutang dan informasi lainnya kepada pimpinan dan karyawan bagian Keuangan dan SDM PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

F. Defenisi Operasional

Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “ Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasonalisasikan di dalam riset “.

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.


(45)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Tingkat Perputaran Piutang (ARTO) Pengukuran aktivitas dari piutang

perusahaan

ARTO = Net Credit Sales Average Receivables Rasio Profitabilitas (ROA) Return On Assets Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang

dimiliki

ROA = Earning Before Interest & Tax Total Assets

Rasio

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis assosiatif /hubungan (korelasi) yaitu analisis statistik regresi linear sederhana dan diuji dengan t-test atau uji-t. Menurut Sugiyono (2004 :149) “ Analisa regresi digunakan untuk memprediksi bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan


(46)

nilainya”. Variabel bebas atau variabel independen adalah tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over) dan profitabilitas merupakan variabel dependen.

Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = a + bx + e

Keterangan :Y = Profitabilitas Perusahaan a = Konstanta

x = Tingkat Perputaran Piutang b = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu Persamaan ini akan diuji dengan :

a. Uji Normalitas

b. Uji “ t “, untuk menguji apakah Ho : bi = 0

Ha : bi ≠ 0

Pengujian model regresi dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS Release 15.

Langkah-Langkah Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria tertentu dalam pemilihan sampel yaitu : sampel yang dipakai merupakan data laporan keuangan secara bulanan, baik dari laporan laba rugi maupun neraca. Data sampel yang dipakai sebanyak 36 sampel dari laporan keuangan selama tiga tahun dari tahun


(47)

2005-Sebelum pengujian perlu dilakukan :

1. Menghitung tingkat perputaran piutang dan menghitung rasio profitabilitas sesuai dengan rumus yang sudah dibahas sebelumnya dan sesuai dengan periode yang ditetapkan.

2. Merumuskan hipotesis penelitian menjadi hipotesis statistik dimana :

Ho : bi = Tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Ha : bi = Tingkat perputaran piutang berpengaruh

3. Menentukan tingkat signifikansi α = 5 %

4. Sebelum melakukan pengujian dengan uji T, terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas. Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi atau penyebaran data-data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Apabila hasil pengujian menunjukkan datanya berdistribusi normal maka akan digunakan statistik parametrik dalam pengujian hipotesis. Sebaliknya, apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilanjutkan dngan transformasi data. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov. Data dikatakan normal jika nilai Asymptotic Significantnya diatas 0,05 (Asymp > 0,05). Data dikatakan tidak normal jika nilai Asymptoticnya dibawah 0,05 (Asymp < 0,05).

5. Apabila hasil uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi data normal, maka dilanjutkan dengan uji statistik parametrik yaitu uji regresi. Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh X secara parsial terhadap Y dengan t-test (uji-t). t-test digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi secara parsial setiap variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Nilai T-Test ini dihitung


(48)

dengan komputer program SPSS versi 13. Bila present value > α, berarti Ho diterima, yang artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap Variabel Y-hipotesis tidak mendukung dan sebaliknya.

6. Bila Ha diterima yang berarti adanya pengaruh variabel X terhadap Variabel Y, maka dari hasil present value tersebut dapat diketahui tingkat kekuatan pengaruh variabel X (tingkat perputaran piutang) terhadap variabel Y (profitabilitas) yaitu dengan membandingkan nilai present value dengan interval koefisien tingkat kekuatan hubungan (dalam tabel) sehingga bisa diketahui apakah hubungan tersebut sangat rendah, rendah, sedang, kuat, atau sangat kuat.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan, Jalan Glugur No 31-32, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008.


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan a. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS) merupakan salah satu perusahaan di lingkungan PT Petrokimia Gresik Group yang dimiliki oleh yayasan Petrokimia Gresik dan Koperasi karyawan keluarga besar Petrokimia Gresik. Perusahaan ini bergerak pada bidang perdagangan, penyaluran produk PT Petrokimia Gresik Group yaitu berupa pupuk dan bahan-bahan kimia, pestisida, barang teknik, transportasi dan perdagangan umum, serta pembinaan usaha kecil dan koperasi. PT GCS didirikan pada tanggal 03 April 1972 yang dituangkan pada Akte Pendirian No.2 oleh notaris Sugijanto, S.H yang berkedudukan di Surabaya.

Pada saat dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No.22 tanggal 17 November 1972, perusahaan ini masih menggunakan nama “ PT Petrokimia


(50)

Trading Coy” atau disingkat “ PT Petrad ” yang berkedudukan di Gresik, sedangkan kantor cabang dan perwakilannya tersebar di daerah lain dan salah satunya berada di kota Medan. Sesuai dengan akte notaries Sugijanto, S.H No.15 Juni 1972 dan diperkuat dengan penetapan menteri kehakiman RI Nomor J.A.5/149/16, nama PT Petrad diubah menjadi PT Gresik Chemcal and Supplies.

Kemudian sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 24 November 1994, PT GCS digabung dengan PT Petro Aneka Usaha (PT PAU), yaitu salah satu anak perusahaan lain dari yayasan Petrokimia Gresik dan namanya tetap PT Gresik Chamical and Supplies. Selanjutnya sesuai dengan Instuksi Presiden RI serta surat edaran Pembantu Gubernur Jawa Timur, perihal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka sejak tanggal 01 Januari 1996 PT Gresik Chamical and Supplies diubah namanya menjadi PT Gresik Cipta Sejahtera dengan tetap menggunakan singkatan maupun logo PT GCS.

PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan didirikan sebagai kantor cabang pada tahun 1978. PT GCS cabang Medan berlokasi di Jalan Glugur N0. 31-32 Medan dan memiliki wilayah pemasaran komoditi untuk Sumatera Utara dan sekitarnya.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi (desain organisasi) dapat didefenisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur


(51)

orang atau lebih dalam susunan hierarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu struktur organisasi akan tergambar arus wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi tiap-tiap jabatan dalam organisasi mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai kepada tingkat yang paling rendah. Struktur organisasi dari PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Struktur Organisasi PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan

Kepala Cabang

Anggota Anggota

Pembiayaan Umum/SDM

Seksi SDM/Keuangan

Kepala Bagian Saprotan

Seksi Pemasaran

Angkutan Seksi Angkutan

Kepala Bagian Non Saprotan

Penagihan Anggaran/Paja


(52)

Gambar 4. 1

Sumber : PT GCS Cabang Medan

Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal serta memungkinkan para pekerja untuk saling berkoordinasi dalam hubungannya dengan lingkungan pekerjaan. Selain itu, struktur organisasi juga merupakan dasar penyusunan prosedur kegiatan perusahaan serta digunakan untuk tujuan pengawasan oleh perusahaan.

Untuk menunjukkan kelancaran operasional, maka perusahaan harus membangun suatu struktur oganisasi yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan memilih struktur organisasi lini dan staf. Setiap bagian dalam perusahaan dikelompokkan atas dasar tugas dan lini produk yang menjadi tanggung jawab mereka. Struktur organisasi yang dipilih perusahaan cukup sederhana, dimana hanya terdapat tiga bagian dalam perusahaan yaitu Sie SDM & Keuangan, Staf Pemasaran, dan pengelola gudang.

Selain itu, perusahaan juga menganut sistem desentralisasi dimana setiap kegiatan perusahaan dilaksanakan sepenuhnya oleh karyawan namun tetap diketahui dan diawasi oleh kepala cabang atau kepala bagian.


(53)

demikian, setiap organisasi akan mengerti apa yang menjadi tugas dan tangung jawabnya.

Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab untuk pelaksanaan organisasi tersebut :

1. Kepala Cabang

a. Bertanggung jawab terhadap jalannya operasional perusahaan. b. Bertanggung jawab terhadap pengendalian biaya perusahaan c. Bertanggung jawab terhadap omset penjualan pada perusahaan. d. Meneliti status kredit konsumen

2. Seksi Pemasaran

a. Mengkoordinir penjualan pupuk subsidi dan non subsidi b. Mengkoordinir penjualan Amonia dan Asam Sulfat c. Menandatangani DO pupuk non subsidi

3. Angkutan

a. Mengangkat NH3 dari PT PIM Lhokseumawe ke Fill. Sta Belawan

b. Mengantar karyawan/karyawati melaksanakan perjalanan dinas di dalam dan luar kota

c. Mengangkut Amonia dan pestisida ke pelanggan

d. Mengangkut H2SO4 dari PT UTAKI ke PT PIM Lhokseumawe 4. SDM/Keuangan

a. Memaraf Kas Bank


(54)

d. Membuat laporan anggaran

e. Memeriksa RIT dan lembur karyawan f. Membuat anggaran tahunan

g. Memeriksa jurnal

h. Menjawab surat yang berhubungan dengan keuangan

c. Aktivitas Perusahaan

PT GCS Cabang Medan adalah salah satu cabang PT GCS yang bergerrak dibidang perdagangan. Dalam menjalankan usahanya PT GCS mempunyai kegiatan :

 Melakukan kegiatan distribusi produk PT Petrokimia Gresik dan produsen

pupuk/bahan kimia lain yang meliputi:

a. Pupuk Urea, ZA, SP 36, Phonska, KCl, Fosfat, Amphos, DAP dan Rock Phospat

b. Bahan Kimia : Asam Sulfat, Amoniak, Oksigen (gas dan cair), Karbon Dioksida cair, Nitrogen dan lain-lain

 Memasok barang-barang kimia dan teknik kebutuhan pabrik dan bahan baku

industri lainnya.

 Penyediaan sarana angkutan baik untuk kepentingan sendiri maupun umum

dengan berbagai jenis dan kapasitas kendaraan.


(55)

dua cara yaitu penjualan secara tunai dan kredit, maka prosedur yang diterapkan oleh perusahaan juga berbeda. Prosedur yang diterapkan dalam penjualan secara tunai yaitu :

a. Langganan (pembeli) memesan melalui telepon atau datang langsung untuk membeli barang dengan mengisi order pembelian.

b. Order pembelian yang telah disetujui diserahkan ke gudang untuk memeriksa apakah barang yang dipesan tersedia di gudang.

c. Bagian penjualan akan menerbitkan faktur penjualan tunai yang terdiri dari lima rangkap, lembar pertama untuk rekanan, kedua untuk keuangan, ketiga untuk komputer/pembukuan, keempat untuk pemasaran, dan kelima sebagai arsip.

d. Bagian keuangan menerima pembayaran dari pembeli dan memberi tanda pelunasan pada faktur penjualan tunai. Bagian keuangan selanjutnya akan menyetorkan uang kas tersebut ke Bank.

e. Bagian penjualan akan menerbitka delivery Order yang terdiri dari tiga rangkap, lembar pertama dibawa oleh bagian pengiriman ke gudang, lembar kedua diserahkan kepada konsumen, dan lembar ketiga sebagai pertinggal pada bagian penjualan.

f. Delivery Order kemudian dibawa oleh bagian pengangkutan ke gudang untuk meminta barang-barang yang akan dikirimkan ke konsumen.

g. Bagian akuntansi mencatat transaksi penjualan

Sedangkan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan penjualan secara kredit adalah sebagai berikut :


(56)

a. Pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli yang berisi antara lain : cara pembayaran, jatuh tempo, jaminan, dan ketentuan-ketentuan lain yang menyangkut pembelian kredit.

b. Bagian penjualan akan menerbitkan faktur penjualan kredit, Delivery Order yang akan dibawa oleh pengangkutan ke gudang.

c. Bagian gudang akan mempersiapkan barang sesuai informasi yang tercantum dalam Delivery Order.

d. Bagian pengiriman mengirimkan produk tersebut kepada konsumen.

e. Bagian akuntansi akan melakukan pencatatan piutang sesuai dengan tembusan faktur penjualan.

f. Bagian keuangan/pembukuan akan melakukan penagihan utang debitur jika sudah jatuh tempo berdasarkan bukti faktur penjualan kredit yang belum distempel lunas dan surat pengantar barang.

2. Laporan Keuangan PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan

Laporan Keuangan PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan disusun secara rutin tiap bulan. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus kas ini dibuat setiap tanggal 25 untuk setiap bulannya. Oleh karena itu, perusahaan sudah melakukan tutup buku pada tanggal tersebut. Karena perusahaan ini merupakan salah satu cabang, maka PT GCS cabang Medan harus melaporkan laporan keuangan bulanannya kepada pusat.


(57)

Berikut ini adalah tabel yang berisi data dari variabel penelitian yaitu rasio account receivables turnover (ARTO) yang dicari dengan membagikan penjualan kredit bersih (Net Credit Sales) dengan rata-rata piutang (Average Account Receivables dan Return On Assets (ROA) selama 3 tahun (2005-2007).

Tabel 4.1

Data Variabel Penelitian Tahun 2005

NO Bulan ARTO ROA

1 Januari 0,22 0,03

2 Februari 0,45 0,02

3 Maret 0,60 0,02

4 April 0,50 0,03

5 Mei 0,20 0,02

6 Juni 0,26 0,03

7 Juli 0,42 0,04

8 Agustus 0,37 0,03

9 September 0,49 0,03

10 Oktober 0,51 0,02

11 November 0,42 0,03

12 Desember 0,50 0,03

Sumber : PT GCS Cabang Medan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 nilai ARTO tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 0,60 sementara nilai ARTO terendah terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 0,20. ROA tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 0,04 sementara selama 4 bulan yaitu Februari, Maret, Mei dan Oktober ROA memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 0,02.


(58)

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

NO Bulan ARTO ROA

1 Januari 0,22 0,02

2 Februari 0,14 0,02

3 Maret 0,26 0,02

4 April 0,28 0,02

5 Mei 0,31 0,02

6 Juni 0,47 0,03

7 Juli 0,28 0,04

8 Agustus 0,17 0,02

9 September 0,19 0,05

10 Oktober 0,60 0,06

11 November 0,14 0,07

12 Desember 0,22 0,07

Sumber : PT GCS Cabang Medan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai ARTO tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 0,60 sedangkan nilai ARTO terendah terjadi pada bulan Februari dan November. Nilai ROA tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember sebesar 0,07.


(59)

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

NO Bulan ARTO ROA

1 Januari 0,15 0,04

2 Februari 0,14 0,02

3 Maret 0,21 0,03

4 April 0,18 0,06

5 Mei 0,21 0,03

6 Juni 0,30 0,02

7 Juli 0,27 0,02

8 Agustus 0,29 0,02

9 September 0,45 0,02

10 Oktober 0,19 0,02

11 November 0,32 0,02

12 Desember 0,19 0,03

Sumber : PT GCS Cabang Medan

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 nilai ARTO tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 0,45 sedangkan nilai terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 0,14. ROA memiliki nilai yang sama untuk beberapa bulan dan nilai tertinggi terjadi pada bulan April.


(60)

1. Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis yang dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.

Adapun tujuan dari metode penelitian deskriptif ini yaitu untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset terdahulu dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala atau mengambarkan fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya. Statistik ini menyediakan nilai frekuensi, pengukur tendensi pusat (measure of control tendency), disperse, dan pengukur-pengukur bentuk (measure of shape).

Sebelum melakukan pembahasan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka terlebih dahulu perlu menganalisis data penelitian yaitu tingkat perputaran piutang dan profitabilitas perusahaan. Berikut ini ditampilkan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 4 Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

ARTO 36 ,47 ,14 ,60 ,3084 ,13790 ,019

ROA 36 ,05 ,02 ,07 ,0295 ,01394 ,000

Valid N

(listwise) 36


(61)

 Jumlah data (N) masing-masing pada variabel ARTO dan ROA adalah 36 data

dan semuanya dinyatakan valid. Ini berarti, tidak ada data yang tidak valid/hilang (missing).

 Nilai minimum atau nilai terendah dari data variabel ARTO adalah 0,14

sedangkan nilai minimum atau nilai terendah dari data variabel ROA adalah 0,02.

 Nilai maksimum atau nilai tertinggi dari data variabel ARTO adalah 0,60

sedangkan nilai maksimum atau nilai tertinggi dari data variabel ROA adalah 0,07.

 Rata-rata atau mean atau average adalah nilai total dibagi dengan jumlah

kejadiannya (frekuensi). Nilai rata-rata (mean) dari data variabel ARTO adalah 0,3084, sedangkan nilai rata-rata (mean) dari data variabel ROA adalah 0,0295.  Deviasi standar (standar deviation) mengukur rata-rata penyimpangan

masing-masing item data terhadap nilai yang diharapkannya (Jogiyanto :2005). Deviasi standar ini juga dapat disebut nilai simpangan baku. Deviasi standar dari variabel ARTO adalah 0,1379, sedangkan deviasi standar dari variabel ROA adalah 0,0295.

 Range (jarak) antara nilai maksimum dengan nilai minimum untuk variabel

ARTO adalah sebesar 0,019, sedangkan range untuk variabel ROA adalah sebesar 0.


(62)

Sebelum melakukan uji statistik, maka data yang diolah harus di-screening terlebih dahulu sebagai langkah awal. Salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah asumsi multivaraiate colinearity. Multivariate Colinearity merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel terdistribusi normal. Jika ini dipenuhi, maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi normal dan independen yang artinya perbedaan antara nilai prediksi dan nilai skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetris di sekitar nilai mean sama dengan nol. Walaupun normalitas suatu variabel tidak diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara normal (menceng kekiri atau menceng ke kanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan terlebih dahulu menentukan hipotesis pengujian yaitu :

H0 : Data terdistribusi secara normal Ha : Data tidak terdistribusi secara normal

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ARTO ROA

N 36 36

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,3084 ,0295

Std. Deviation ,13790 ,01394 Most Extreme

Differences

Absolute ,146 ,264

Positive ,146 ,264

Negative -,106 -,168


(63)

Dari tabel diatas , dapat diketahui :

 Nilai K-S untuk variabel ARTO adalah 0,878 dengan probabilitas signifikan

Asymp. Sis (2-tailed) 0,425. Nilai tersebut jauh diatas α = 0,05 karena Asymp. Sig (2-tailed) > α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel ARTO terdistribusi secara normal. H0 dterima

 Nilai K-S untuk variabel ROA adalah 1,583 dengan probabilitas signifikan

Asymp. Sis (2-tailed) 0,013. Nilai tersebut berada dibawah α = 0,05 karena Asymp. Sig (2-tailed) > α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel ROA tidak terdistribusi secara normal. Dengan demikian, Ha diterima.

Untuk menguji apakah data grafik variabel RTO dan ROA memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggambarkan kurva histogramnya yaitu pada gambar 4.1 sebagai berikut :


(64)

Gambar 4.2

Histogram

Dari hasil tampilan grafik histogram diatas dapat terlihat bahwa data tidak terdistribusi dengan normal dan menceng ke kiri (positive skewness).

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

12.5  10.0  7.5

5.0

2.5

0.0

Histogram

Dependent Variable: ROA

Mean =-2.78E-17 Std. Dev. =0.986

N =36

F R E Q U E N C y 


(65)

Gambar 4.3 Normal P-Plot Regression

Dari grafik Normal P-P plot Regression diatas dapat dilihat titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukkan data tidak terdistribusi dengan normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Oleh karena itu, kedua variabel ditransformasi dengan cara di-log-kan. Hasil pengolahan data setelah ditransformasikan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(66)

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_ARTO LN_ROA

Unstandardized Residual

N 36 36 36

Normal Parameters(a,b) Mean -1,2723 -3,6029 ,0000000

Std. Deviation ,44418 ,38205 ,37748775

Most Extreme Differences

Absolute

,126 ,177 ,159

Positive ,106 ,177 ,159

Negative -,126 -,096 -,085

Kolmogorov-Smirnov Z ,758 1,062 ,954

Asymp. Sig. (2-tailed) ,613 ,209 ,322

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setelah kedua variabel yaitu ARTO dan ROA di transformasi, maka kedua variabel dan juga nilai residual berdistribusi normal dengan nilai 0,954 dan signifikansi 0,322 > 0,05. Dengan demikian maka Ho diterima yang berarti bahwa data terdistribusi dengan normal.

Hasil pengujian normalitas dengan Histogram dan Normal P-Plot Regression Standardized Residual ini juga dapat dilihat pada gambar berikut :


(67)

Gambar 4.4 Histogram

Histogram pada gambar diatas menggambarkan data berdistribusi normal dan berbentuk simetris karena tidak menceng kekanan atau kekiri.

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Frequency

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: LN_ROA

Mean =1.53E-15 Std. Dev. =0.986


(68)

Gambar 4.5

Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Grafik Normal P-P Plot Regression Standardized Residual diatas memperlihatkan titik-titik menyebar berhimpitan disekitar diagonal dan ini menunjukkan data dalam model regresi berdistribusi normal.

Observed Cum Prob

1.0  0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(69)

3. Uji Parametrik

Dalam analisis dependen, penelitian sering dihadapkan dengan analisis data yang ingin melihat hubungan antara variabel independen. Alat uji statistik yang cocok untuk masalah ini tergantung dari jumlah kategori dua, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test, sedangkan untuk variabel independen yang berkategori lebih dari dua digunakan analisis of variance (Anova). Dalam penelitian ini, variabel independen berkategori dua maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test.

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Tujuannya adalah membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu sama lain. Apakah kedua grup tersebut memliki nilai rata-rata yang sama ataukah memiliki nilai rata-rata yang tidak sama secara signifikan.

Untuk dapat melakukan pengujian parametrik maka distribusi data harus normal. Karena distribusi data Receivable Turn Over (RTO) dan Return On Asset (ROA) melalui beberapa pengujian di atas, maka pengujian dapat dilanjutkan dengan pengujian parametrik.

Analisa Korelasi

Koefisien korelasi (R) mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Jika nilai R= -1 maka disebut dengan linear sempurna negatif. Hal ini terjadi apabila atau kombinasi terletak tepat pada suatu garis lurus yang mempunyai kemiringan negatif. Nilai R=1 disebut dengan linear sempurna positif, yang terjadi apabila semua titik contoh terletak pada satu garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai


(70)

koefisien korelasi yang mendekati 1- atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat.atau korelasi kedua variabel tinggi. Akan tetapi, apabila R mendekati nol, hubungan kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali.

Sugiyono (2004 : 149) memberikan keakuratan kekuatan korelasi antara dua variabel dalam tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Pedoman Penjelasan Kekuatan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0, 799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Tabel 4. 8

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LNRTO(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: LNROA

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa variabel yang dimasukkan adalah perubahan tingkat perputaran piutang dan ada variabel yang hilang. Variabel yang dipakai adalah single step (centre) dan bukan stepwise.


(71)

Tabel 4.9 Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,154(a) ,024 -,005 ,38300 ,837

a Predictors: (Constant), LN_RTO b Dependent Variable: LN_ROA

Sumber : Hasil Olahan Statistik, 2008

Tabel 4.10 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) -3,771 ,196 -19,231 ,000

LN_RTO -,133 ,146 -,154 -,909 ,370

Sumber : Hasil Olahan Statistik, 2008

Pada model summary dapat diketahui :

 Besarnya hubungan antara variabel tingkat perputaran piutang ditunjukkan oleh

besarnya R yaitu 0,154 yang berarti terdapat korelasi atau tingkat hubungan tersebut adalah sangat rendah karena berada diantara 0,00 s/d 0,199.

 Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,024 (yaitu pengkuadratan

dari koefisien korelasi atau 0,154 x 0,154 = 0,024) yang berarti hanya 2,4 % variabel dari perubahan profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel perubahan tingkat perputaran piutang, sedangkan sisanya 97,6%(100%-2,4%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.  Adjusted R Square memiliki nilai -0,005 yang berarti sama dengan nol.

 Standar Error Of The Estimate menunjukkan angka 0,38300. Jika nilai ini


(72)

=0,13790. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi linear sederhana ini lebih bagus digunakan daripada rata-rata variabel harga jual itu sendiri.

 Persamaan regresi yang dapat dibentuk berdasarkan tabel di atas adalah :

Y = -3,771 - 0,133X + e

Keterangan :

a. Konstan sebesar -3,771 menunjukkan apabila variabel independen (ARTO) tetap , maka ROA sebesar -3,771.

b. b sebesar -0,133 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ARTO sebesar 1% akan menyebabkan ROA mengalami penurunan sebesar 0,133 dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus).

Uji Hipotesis

Syarat pengujian hipotesis

Jika statistik hitung < tabel maka Ho diterima, dan sebaliknya jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima. Dari tabel diatas , diketahui t-t-hitung untuk variabel ARTO adalah sebesar 0,909, sedangkan t-tabel yang diperoleh dengan fungsi TINV adalah sebesar 2,059. Dari hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa t-hitung < t-tabel (0,909 < 2,059) dan sig penelitian > 0,05 (0,375 > 0,05), maka Ho diterima. Artinya accounts receivable turn over (ARTO) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on assets (ROA).


(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian di Bab IV, maka dapat disimpulkan : 1. Hasil penelitian ini adalah menerima Ho (Hipotesis nol) yang berarti bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran piutang (ARTO) dengan profitabilitas (ROA) pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. 2. Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,004, yang berarti hanya

2,4% variasi dari perubahan ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel perubahan ARTO, sedangkan sisanya 97,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan pengukuran pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas, misalnya aktiva lancar perusahaan yang lain.

B. Saran

1. Bagi perusahaan, perlu dilakukan analisis laporan keuangan agar diketahui bagaimana kualitas kinerja keuangan dari kegiatan operasional. Perusahaan juga perlu menganalisis kebijakan kredit yang diberikan kepada pelanggan agar penagihan piutang dapat berjalan dengan lancar.

2. Bagi peneliti lain, sebaiknya menambahkan variabel independen lain di luar rasio ARTO seperti kas, persediaan, aktiva tetap sehingga diperoleh hasil yang lebih signifikan.


(1)

25.

No Bulan

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

1 Januari 1.285.283.401 2.016.971.267 1.194.262.356

2 Februari 3.105.991.886 1.025.039.063 1.072.154.498

3 Maret 5.581.349.382 1.595.460.975 1.572.441.054

4 April 4.874.601.836 1.755.155.758 1.327.605.067

5 Mei 1.714.536.101 1.920.202.889 1.474.124.618

6 Juni 2.095.129.789 2.930.348.451 2.237.722.269

7 Juli 3.411.406.165 1.980.297.186 2.432.819.804

8 Agustus 2.898.843.147 1.234.754.951 2.666.552.506

9 September 3.509.296.963 1.232.358.205 3.951.247.227

10 Oktober 4.330.742.356 5.026.824.866 1.983.781.022

11 November 3.756.961.170 1.316.450.737 3.247.237.847

12 Desember 4.536.436.446 2.016.971.267 2.024.608.620

26.

27. LAMPIRAN 5

28. Hasil Pengolahan SPSS

29. Descriptive Statistics

30.

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation


(2)

ROA 36 ,05 ,02 ,07 ,0295 ,01394

Valid N (listwise) 36

31.

32.

33.

34. Normalitas sebelum Transformasi

35.

36. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

37.

ARTO ROA

N 36 36

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,3084 ,0295

Std. Deviation ,13790 ,01394

Most Extreme Differences

Absolute ,146 ,264

Positive ,146 ,264

Negative -,106 -,168

Kolmogorov-Smirnov Z ,878 1,583

Asymp. Sig. (2-tailed) ,425 ,013

38. a Test distribution is Normal. 39. b Calculated from data. 40.

41.

42. 43.

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

F R E Q U E N C y

12.5 10.0 7.5  5.0  2.5  0.0 

Histogram

Dependent Variable: ROA

Mean =-2.78E-17 Std. Dev. =0.986


(3)

44.

45. 46. 47.

48. Normalitas Setelah Transformasi 49.

50. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 51.

LN_RTO LN_ROA

Unstandardize d Residual

N 36 36 36

Normal Parameters(a,b) Mean -1,2723 -3,6029 ,0000000 Std. Deviation ,44418 ,38205 ,37748775 Most Extreme

Differences

Absolute ,126 ,177 ,159

Positive ,106 ,177 ,159

Negative -,126 -,096 -,085

Kolmogorov-Smirnov Z ,758 1,062 ,954

Asymp. Sig. (2-tailed) ,613 ,209 ,322

52. a Test distribution is Normal. 53. b Calculated from data. 54.

55.

Observed Cum Prob

1.0  0.8 

0.6 0.4

0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(4)

56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

10 8 6 4 2 0

Histogram

Dependent Variable: LN_ROA 

Mean =1.53E-15 Std. Dev. =0.986

N =36

F R E Q U E N C y 


(5)

68. 69.

70. Variables Entered/Removed(b) 71.

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 LN_RTO(a) . Enter

72. a All requested variables entered. 73. b Dependent Variable: LN_ROA 74.

75. Model Summary(b)

76.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 ,154(a) ,024 -,005 ,38300 ,837

77. a Predictors: (Constant), LN_RTO 78. b Dependent Variable: LN_ROA 79.

80. 81. 82.

83. ANOVA(b)

84.

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Observed Cum Prob

1.0  0.8 

0.6 0.4

0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(6)

1 Regression ,121 1 ,121 ,827 ,370(a)

Residual 4,987 34 ,147

Total 5,109 35

85. a Predictors: (Constant), LN_RTO 86. b Dependent Variable: LN_ROA 87.

88.

89. Coefficients(a)

90.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) -3,771 ,196 -19,231 ,000 LN_RTO -,133 ,146 -,154 -,909 ,370 91. a Dependent Variable: LN_ROA

92.

93.