Analisis Pengaruh Harga Jual Produk terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Mega Eltra (persero) Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL PRODUK

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA

PT. MEGA ELTRA (PERSERO) CABANG MEDAN

OLEH:

NAMA : EKATHERINA O.K.

NIM : 020503103

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

Analisis Pengaruh Harga Jual Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 02 Februari 2008 Yang membuat pernyataan,

Ekatherina O. K Nim. 020503103


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis percaya ini semua berkat mujizat Tuhan dan kasih karuniaNya yang memampukan penulis untuk menyelesaikan setahap demi setahap dalam proses pengerjaan skripsi.

Judul skripsi penulis adalah “Analisis Harga Jual Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan” yang diajukan sebagai bahan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat berterimakasih kepada orang tua penulis, Drs. Eddy Budianto dan Indrawaty Effendy telah tidak henti-hentinya terus mendukung penulis lewat bekerja, nasehat, desakan maupun doa demi tercapainya cita-cita anaknya. Penulis juga bersyukur kepada pihak-pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. dan Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si. Ak

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E.,M.Acc.,Ak. selaku Sekretaris


(4)

dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas waktu yang disediakan, dukungan semangat dan bimbingan yang telah Bapak berikan.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I. 5. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji II.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya jurusan Akuntansi yang telah mendidik dan membagikan ilmunya buat masa depan penulis.

7. Bapak dan Ibu pegawai di Departemen Akuntansi dan Fakultas Ekonomi pada umumnya, khususnya untuk Bapak O.K Rafii, SE sebagai Kepala Pustaka FE USU yang bersedia membiarkan penulis tetap berada di Perpus meskipun jam istirahat sudah tiba.

8. Bapak Anzani sebagai kepala akuntansi di PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan yang memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut dan seluruh staf perusahaan yang terlibat dalam proses pengambilan data penelitian. Terima kasih atas kebaikannya.

9. Bapak. Pdt. Yosep Moro Wijaya, SE dan Bapak Pdm. Robert

Tedjasukamana, Ssn. selaku bapak rohani penulis. Ci Pen Pen sebagai kakak rohani serta seluruh fulltimer Gereja Mawar Sharon Satelit Myhome Medan yang senantiasa selalu memberikan dukungan semangat dan doa. Thx Andreas untuk bantuan komputer dan segala perangkatnya demi terselenggaranya seminar proposal.

10. Anak-anak rohani Pemasa (Hepi, Stepi, Aling dan Cece), rekan se-penilikan (Pelik, Wawin, Ko Charles, Susan, Lia), Aan, Kosy, Peda buat


(5)

perhatian dan semangatnya. Kalian menerimaku apa adanya, tidak hanya kelebihan tetapi juga kekurangan penulis. Thx Guys.

11. Teman-teman sejawatan Akuntansi (Martin, Novie, Farida, Suria, Rico, Donna, Eva, Deddy, Bang Jenni, Ko Hendrik, Kak Jimel) yang terus mendukung lewat kata-kata, waktu dan tidak sungkan-sungkan memberikan bantuan. Khusus Christian – FKG USU, thx untuk selalu setia menyemangatiku lewat sms. Jetut, thx training SPSS nya. Kehadiran kalian menambah warna dihidupku. Sukses untuk semuanya.

12. Terakhir untuk adek-adekku yang manis dan cakep (Epi, PinPin dan Asen) yang selalu mengingatkanku untuk selalu fokus dan tidak patah semangat untuk menyelesaikan ini semua. Kalian akan menjadi orang-orang yang luarbiasa dan membanggakan orang tua. Terus semangat!!!

Semua hasil penelitian ini penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, My Jesus. Penulis menyadari penelitian ini jauh dari kata sempurna yang mempunyai banyak kekuarangan. Penulis berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi generasi selanjutnya di kemudian hari. Semua indah pada waktuNya.

Medan, 02 Februari 2008 Penulis

Ekatherina O.K Nim.020503103


(6)

ABSTRAK

Profitabilitas adalah suatu bentuk pengukuran keuntungan yang diperoleh dari seluruh modal perusahaan yang dinilai dalam bentuk dalam aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Rasio yang rendah mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam aktiva dalam kaitannya dengan volume penjualan, rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai penjualan itu, ketidakefisienan manajemen dalam produksi, pembelian berlebihan, strategi pemasaran, dan menurunnya kondisi usaha. Sehubungan dengan volume penjualan maka harga jual suatu produk menentukan naik turunnya volume tersebut. Hal ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan khususnya perusahaan yang berorientasi di bidang dagang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah harga jual berhubungan signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan dan bila ada, seberapa kuat hubungan tersebut. Penelitian dilakukan terhadap PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan yang menjual beberapa produk. Objek penelitian adalah harga jual produk semen dengan periode 3 tahun dari tahun 2003 -2005 yang dibagi dalam triwulan (12 data). Penelitian diuji dengan menggunakan program SPSS versi 13 dimana harga jual semen sebagai variabel independen, sedangkan profitabilitas (ROI) perusahaan sebagai variabel dependen.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa harga jual semen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil ini dapat dilihat pada R square atau r determinasi sebesar 0,207, yang berarti hanya 20,7 % variasi dari perubahan ROI dapat dijelaskan oleh variabel-variabel perubahan harga jual. Sedangkan sisanya 79,3% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan dan dari pengujian t-test yang menunjukan angka signifikansi (sig) harga jual berada diatas 0,05 yaitu 0,138 berarti variabel harga jual tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan pada tingkat kepercayaan 95%.


(7)

ABSTRACT

Profitability is an income measurement which emerged from all company capital which asses by the company’s assets. This ratio shows the ability of the company to get income/ profit. A low ratio indicate excess investment in assets related to selling volume, the low selling volume compare to any expenditure cost to reach the selling point, the inefficient management in production, excess purchase, marketing strategy, and the decreasing of business condition. Related to the selling amount, the selling price per product determines the increasing and decreasing of the selling volume. It is an important matter and company need to concern about it particularly trading company.

The purpose of the research is to find out whether the selling price related significantly on the profitability rate of the company and if exist, how strong the relationship is? This research was held in PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan, which sells various products. The object of the research is the selling price of cement in three years period from 2003 to 2005 which divide into three quarterly (12 data). This research was tested by using SPSS program version 13, which the selling price as independent variable, where as a profitability (ROI) of the company as dependent variable.

This result of this research shows that the selling price of cement has no significant influence on the company profitability. This research can be seen on R

square or R determination for 0,207, which means only 20,7% variation from the

ROI change and describe bay the change variables of selling price. Meanwhile the remainder 79,3% explain by other variables which not included in equivalency and from T-Test examination which show significant number (sig) selling price over 0,05% that is 0,138. It means that the selling piece variable not give significance influence on the profitability (ROI) of the company on the trustiness rate 95%.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………. i

KATA PENGANTAR………... ii

ABSTRAK……….. v

ABSTRACT……… vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Sebagai Gambaran Kondisi Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan………. 8

2. Tujuan Laporan Keuangan………... 8

3. Jenis Laporan Keuangan……….. 10

4. Keterbatasan Laporan Keuangan………. 17


(9)

B. Analisa Laporan Keuangan Menghasilkan Informasi yang Lebih Akurat

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan... 20

2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan... 21

3. Manfaat Analisa Laporan Keuangan... 22

4. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan... 25

C. Harga Jual Produk 1. Pengertian Harga Jual... 32

2. Dasar Penetapan Harga Jual... 33

3. Tujuan Penetapan Harga Jual... 35

4. Metode Penetapan Harga Jual... 37

D. Profitabilitas Sebagai Ukuran Kemampuan Perusahaan Menghasilkan Laba……… 40

E. Hubungan dan Pengaruh Harga Jual Terhadap Profitabilitas Perusahaan……… 45

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual……….. 47

2. Hipotesis……….. 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….. 48

B. Identifikasi Variabel……….. 48

C. Jenis Data………... 49


(10)

E. Metode Penganalisaan Data……… 50

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian……….. 53

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian A. Gambaran Umum PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 54 1. Sejarah Ringkas Perusahaan……… 54

2. Struktur Organisasi Perusahaan……….. 56

3. Aktivitas Perusahaan………... 66

2. Laporan Keuangan PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan……… 67

3. Harga Jual pada PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 68 4. Profitabilitas PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan 74

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Variabel Penelitian……… 79

2. Statistik Deskriptif……… 80

3. Uji Normalitas……….. 82

4. Uji Parametrik……….. 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 95

B. Saran……….. 95

DAFTAR PUSTAKA………. 98


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Harga Jual, Total Sales, NIAT dan

Profitabilitas (ROI) Perusahaan 04

Tabel 3.1 Pedoman Penjelasan Kekuatan Koefisien

Korelasi 51

Tabel 4.1 Harga Jual Semen PT Mega Eltra (Persero)

Cabang Medan 71

Tabel 4.2 Perhitungan ROI PT Mega Eltra (Persero)

Cabang Medan 76

Tabel 4.3 Variabel Harga Jual Semen dan ROI 80

Tabel 4.4 Descriptive Statistics 81

Tabel 4.5 Skewness and Kurtosis Test 83

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 85

Tabel 4.7 Pedoman Penjelasan Kekuatan Koefisien

Korelasi 91

Tabel 4.8 Variables Entered/Removed 92

Tabel 4.9 Model Summary 92


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Hubungan PM dan TATO 43

Gambar 2.2 DuPont Analysis 44

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual 47

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Mega Eltra (Persero)

Cabang Medan 59

Gambar 4.2 Grafik Harga Jual PT Mega Eltra (Persero)

Cabang Medan 72

Gambar 4.3 Grafik Perubahan ROI PT Mega Eltra (Persero)

Cabang Medan 78

Gambar 4.4 Histogram Harga Jual 86

Gambar 4.5 Histogram Profitabilitas (ROI) 87

Gambar 4.6 Grafik P-Plot Harga Jual 88


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Hasil Output Data dari Pengelolaan SPSS

Lampiran 2 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Maret (TW I) 2003

Lampiran 3 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Maret (TW I) 2003

Lampiran 4 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2003

Lampiran 5 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Juni (TW II) 2003

Lampiran 6 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni

(TW II) 2003

Lampiran 7 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2003

Lampiran 8 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode September (TW III) 2003

Lampiran 9 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

September (TW III) 2003

Lampiran 10 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode September (TW III) 2003


(14)

Desember (TW IV) 2003

Lampiran 12 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Desember (TW IV) 2003

Lampiran 13 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Desember (TWIV) 2003

Lampiran 14 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Maret (TW I) 2004

Lampiran 15 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Maret (TW I) 2004

Lampiran 16 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2004

Lampiran 17 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Juni (TW II) 2004

Lampiran 18 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2004

Lampiran 19 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2004

Lampiran 20 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode September (TW III) 2004

Lampiran 21 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

September (TW III) 2004

Lampiran 22 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode September (TWIII) 2004


(15)

Lampiran 23 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Desember (TW IV) 2004

Lampiran 24 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Desember (TW IV) 2004

Lampiran 25 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Desember (TW IV) 2004

Lampiran 26 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Maret (TW I) 2005

Lampiran 27 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Maret (TW I) 2005

Lampiran 28 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Maret (TW I) 2005

Lampiran 29 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Juni (TW II) 2005

Lampiran 30 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2005

Lampiran 31 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Juni (TW II) 2005

Lampiran 32 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode September (TW III) 2005

Lampiran 33 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

September (TW III) 2005


(16)

(Persero) Cabang Medan Periode September (TW III) 2005

Lampiran 35 Laporan Laba Rugi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan

Periode Desember (TW IV) 2005

Lampiran 36 Neraca PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode

Desember (TW IV) 2005

Lampiran 37 Rekap Penjualan, Harga Pokok & Laba Kotor PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan Periode Desember (TW IV) 2005

Lampiran 38 Perhitungan Harga Jual Semen Per Zak PT Mega Eltra


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah suatu organisasi modern yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan perusahaan disamping mencari laba, juga mencakup : pertumbuhan yang terus menerus, kelangsungan hidup, kesan positif di mata publik.

Lingkungan baik di sekitar perusahaan maupun di dalam perusahaan turut berperan serta dalam proses pencapaian tujuan tersebut, seperti contohnya : persaingan ekonomi. Persaingan ekonomi terus menerus meningkat tanpa memperdulikan apakah para peserta bisnis telah siap atau belum untuk menghadapi segala resiko yang mungkin terjadi. Situasi ekonomi yang demikian memaksa mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan dunia bisnis dan segala konsekuensi yang terkandung di dalamnya. Salah satu hal yang sangat perlu untuk diketahui dalam perkembangan dunia bisnis adalah mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Kompleksnya kegiatan suatu perusahaan menuntut agar dapat memperoleh informasi yang lengkap demi efisiensi dan efektivitas yang akhirnya berguna dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan, terutama bagi pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang


(18)

paling dekat dengan perusahaan dari sudut pandang sehari-hari, yang sekaligus juga bertanggung jawab atas kinerja jangka panjang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaaan perusahaan. Alat bantu yang dimaksud adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dan sepenuhnya tanggung jawab dari menajemen. Laporan keuangan berisi tentang

angka-angka yang memberikan informasi keuangan perusahaan yang

menggambarkan kondisi keuangan dalam keadaan sehat atau tidak sehat dan sejauh mana tingkat keberhasilan dari pihak manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaannya.

Data perusahaan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh informasi yang berguna dalam membuat keputusan. Penganalisaaan lebih lanjut berarti menggali dan mengungkapkan lebih banyak informasi yang di dalamnya. Tujuan dilakukannya analisis keuangan yaitu untuk menentukan perkiraan dan prediksi yang paling tepat mengenai kondisi dan kinerja di masa yang akan datang. Salah satu alat analisis yang biasa digunakan adalah rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Secara umum, metode yang sering digunakan yaitu analisa rasio yang terbagi dalam rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio efisiensi atau aktivitas, rasio profitabilitas.

Profitabilitas perusahaan ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut


(19)

dan dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas sering digunakan sebagai penilaian kinerja menajemen dalam mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga semakin tinggi tingkat efisiensi dan efektivitas pada akhirnya akan membawa perusahaan pada pencapaian profitabilitas yang tinggi. Masalah Profitabilitas lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan dapat bekerja efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dari cara perusahaan menghasilkan laba dengan kekayaan atau modal yang dimiliki, baik modal asing maupun modal sendiri (equity). Sehingga yang harus diperhatikan perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi juga usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.

Salah satu cara yang paling umum digunakan yaitu dengan meningkatkan penjualan. Penjualan dapat ditingkatkan dengan dua cara yaitu dengan meningkatkan harga jual atau meningkatkan volume penjualan. Banyaknya volume penjualan berhubungan dengan penetapan harga jual yang merupakan kebijaksanaan perusahaan.

Penetapan harga jual yang dihasilkan oleh para produsen mempunyai beberapa tujuan yaitu : mendapatkan laba maksimal, mendapatkan pengembalian investasi, mencegah atau mengurangi persaingan, mempertahankan atau memperbaiki market share.

PT Mega Eltra (Persero) yang terletak di Jl. Komplek Mutatuli Indah Block AA no. 52 Medan ini merupakan perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang eksport – import, kontraktor, distributor bahan-bahan kimia, cat, semen,


(20)

dan pupuk. Dilihat dari aktivitas perusahaan, PT Mega Eltra (Persero) cabang Medan lebih banyak terfokus pada bidang distributor semen, yang akan menjadi objek penelitian peneliti. Aktivitas perusahaan ini merupakan hasil keputusan dari manajemen. Pengaruh keputusan operasi manajemen terhadap kinerja perusahaan tertuang dalam laporan laba rugi. Sedangkan mengenai efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dilihat dalam neraca perusahaan.

Berikut ini adalah data harga jual dalam kaitannya dengan penjualan dan profitabilitas PT. Mega Eltra (Persero) Cabang Medan yang terdapat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data harga jual, Total sales, NIAT dan Profitabilitas (ROI) Perusahaan

Periode Harga Jual (Rp/zak)

Total Sales

Semen (Rp) NIAT ROI (%)

Tahun 2003 18.779,18 11.046.742.545 1.050.694.730 16,296%

Tahun 2004 20.835,47 21.157.758.230 1.215.671.920 12,549%

Tahun 2005 25.317,59 36.344.235.393 2.641.032.037 12,816%

Sumber : Hasil Olahan, 2007

Dari data diatas, kita dapat melihat ketidakstabilan profitabilitas (ROI) yang dicapai perusahaan dalam waktu 3 tahun. Dimana dari tahun 2003 ke tahun 2004 profitabilitas mengalami penurunan (16,296% ke 12,549%), sedangkan pada tahun 2005 kembali meningkat (12,549% ke 12,816%) walaupun jumlahnya sedikit dibandingkan dengan profitabilitas yang pernah dicapai pada tahun 2003. Perubahan yang tidak stabil ini tentunya sangat tidak diharapkan oleh perusahaan karena profitabilitas sangat penting untuk perkembangan perusahaan.


(21)

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan profitabilitas yaitu dengan meningkatkan pernjualan yang merupakan kegiatan utama dari PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan sebagai perusahaan dagang yang akhirnya berdampak dengan peningkatan laba bersih. Tinggi rendahnya penjualan semen banyak dipengaruhi oleh harga jual semen sebagai produk utama dari perusahaan tersebut. Namun bila kita lihat dari data diatas, ketika harga jual meningkat yang berdampak pada penjualan yang juga meningkat serta peningkatan laba tetapi malah sebaliknya tidak terjadi demikian dengan profitabilitas. Ini bisa dilihat di tahun 2004, profitabilitas mengalami penurunan dan di tahun 2005, meskipun penjualan dan laba meningkat banyak tetapi profitabilitas perusahaan hanya mengalami kenaikan sedikit saja.

Oleh karena itu, sorotan penelitian ini difokuskan pada harga jual perusahaan dalam kaitannya dengan profitabilitas perusahaan. Sebagaimana diketahui, profitabilitas sangat penting dalam memprediksi perkembangan perusahaan ke depan dan penetapan harga jual produk merupakan keputusan penting perusahaan dalam menargetkan laba yang diinginkan sehubungan dengan profitabilitas perusahaan. Hubungan antara kedua hal tersebut menarik untuk dikaji lebih jauh agar dapat diperoleh jawaban secara teoritis dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh harga jual produk tehadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, peneliti akan membahasnya dalam skripsi yang diberi judul : “Analisis Pengaruh Harga Jual

Produk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT Mega Eltra (Persero)


(22)

B. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

5. Apakah harga jual produk berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan?

6. Seberapa kuat pengaruh harga jual terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan?

Batasan Operasional Penelitian

Batasan Operasional Penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan dagang - PT Mega Eltra

(Persero) Cabang Medan yang bergerak dalam bidang distributor semen (semen Padang), pupuk (PUSRI), peralatan teknik (cat sigma) dan agro kimia serta di bidang jasa kontruksi.

2. Data yang diteliti berupa laporan laba rugi dan neraca perusahaan tersebut periode 2003 s/d 2005.

3. Faktor yang mempengaruhi perubahan profitabilitas dibatasi pada satu variabel yaitu: harga jual produk.

4. Harga jual produk yang digunakan adalah harga jual semen sesuai


(23)

5. Profitabilitas yang digunakan adalah hasil olahan perhitungan peneliti sesuai periodenya dan laba yang digunakan dalam perhitungan merupakan laba bersih (net income after tax = NIAT).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah harga jual produk berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh harga jual produk terhadap

profitabilitas perusahaan pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.

D. Manfaat penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan peneliti mengenai penetapan harga jual produk dan kaitannya dalam rasio keuangan yang merupakan alat dalam menganalisis laporan keuangan dan ukuran keberhasilan manajemen dalam mengelola usahanya.

2. Bagi PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan, khususnya untuk pihak

manajemen. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan atau masukan kepada bagian-bagian terkait di perusahaan khususnya meningkatkan profitabilitas dalam kaitannya dengan melakukan kebijakan harga jual produk.


(24)

3. Bagi pihak – pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan dan bahan referensi untuk penelitian – penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan Sebagai Gambaran Kondisi Perusahaan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari akuntansi, yang mana sebagai ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tutup buku yang bersangkutan. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan.

Ditinjau dari sudut pandang pihak internal perusahaan (manajer, pemilik perusahaan, karyawan), laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk

mengkomunikasikan performance (kinerja) keuangan perusahaan yang

dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , sedangkan bila laporan keuangan ditinjau dari sudut pandang pemakai (investor, kreditor, pemasok), maka informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.


(25)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 4) menyebutkan bahwa “Tujuan laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Laporan keuangan yang telah disusun dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan dimana laporan keuangan menyajikan informasi yang penting mengenai suatu perusahaan secara periodik seperti dalam bulanan, triwulan atau tahunan.

Menurut Ashari dan Darsono (2005, 12-13) mengungkapkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan menyangkut:

1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu keadaaan pada tanggal tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.

2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba/rugi) dari aktivitas selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan dan sumber kekayaan selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk dan keluar perushaaan selama periode tertentu.

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia mengenai tujuan laporan keuangan yaitu:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai


(26)

perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

3. Jenis Laporan Keuangan

Menurut PSAK no. 1, ada 5 macam laporan keuangan yang diakui, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan kauangan. Dalam penelitian ini, laporan keuangan yang akan dibahas hanyalah neraca dan laporan laba rugi karena jenis laporan keuangan ini yang sesuai dan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan. Laporan Neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan Laba Rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.

Elemen ataupun isi dari kedua jenis laporan keuangan tersebut, yaitu:

a. Neraca

Neraca dapat disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada tahun tutup buku


(27)

dan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.

Istilah lain yang dipakai untuk menunjukkan neraca yaitu Balance Sheet. Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang dua hal, yaitu : (1) Likuiditas dan (2) fleksibelitas financial perusahaan, yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi (prediksi) terhadap keadaaan-keadaaan (financial) di masa yang akan datang.

Adapun unsur-unsur/ pos-pos yang terdapat dalam neraca, yaitu: 1. Asset (Harta, Aktiva)

Asset merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berasal dari

transaksi maupu n peristiwa di masa lalu. Asset juga sekaligus merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain-lain. Posisi

asset ini dalam neraca lazimnya ditempatkan di sebelah kiri aktiva.

Accounting Principle Board (APB) Statement (1970:132) mengartikan

asset sebagai “Kekayaan ekonomi perusahaaan, termasuk di dalamnya

pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.” Sedangkan menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefenisikan asset adalah “Kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.”


(28)

Dari uraian defenisi-defenisi diatas, dapat diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.

Adapun asset atau aktiva ini dapat dibedakan dalam beberapa golongan seperti : aktiva lancar yang mencakup kas, piutang usaha, persediaan barang, beban dibayar dimuka, dan lain-lain ; investasi ; aktiva tetap berwujud mencakup bangunan, tanah, kendaraan, mesin, dan lain-lain ; aktiva tidak berwujud mencakup hak paten, hak cipta, dll serta aktiva lain-lain yang tidak bisa digolongkan dalam katagori aktiva diatas.

2. Liabilities (Kewajiban/Hutang)

Hutang merupakan kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk menyerahkan uang, barang, maupun jasa kepada pihak lain sebagai akibat dari peristiwa maupun transaksi di masa lalu.

APB Statement (1970 : 134) menyatakan bahwa “Kewajiban ekonomis dari suatu peruhasaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban di sini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.” Kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayar di masa yang akan datang didiskontokan (dinilai berdasarkan present value untuk yang jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran, sejumlah nilai nominal. Sedangkan FASB (1990) memberikan defenisi kewajiban sebagai “Kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada


(29)

pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.”

Kewajiban ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam yaitu: (1) kewajiban lancar (jangka pendek) seperti utang dagang, (2) kewajiban jangka panjang seperti wesel bayar, (3) kewajiban lain-lain.

3. Owners’ Equity (Modal Pemilik)

Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)

setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik. Sedangkan dalam perusahaan perseroan, modal dalam bentuk saham harus dibedakan dengan : (1) Retained Earnings (laba ditahan) seperti laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan deviden, (2)

Contributed Capital ( modal setor) seperti agio saham, modal donasi, treasury stock.

Transaksi modal dapat dibagi dua yaitu:

a. Transaksi modal, menyangkut transaksi langsung dari pemilik dengan perusahaan misalnya pembayaran dan pengambilan modal.

b. Transaksi yang berkaitan dengan laba, menyangkut transaksi yang berkaitan dengan laba misalnya transaksi laba/rugi, koreksi tahun lalu, dan sebagainya.


(30)

1. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

2. Bentuk kedua Neraca Skontro atau Account Form

Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di sebelah kanan) dan kewajiban dan modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

3. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan atau Financial Position Form Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan hasil pengurangannya diketahui Modal Kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan membandingkan penghasilan dengan biaya selama jangka waktu tertentu maka akan diketahui besarnya laba atau rugi untuk periode waktu tertentu. Menurut APB Statement (1970) mengartikan Laba/Rugi sebagai “Kelebihan/defisit penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.” Jadi


(31)

laporan laba rugi menggambarkan aktivitas operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan laba rugi melaporkan profitabilitas organisasi bisnis selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan perubahan-perubahan dalam ekuitas pemilik yang berkaitan dnegan kegiatan-kegiatan perusahaan. Tujuan penyusunan laporan laba rugi adalah untuk mengukur kemampuan dan perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan dilakukannya kegiatan perusahaan.

Unsur-unsur/ pos-pos yang terkandung dalam laporan laba rugi yaitu: 1. Operating Revenue atau Sales (Penghasilan)

Ada beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap (1998 : 113) sehubungan dengan hasil/revenue, yaitu:

a. Committee on Terminology mendefenisikan revenue sebagai hasil dari

penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa.

b. APB mendefenisikan revenue sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba.

c. FASB mendefinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entitiy atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan


(32)

lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.

Dapat disimpulkan, karakteristik dari penghasilan / pendapatan adalah (1) pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam mencari laba dan (2) pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan. Contoh: pendapatan penjualan barang dagangan, pendapatan jasa, dan lain- lain.

2. Expense (Biaya)

Adapun beberapa defenisi yang dikutip oleh Harahap (1998:114)

sehubungan dengan expense / biaya, yaitu:

a. Committee on terminology menyatakan biaya adalah semua biaya

yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.

b. APB mendefenisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.

c. FASB mendefenisikan expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.


(33)

Contoh biaya yaitu biaya pokok penjualan, biaya operasi, biaya karyawan, biaya penyusutan peralatan, dan lain-lain.

Suatu perusahaan dikatakan memperoleh laba bila penerimaan perusahaan dalam satu periode tertentu (penghasilan) lebih besar daripada biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu (biaya/beban). Sebaliknya suatu perusahaan dikatakan mengalami kerugian bila biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu lebih besar daripada penerimaan perusahaan dalam satu periode tertentu.

Bentuk-bentuk laporan laba rugi yang biasa disajikan ada dua macam yaitu:

1. Bentuk rekening (account form) dimana biaya-biaya dan kerugian

ditempatkan di sebelah kiri sedangkan pos penghasilan ditempatkan di sebelah kanan.

2. Bentuk laporan (report form) dimana penghasilan dan biaya biasanya

disusun secara vertikal. Bentuk laporan ini dapat dibagi lagi menjadi dua bentuk penyusunan, yaitu:

a. Bentuk single step b. Bentuk multiple step

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, menunjukkan peningkatan maupun penurunan yang terjadi dari aktivitas perusahaan pada periode tertentu. Pada


(34)

dasarnya, laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai suatu perusahaan kepada pihak yang berkaitan. Dari manfaat yang dimiliki tersebut, laporan keuangan juga tidak terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang bersifat final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi (tidak sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi-kondisi ekonomi saat itu). Hal ini disebabkan karena banyaknya estimasi-estimasi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan secara periodik tersebut dan pencatatan aktiva-aktiva sesuai dengan harga perolehannya tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan harga yang terjadi setelah aktiva tersebut dicatat.

b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan

bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk pihak Bank, Investor dan Pajak.

c. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Seperti halnya dalam pencatatan nilai aktiva. Laporan keuangan dibuat dengan konsep

going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus


(35)

perolehannya (cost equisition) dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

d. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun dari waktu ke waktu berikutnya, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unita yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Karena hal tersebut, bila suatu analisa dengan memperbandingkan data tersebut beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru (misleading). Untuk menghitung perkembangan sebenarnya yang dicapai harus diperhatikan perubahan daya beli uang tersebut atau dengan kata lain harus dikliminasi pengaruh kenaikan harga tersebut.

e. Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau

transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan (dikuantifikasikan) dengan satuan uang. Akibatnya laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau


(36)

keadaan keuangan perusahaan yang tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya. Hal ini dapat membuat pihak-pihak yang membaca laporan keuangan tersebut tidak akan mengetahui kondisi-kondisi diatas.

B. Analisa Laporan Keuangan Menghasilkan Informasi yang Lebih Akurat

1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan seperti bahwa secara umum laporan keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan menyebabkan laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dengan adanya masalah diatas, maka sangat dibutuhkan peran analisa laporan keuangan. Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.


(37)

Analisa laporan keuangan itu sendiri berarti proses penilaian yang memiliki tujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan dan hasil-hasil operasi di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Harahap (1998 : 190), memberi arti analisa laporan keuangan sebagai berikut:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Kegiatan analisa laporan keuangan berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam, dengan teknik tertentu sehingga dapat menambah informasi dalam laporan keuangan tersebut.

Hasil analisa laporan keuangan akan memperkuat keyakinan kita pada informasi yang ada karena bisa memberikan informasi berupa:

a. Kesalahan proses akuntansi seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal.

b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, dll.

Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan menurut Harahap (1998 : 197) yaitu:


(38)

Analisa dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger. b. Forcasting

Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

c. Diagnosis

Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.

d. Evaluation

Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain:

1. Dapat menilai prestasi perusahaan.

2. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan.

3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu :

a. Posisi keuangan (Asset, Kewajiban dan Modal) b. Hasil usaha perusahaan (Pendapatan dan Biaya) c. Likuiditas

d. Solvabilitas e. Aktivitas

f. Rentabilitas dan Profitabilitas g. Indikator Pasar Modal


(39)

4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu dan memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. 5. Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana dan besarnya laba.

3. Manfaat Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak. Dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan, maka dapat diketahui kearah mana perkembangan perusahaan tersebut.

Dalam menganalisis laporan keuangan, masing-masing pihak mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam menganalisis laporan keuangan dan menghasilkan manfaat yang berbeda juga. Dengan kata lain, penafsiran atas hasil analisis laporan keuangan suatu perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing-masing pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil analisa laporan keuangan yaitu :

a. Bagi manajer atau pimpinan perusahaan. Dengan menganalisa laporan

keuangan maka akan diketahui posisi keuangan perusahaannya periode yang baru selesai dilalui, sehingga dapat menyusun rencana kerja yang lebih baik pada periode yang akan datang, dapat memberikan masukan pada manajer untuk memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan sistem kebijakan strategi-strategi yang tepat. Hal penting yang biasanya


(40)

dilihat oleh pihak manajemen adalah laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva dalam kondisi aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi. b. Bagi investor. Informasi yang diperoleh dapat membantu pihak investor

untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual saham. Informasi tersebut juga membantu pemegang saham untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

c. Bagi karyawan. Mereka tertarik mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

d. Bagi pemberi pinjaman. Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Bagi pemasok dan kreditur usaha lainnya, membantu mereka untuk

memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mereka berkepentingan terhadap keamanan kredit yang telah diberikan kepada perusahaan. Untuk kredit jangka panjang, analisis laporan keuangan terutama diperlukan untuk jaminan investasinya, prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya.


(41)

f. Bagi pelanggan. Mereka berkepentingan mengetahui informasi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang perdagangan atau tergantung pada perusahaan.

g. Bagi pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah yang dimaksud adalah

aparatur negara dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan dalam menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

h. Bagi masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam

berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik. Analisia laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

4. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Jika analisa laporan keuangan merupakan upaya mencari hubungan antara berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan, maka dalam kegiatan ini perlu diketahui tekinik dan metodenya. Teknik merupakan cara bagaimana dilakukannya analisa. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat


(42)

diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Tujuannya untuk menyerhanakan data yang digunakan agar menjadi lebih mudah dimengerti.

Ada beberapa metode dan teknik yang dapat digunakan dalam menganalisa laporan keuangan seperti berikut ini:

1. Analisa perbandingan laporan keuangan (Metode Komparatif)

Metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan satu pos dengan pos lainnya atau membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, untuk mengetahui perbedaan/ perubahan, besaran, maupun hubungannya dengan ditunjukannya:

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio e. Persentase dari total

Melalui informasi diatas, dapat diketahui perubahan mana yang memerlukan perhatian lebih.

2. Tendensi posisi (Trend analysis)

Suatu metode atau teknik analisa untuk menggambarkan situasi perusahaan pada waktu tertentu dan dari gambaran tersebut dapat


(43)

diketahui apakah tendensi tetap, naik atau bahkan turun dan dapat dibayangkan kecenderungan (trend) situasi perusahaan di masa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai masa kini. Trend analisa ini biasanya dibuat melalui bentuk grafik.

3. Laporan dengan presentase per komponen (Commom size statement) Metode analisa ini merupakan metode analisa yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentase. Contohnya: untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang terjadi bila dihubungan dengan total penjualannya atau penjualan untuk laba rugi. Biasanya laporan dibuat secara vertikal.

4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja

Suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa sumber dan pengunaan kas (Cash Flow Statement Analysis) Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisa rasio keuangan

Suatu metode analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.


(44)

7. Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis)

Analisa ini menggunakan data Penjualan, Biaya Variabel (Harga pokok produksi), dan Laba Kotor. Melalui analisa ini, dapat diketahui hubungan antara laba kotor, harga pokok penjualan, dan penjualan serta sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan/ dianggarkan untuk periode tersebut. Hubungan tersebut biasanya ditetapkan dalam bentuk persentase.

8. Analisa Break Even

Analisa ini sering digunakan dalam perencanaan keuangan dan juga dalam analisa laporan keuangan.

Dalam analisa laporan keuangan, melalui rumus ini dapat diketahui : a. Hubungan atara penjualan, biaya dan laba

b. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel

c. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan margin

untuk menutupi biaya tetap

d. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya

dan batas di mana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

e. Untuk mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan

9. Teknik analisa lain, seperti :

 Bond Rating


(45)

 Take off prediction model

 Take Over Model

 Dupont Analysis

Dari beberapa teknik dan metode diatas, ada dua macam metode analisa sederhana yang biasa digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, yaitu: a. Analisa Horizontal

Metode ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode. Analisa horizontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan-perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Dari analisa ini, disamping diketahui perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode lainnya, juga dapat diketahui asal (sumber) dan penggunaan dana perusahaan. Analisa horizontal dapat digunakan untuk laporan neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemiik dan laporan arus kas.

b. Analisa Vertikal

Metode analisa vertikal ini berbeda dengan analisa horizontal. Perbedaan tersebut terletak pada cara memperbandingkannya. Teknik analisa dilakukan dengan penyerhanaan angka-angka yang terdapat di dalam laporan keuangan, kemudian diadakan perbandingan pos-pos yang terdapat dalam satu laporan keuangan terhadap suatu pos tertentu yang terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri. Pos-pos yang digunakan


(46)

sebagai dasar perbandingan disebut base amount. Dalam analisa vertikal terhadap neraca, biasanya yang menjadi base amount adalah total assets atau total kewajiban dan ekuitas. Sedangkan dalam analisa vertikal terhadap laba rugi, biasanya yang menjadi base amount adalah total pendapatan atau penjualan. melalui analisa ini, dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.

Metode maupun teknik apapun yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan bukanlah suatu masalah, karena hal itu merupakan langkah awal yang dilakukan guna membuat data menjadi lebih dimengerti yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu metode atau cara yang paling umum digunakan dalam menganalisa laporan keuangan juga yang merupakan pilihan dalam penelitian ini adalah analisa rasio keuangan.

Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan (berarti). Misalnya antara pos penjualan dengan biaya penjualan memiliki hubungan signifikan. Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa kinerja perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan karena mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning


(47)

tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan serta sebagai alat prediksi kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain sebagai informasi akuntansi.

Ada beberapa macam jenis/ bagian dari analisa rasio keuangan seperti: Harahap (1998:219) membagi rasio keuangan menjadi 6 jenis yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kwajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

3. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dsb.

4. Rasio Leverage

Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal ataupun asset.

5. Rasio Aktivitas

Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan

Rasio yang menggambarkan presentase kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi persentasenya berarti semakin baik keadaannya.

7. Penilaian Pasar

Rasio ini merupakan rasio yang khusus digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio produktivitas

Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

Sedangkan Bambang Rianto (2001:254) menggolongkan rasio keuangan menjadi dua yaitu:

1. Penggolongan berdasarkan sumber data keuangan untuk analisa


(48)

a. Rasio-rasio neraca

b. Rasio-rasio laporan laba rugi c. Rasio-rasio antar laporan

2. Penggolongan berdasarkan tujuan analisa rasio, antara lain: a. Rasio Likuiditas

b. Rasio Leverage c. Rasio Aktivitas d. Rasio Profitabilitas

C. HARGA JUAL PRODUK

Produk dalam istilah marketing adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

Berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, biasanya pemasar membagi produk konsumen dan produk industri. Produk konsumen ialah barang atau jasa yang dibuat untuk keperluan rumah tangga atau individual sedangkan produk industri ialah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut.

Permasalahannya tidak hanya sampai pada bagaimana menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pasar tetapi juga bagaimana menentukan harga produk tersebut sehingga produk tersebut dinilai layak untuk dimiliki.

1. Pengertian Harga

Harga ialah nilai tukar suatu produk yang dinyatakan dalam satuan moneter atau uang. Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetisi perusahaan dan pangsa pasarnya yang disebabkan karena harga


(49)

menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih, jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas produk tersebut. Konsumen memandang harga sebagai indikator kualitas produk, terutama jika mereka harus mengambil keputusan membeli dengan informasi yang tidak lengkap. Harga yang ditetapkan terlalu tinggi, bisa jadi produk tersebut tidak dibeli yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Sebaliknya harga yang terlalu rendah, perusahaan akan kesulitan untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan. Harga sangat berperan penting dalam proses pembuatan keputusan pembelian seorang konsumen dan juga penting dalam memproyeksi keuntungan yang akan didapat bagi pihak penjual. Oleh karena itu, harga produk tidak boleh begitu saja ditetapkan, namun harus ditetapkan secara hati-hati dan memerlukan suatu strategi tertentu. Memilih strategi penentuan harga dengan tepat amat penting dilakukan perusahaan.

2. Dasar Penetapan Harga

Penetapan harga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor internal maupun faktor eksternal. Masing-masing faktor memiliki beberapa bagian. Yaitu : a. Faktor Internal yang mempengaruhi penetapan harga, meliputi:

1. Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan telah memilih pasar sasarannya dengan menentukan posisi dan strategi bauran pemasarannya dengan cermat sehingga strategi yang ditetapkan akan lebih efektif. Contohnya untuk pangsa pasar yang berpenghasilan tinggi maka juga harus


(50)

menetapkan harga tinggi yang kompetitif. Kotler (1997:341) mengatakan semakin jelas perusahaan menetapkan sasarannya atau tujuannya maka semakin mudah menetapkan harga.

2. Strategi Bauran Pemasaran

Dengan strategi ini, Kotler (1997:342) mengatakan penetapan harga harus dikoordinasikan dengan desain produk, distribusi, penetapan promosi untuk membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Dalam hal ini harga merupakan faktor penting yang mentukan faktor penting yang menentukan pasar produk, persaingan dan desain. Harga yang dimaksud menentukan ciri produk yang dapat ditawarkan dan biaya produksi yang dapat direalisasikan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan seluruh bauran pemasaran pada saat menetapkan harga produk tersebut.

3. Biaya

Kotler (1997:344) menjelaskan bahwa biaya merupakan faktor yang menjadi dasar penetapan harga yang diterapkan pada produk. Dalam hal ini, perusahaan menginginkan agar harga yang ditetapkan dapat mencakup semua biaya untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk serta tingkat laba yang sesuai dengan upaya yang dilakukan dan risiko yang dihadapi. Perusahaan yang berhasil menekan biaya dapat menetapkan harga yang lebih rendah sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan penjualan dan akhirnya bisa mendapatkan laba yang lebih besar.


(51)

1. Pasar dan Permintaan

Sebelum menetapakan harga produk, perusahaan harus memahami hubungan antara harga dan permintaan atas produknya karena konsumen pasti akan menyeimbangkan antara harga produk atau jasa dengan manfaat yang dapat diperoleh.

2. Persepsi Konsumen Terhadap Harga dan Nilai

Sebelum menetapkan harga, perusahaan perlu mempertimbangkan persepsi konsumen terhadap harga dan cara persepsi tersebut mempengaruhi keputusan membeli. Penetapan harga berorientasi pembeli yang efektif meliputi pemahaman tentang besarnya nilai manfaat yang mereka peroleh dari produk dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai tersebut. Jika konsumen menilai harga suatu produk lebih besar daripadanya nilainya, mereka tidak akan membeli. Sebaliknya, jika nilai produk lebih besar daripada harganya, mereka akan membelinya.

3. Tujuan Penetapan Harga

Sebelum penetapan harga dilakukan, haruslah terlebih dahulu ditetapkan tujuannya terlebih dahulu. Adapun tujuan penetapan harga menurut Mahmud Machfoedz (2007:88) meliput i:

a. Tujuan Berorientasi Laba

Tujuan berorientasi laba dapat ditempuh dalam periode jangka pendek atau jangka panjang.


(52)

Perusahaan dapat menetapkan harga produknya untuk mencapai persentase tertentu dari penjualan atau investasinya. Banyak pengusaha eceran dan grosir menggunakan target laba pada penjualan netto sebagai tujuan penetapan harga periode jangka pendek.

2. Meningkatkan Laba

Tujuan untuk meningkatkan laba ini paling banyak diminati oleh perusahan, dimana laba adalah Pendapatan dikurangi oleh beban. Pendapatan merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual. Tujuan memperbesar laba akan lebih menguntungkan perusahaan jika diaplikasikan dalam jangka panjang. Profitabilitas yang meningkat diharapkan menjadi pengembalian finansial atas penjualan/ investasi.

b. Tujuan Berorientasi Penjualan

Adapun langkah-langkah yang ditempuh bila perusahaan memilih tujuan yang berorientasi penjualan yaitu:

1. Meningkatkan Volume Penjualan

Ada beberapa perusahaan yang menfokuskan peningkatan volume penjualan selama periode tertentu, misalnya 1 sampai 4 tahun pertama. Strategi ini bertujuan memaksimalkan penjualan. Tujuan ini memandang ekspansi penjualan sebagai suatu perioritas yang lebih penting bagi posisi persaingan jangka panjang perusahaan daripada laba jangka pendek. Peningkatan volume penjualan dapat melalui strategi pemberian diskon. 2. Mempertahankan Atau Meningkatkan Pangsa Pasar


(53)

Untuk mempertahankan pangsa pasar agar tidak direbut oleh kompetitif lain, tidak jarang perusahaan tersebut rela menerima margin laba yang lebih kecil dan mengurangi biaya sehingga dapat menjual produk dengan harga dibawah harga jual yang seharusnya.

c. Tujuan Berorientasi Citra (Prestise)

Prestise membuat sebuah harga menjadi relatif lebih tinggi untuk mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas dan esklusivitas. Para produsen mengakui peran harga dalam mengkomunikasikan citra suatu perusahaan dan produk-produknya.

Gugup Kismono (2001 : 47) menyebutkan 5 tujuan penetapan harga bagi perusahaan yaitu:

1. Mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan.

Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba tersebut perusahaan mendapatkan dana yang dapat dipergunakan untuk jalannya operasi perusahaan.

2. Merebut pangsa pasar (market share).

Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar pesaing.

3. Mengejar keuntungan.

Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa mendapat keuntungan yang optimal bagi produknya.

4. Mendapatkan Return On Investment (ROI) atau pengembalian modal. Agar perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga dapat ditetapkan tinggi.


(54)

Di tengah persaingan beragam produk yang ditawarkan di pasar, produk yang telah mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan keberadaanya dengan penetapan harga yang tepat.

4. Metode Penetapan Harga

Gugup Kismono (2001:349) mengungkapkan ada beberapa pendekatan yang bisa diterapkan dalam menetapkan tingkat harga pada kondisi normal yaitu: a. Pendekatan Penawaran-Permintaan (Supply-Demand Approach)

Harga produk ditentukan oleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan produk tersebut. Permintaan dan penawaran itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor. Permintaan (demand) adalah kuantitas produk tertentu yang mau dibayar konsumen dengan harga tertentu. Adapun hukum permintaan yaitu bila harga naik maka permintaan akan berkurang yang disebabkan konsumen mengurangi permintaannya dan akan mencari produk substitusi (pengganti). Selain dipengaruhi oleh harga produk tersebut, permintaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti barang substitusi (pengganti) maupun komplementer (pelengkap), pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain. Sedangkan penawaran (supply) adalah kuantititas produk tertentu yang dapat dijual perusahaan dengan harga tertentu. Hukum penawaran berbunyi apabila harga turun maka produsen akan mengurangi penawaran. Selain harga, naik turunnya penawaran juga dipengaruhi oleh biaya produksi, tersedianya faktor produksi, struktur pasar, regulasi pemerintah, dsb.

Oleh karena dua pertimbangan diatas, maka harga sebuah produk ditentukan berdasarkan harga keseimbangan yaitu titik tempat bertemunya antara kemampuan konsumen untuk membayar dengan kemampuan produsen menerima


(55)

harga tertentu. Pada titik inilah, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

b. Pendekatan Biaya (Cost-Oriented Approach)

Melalui pendekatan ini, harga ditetapkan dengan jalan menghitung total biaya dan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu:

1. Markup Pricing

Markup pricing diperoleh dengan cara menjumlah seluruh biaya yang

diperlukan dalam memproduksi produk, kemudian menentukan persentase markup untuk menutup biaya dan memperoleh keuntungan yang diharapkan. Persentase markup dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Persentase Markup =

BEP = Total Fixed Cost Harga Jual – Total Biaya Harga Jual

2. Break-Even Analysis (Analisis pulang pokok)

BEP adalah suatu metode untuk menentukan jumlah barang yang harus dijual dengan harga tertentu untuk menutupi biaya investasi dan memperoleh keuntungan. Analisis pulang pokok dapat dicari melalui selisih antara total biaya (total cost) dan total penerimaan (total revenue). Biaya total adalah jumlah biaya tetap (fixed cost) ditambah biaya variabel (variable cost). Penerimaan total adalah jumlah perkalian antara harga dengan jumlah barang yang dijual. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan rumus:


(56)

Dalam pendekatan ini, perusahaan dapat menilai berbagai tingkat keuntungan dengan mencoba beberapa alternatif harga.

3. Market Approach (Pendekatan Pasar)

Pendekatan Pasar adalah suatu metode penentuan harga dengan menggunakan berbagai variabel yang berpengaruh di pasar yang mempengaruhi harga. Variabel-variabel tersebut meliputi variabel persaingan, politik, sosial budaya, persepsi individual dan timing. Jadi tidak ada aturan tertentu, produsen hanya mengikuti pergerakan pasar dan mempertimbangkan kondisi pasar.

Dilihat dari ketiga metode penetapan harga diatas, masing-masing perusahaan bebas memilih salah satu metode yang akan diterapkan atau bisa juga mengkombinasikan ketiga metode tersebut untuk menghasilkan penentuan harga yang tepat karena memadukan berbagai metode.

D. Profitabilitas Sebagai Ukuran Kemampuan Perusahaan

Menghasilkan Laba

Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisa rasio keuangan. Rasio profitabilitas ini juga disebut rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditujukan dengan besarnya laba yang


(57)

lain menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya dan kemampuan yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba/ profit selama periode tertentu.

Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko.

Masalah profitabilitas lebih penting daripada masalah profit, karena profit yang besar belum merupakan ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui jika profit dibandingkan dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Dengan demikian perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana usaha untuk memperbesar profit tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya, karena profitabilitas yang tinggi merupakan cerminan efisiensi yang tinggi juga.

Sebelum membahas bagaimana usaha untuk mempertinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa yang menentukan tinggi rendahnya profitabilitas atau rentabilitas ekonomi (Return On Investment = ROI ).

Menurut Bambang Rianto (2001:30), tinggi rendahnya ROI ditentukan oleh dua faktor yaitu :


(58)

Merupakan rasio antara laba bersih/ net operating income dengan perjualan/ net sales dimana perbandingan tersebut dinyatakan dalam persentase. laba bersih dihitung dari penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya (Harga pokok perjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum termasuk pajak) dibandingkan dengan penjualan. dengan demikian, dapat diketahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannnya dengan penjualan/

sales.

Laba Setelah Pajak

Profit Margin = Penjualan x 100%

b. Total Assets Turn Over (TATO)

Merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu atau kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. TATO dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets. Dengan demikian dapat diketahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode.

Penjualan


(59)

Kedua faktor diatas bila dijabarkan lebih lanjut, maka dipengaruhi oleh berbagai hal lain. Profit margin dipengaruhi oleh laba yang berhubungan dengan penjualan dan biaya dan dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi profit

margin, semakin baik operasi suatu perusahaan karena menampakkan

keberhasilannya dalam meningkatkan penjualan yang dibarengi dengan peningkatan yang sangat besar dalam pengorbanan biayanya. Sedangkan total

assets turnover dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik

aktiva lencar maupun aktiva tetap. Total assets turnover dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan pengurangan relatif terhadap perputaran aktiva. Hasil akhir dari pencampuran kedua efisiensi profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya rentabilitas. Oleh karena itu, makin tingginya tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya Rentabilitas atau Profitabilitas.

Hubungan antara profit margin dan total assets turnover terdapat pada

gambar 2.1 seperti sebagai berikut:

Kemampuan Menghasilkan Laba = Keuntungan Penjualan x Efisiensi Aktiva ( ROI = Return On Investment)

Laba Bersih Pengembalian = Setelah Pajak Investasi Total Aktiva

Digunakan untuk mengukur keseluruhan keefektifan dalam menghasilkan laba dengan yang tersedia.

Laba Bersih Margin = Setelah Pajak Lb Bersih Penjualan Bersih

Digunakan untuk mengukur laba sehubungan penjualan yang dihasilkan

=

Penjualan Perputaran = Bersih Total Aktiva Total Aktiva

Digunakan untuk mengukur efisiensi dlm menggunakan aktiva utk menghasilkan penjualan


(60)

DIKURANGI DITAMBAH

DuPont mengurai hubungan elemen analisa rasio profitabilitas yang terdapat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Return On Investment (ROI)

Profit Margin Total Assets Turnover

Net Operating Income

Penjualan Penjualan Total Assets

Penjualan Total Biaya

HPP Biaya

Operasi

Depresiasi Bunga

Pajak Penghasilan

(-) Pdapatan lain-lain

Aktiva Tetap Aktiva Lancar

Kas Surat

Berharga

Piutang Dagang

Persediaan Barang

DIKALI DENGAN

DIBAGI DENGAN

DIBAGI DENGAN


(61)

E. Hubungan Dan Pengaruh Harga Jual Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tidak hanya laba saja yang penting untuk diketahui oleh suatu perusahaan tetapi juga profitabilitasnya karena laba yang besar belumlah merupakan ukuran perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien, tetapi haruslah dibandingkan dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut yang disebut dengan perhitungan profitabilitas (rentabilitas). Untuk memperbesar profitabilitas maka kita juga harus mengetahui bagaimana cara-cara untuk memperbesar “profit margin” dan “total asset

tournover” yang merupakan bagian dari profitabilitas, yaitu sebagai berikut: 1. Memperbesar Profit Margin

Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi Sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu Net Sales dan laba usaha yang mana besar kecilnya laba usaha atau

net operating income tergantung kepada pendapatan dari Sales dan besarnya biaya

usaha (operating expenses). Dengan jumlah biaya usaha tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar Sales, atau dengan jumlah Sales tertentu

profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil biaya

usahanya. Perubahan besarnya Sales dapat disebabkan perubahan harga perjualan per unit apabila volume Sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau disebabkan kerena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan untuk menaikkan tingkat Sales dapat berarti memperbesar pendapatan dari Sales dengan jalan :


(1)

Pada tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa:

Harga jual mempunyai angka signifikansi (sig) diatas 0,05 yaitu 0,138 yang menunjukkan variabel harga jual tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa harga jual tidak mempengaruhi besarnya ROI secara individual.

 Persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut: Y = - 0,01652 + 0,000002086 X

o X adalah variabel harga jual, sedangkan Y adalah variabel ROI.

o Konstanta sebesar – 0,01652 yang berarti bahwa jika variabel independen (X) dianggap konstan/ tidak ada perubahan harga jual, maka ROI akan mengalami perubahan sebesar – 0,01652.

o Koefiseksin regresi sebesar 0,000002086 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) sebesar Rp. 100,- akan meningkatkan variabel Y- profitabilitas (ROI) sebesar -0,01652 + {0,000002086 (100)} . Sebaliknya, jika harga jual menurun, profitabilitas (ROI) turun. Tanda (+) didepan 0,0000002086 menyatakan arah hubungan searah, dimana kenaikan atau penurunan variabel independen (X) akan mengakibatkan kenaikan/ penurunan variabel dependen (Y).  Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh harga jual semen terhadap

profitabilitas PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.

Ha : bi ≠ 0, artinya ada pengaruh signifikan harga jual semen terhadap profitabilitas PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan


(2)

Untuk menguji hipotesis digunakan syarat: Jika Statistik t-hitung < t-tabel maka Ho diterima

Jika Statistik t-hitung > t-tabel maka Ha diterima atau Ho ditolak

Dari tabel diatas, diketahui t-hitung untuk harga jual adalah 1,614 sedangkan t-tabel adalah 1,782 (n=12 dan = 0,05).

Maka keputusan yang diambil :

Keterangan diatas menjelaskan t-hitung (1,614) < t-tabel (1,782) sehingga keputusan yang diambil adalah Ho diterima, berarti harga jual semen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROI) pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian di Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil penelitian ini adalah menerima Ho (hipotesis nol) yang berarti

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga jual dengan profitabilitas perusahaan (ROI) pada PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan.

2. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,207, yang berarti hanya 20,7 % variasi dari perubahan ROI dapat dijelaskan oleh variabel-variabel perubahan harga jual. Sedangkan sisanya 79,3% (100% - 20,7%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan pengukuran pengaruh harga jual terhadap profitabilitas misalnya harga pokok penjualan, aktiva perusahaan.

B. Saran

1. Untuk PT Mega Eltra (Persero) Cabang Medan, disarankan:

 Harga jual merupakan keputusan penting perusahan dalam strategi peningkatan penjualannya. Dianjurkan kepada perusahaan tersebut, selain melihat harga pasar perlu juga diperhatikan bagaimana biaya operasi dan investasi tertutupi sehingga menghasilkan laba yang relatif naik dan stabil. Dilihat dari produk semen yang mendominasi tingkat penjualan, akan


(4)

lebih baik bila perusahaan untuk lebih fokus mencari cara meningkatkan volume penjualan produk semen daripada produk lainnya.

 Untuk perusahaan melakukan penganalisaan lebih lanjut terhadap laporan keuangan tidak sebatas menyiapkan laporan keuangan saja. Melalui proses penganalisaan tersebut, maka akan diketahui bagaimana kondisi perusahaan saat ini dan memprediksi perkembangan di masa depan terutama pada rasio profitabilitas. Dengan mengetahui hal tersebut, perusahaan akan fokus untuk memperkuat area yang lemah dan mempertahankan bahkan meningkatkan area yang kuat seperti peningkatan profitabilitas.

2. Untuk penelitian selanjutnya

 Berhubungan dengan keterbatasan data, peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil jangka waktu yang lebih lama dengan data yang lebih banyak (minimal 30 data) sehingga hasil penelitian yang didapat lebih akurat.

 Pada penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar menggunakan variabel lain selain harga jual untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan seperti harga pokok penjualan, aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan baik aktiva lancar maupun aktiva tetap dan biaya operasional.

 Keputusan penetapan harga jual merupakan salah satu aspek penting anggapan setiap pedagang dalam mencapai laba yang ditargetkan. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai harga jual dalam


(5)

kaitannya ke variabel lain sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih memuaskan dalam pengambilan keputusan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ashari dan Darsono. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Buku 2, Edisi Pertama, Terjemahan : Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli Salemba Empat, Jakarta.

Machfaedz, Mahmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern, Edisi Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Ketujuh, CV. Alfabeta, Bandung. Trihendradi, Cornelius. 2005. Step By Step SPSS 13 : Analisis Data Statistik, Edisi

Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Van Home, Wachowicz, Jr. 1998. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Terjemahan: Heru Sutojo, Salemba Empat, Jakarta.

APB, Statement No.4. 1970. Basics Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Bussiness Enterprice.

FASB Original. 1990. Pronouncement Accounting Standards, as of June 1, 1990, Volume I, Irwin, Homewood, Illinois.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntasi. 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.